Chibiy

Karena kebetulan lagi berada di Senayan City, mau cari tempat buat ngopi, ketemulah ini. Lokasinya agak mojok di Lower Ground Level. Tempatnya cukup spacious dan cozy.

Hot Americano-nya memiliki taste pahit, tidak ada asamnya sama sekali. Sedangkan untuk Hot Coffee Latte-nya, saya ada minta tambahkan extra shot, tapi masih lebih dominan rasa susunya untuk selera saya. Just so-so. 

Friday night again in Kafe Pisa. Kali ini karena mau ketemuan sama si Jeng Andara Nila yang doyan makan juga dan beberapa teman saya yana lain, hohoho....

Seperti biasa, kalau sudah Jumat malam, kafe ini selalu ramai pengunjung. Apalagi hari ini kebetulan ada booking-an dari salah satu bank sampai jam 21.30 di live music area. Jadi kami terpaksa menunggu di outdoor area terlebih dahulu sampai pukul 21.45. Sedihnya, banyak banget nyamuk nakalnya di outdoor area ini...

Karena terakhir makan di sini menu pasta mereka yang enak, jadi pilihan jatuh pada jenis pasta lain dari yang saya pernah makan sebelumnya.

Fusilli Crema Formagio Pollo. Pasta fusilli yang sausnya konon campuran dari empat jenis keju yang disatukan dengan cream sauce. Ada topping brokoli yang malu-malu (brokolinya nggak rimbun gitu loh maksudnya) dan grill chicken. Untuk pastanya jelas al dente. Grill chicken-nya empuk dan rasanya pun enak. Sausnya creamy banget, apalagi ada campuran kejunya itu, jadi banyak-banyak bisa bikin eneg sih...

Ravioli Di Carne Al Funghi. Jenis pasta yang tidak terlalu  gampang ditemukan pastinya. Pasta yang bentuknya kaya UFO ini, diisi dengan bayam di dalamnya. Jadi rasanya ada bitter2 gimanaaa gitu... tapi enak, karena teksturnya al dente sempurna. Sausnya mirip dengan si Fusilli tadi, tapi hanya satu jenis keju di dalamnya (blue cheese cream sauce). Rasanya tidak se-creamy si fusilli, lebih gurih, jadi lebih nggak terlalu bikin eneg.

Karena si Jeng Andara uda pergi duluan, saya dan teman saya yang lain sudah bisa masuk ke live music area yang ada di dalam ruangan. Saya ada pesan tambahan Chilli Fries yang porsinya bisa untuk di share sampai 4 orang. Ini salah satu menu yang direkomendasi selain Nachos-nya yang lagi habis saat itu. Overall rasanya enak dan sausnya tidak pelit. Daging dan melted cheese-nya banyak dengan taburan onion di atasnya.

Saya pribadi, belon pernah nemuin kuotie yang lebih enak dari kuotie di Shantung Kitchen ini. Restoran ini sudah established lebih dari 25 tahun yang lalu sih pastinya. Karena sebagai warga Kelapa Gading sejak tahun 1980an, saya sudah makan ini (tentunya dulu diperkenalkan oleh orang tua saya). Citra rasanya saya rasakan tidak berubah sejak dahulu. Tetap enak banget!

Disini disediakan dua jenis kuotie, bisa dipanggang dan direbus. Saya lebih suka yang panggangnya. Harga 1 porsinya 60k (isi 10). Worthed karena ukurannya cukup besar dan isiannya pun banyak. Dan yang penting, SUPER ENAK!! Lebih mantap lagi kalau makannya memang di tempat, jadi masih panas. Ketika digigit, masih ada keluar cairan minyaknya atau kaldu dari daging babinya itu. Kulitnya juga enak, ada rasanya. Dari dulu saya selalu mempertanyakan pada diri sendiri, lebih suka isi atau kulitnya. I can't decide until now, hahaha...

Sebagai hidangan pelengkap lainnya, di sini ada menu sekba kecap atau yang lebih dikenal dengan U Siang Ju. Favorit saya adalah kuping babinya, usus besar, dan lidah. Sambelnya pun khas dengan bawang putih dan minyak wijennya yang bisa diracik sesuai selera.

Oh ya, rumah makan ini tidak membuka cabang di manapun ya. The one and only di Jl. Summagung, Kelapa Gading (beberapa rumah setelah Hang Tuah Kopitiam). Mungkin banyak restoran lain dengan nama yang mirip-mirip dengan mengambil nama "Shantung" dan makanan yang serupa, tapi tidak lain hanya dikarenakan memang ini merupakan makanan khas daerah Shantung. Hanya buka sore hari sampai malam. Buat yang lagi main ke daerah Kelapa Gading, harus banget coba ini!

Kalo lagi kepengen makanan dengan menu banyak pilihan dan makanan sehari-hari serasa makanan rumahan, Nasi Uduk Bu Jum bisa jadi pilihan. Yang jelas, di sini selalu ramai. Jadi soal rasa, tidak perlu diragukan lagi.

Rasa dari nasi uduknya enak. Apalagi kalau dimakannya pakai bumbu kacangnya. Yang jelas, bumbu kacang untuk nasi uduk di sini enak banget dan boleh ambil sepuasnya! Berasa banget medoknya. Begitu pula dengan sambel merahnya yang juga boleh ambil sepuasnya karena disediakan di atas meja makannya. Kerupuk putih yang kecil-kecil pun boleh ambil sepuasnya.

Ayam kalasannya juga enak! Ayam kampung tapi sama sekali tidak alot. Empuk dan rasanya juga enak. Digoreng dengan pas, jadi tidak kering.

Sayur asemnya medok, rasanya jadi segar. 

Bakwan jagungnya enak. Ukurannya cukup besar. Pernah coba gorengannya yang lain (tempe) tapi kurang enak.

Orek teri tempenya enak. Tumis bunga pepaya juga enak. Cumi cabenya pun enak, teksturnya kenyal tapi empuk. Ga ada yang ga enak di menu yang saya pilih ini.

Untuk tempatnya, mereka baru renovasi. Area outdoornya jadi lebih sedikit, area indoornya jauh lebih lega. Jadi kapasitas tempat duduknya sudah lebih banyak daripada dulu. Tapi walaupun indoor, suka masih banyak nyamuk-nyamuk nakal.

Another bakmi yang ada di perkumpulan jalan bakmi di Kopyor, Kelapa Gading. Karena babi, ya harus coba lah... 

Ternyata harganya lumayan mahal ya... Untuk bakmi jumbo alias porsi besar dan yang komplit, harganya sudah menyentuh kepala 60k (lupa persisnya berapa). Untuk yang porsi kecil paling komplit, harganya di 45k. 

Topping babinya memang banyak jenis dan cukup melimpah. Rasanya pun enak. Well seasoned. Makan yang porsi kecil saja juga sudah kenyang. Hanya sayang sekali, bakminya terasa hambar. Jadi kaya harus ditambahin kecap asin atau lada lagi biar ada rasanya. Tapi kalau untuk rasa dari toppingnya sih oke banget!

Selalu suka dengan segala sesuatu yang antik-antik atau yang kuno alias jadul. Dari segi interiornya, Bakkoel Koffie yang terlatak di daerah Cikini ini memang sudah dapet banget jadulnya. Baik dari finishing lantai, pemilihan interior, sampai elemen penghias dindingnya. Sayang, untuk smoking area di lantai dasarnya non-ac dan agak panas. Untuk tempat cukup spacious.

Karena cuaca sedang panas, jadi kepengennya minum yang dingin-dingin. Pesan Iced Koffie Mocha-nya. Rasanya lebih mirip latte yang diberi sirup coklat. Jadi rasa mocha-nya seperti kurang nge-blend. Untung tingkat kemanisannya pas, manisnya hanya dari sirup coklatnya saja. Untuk yang suka lebih manis, disediakan gula cair terpisah.

Satu minuman lagi pesan Thai Ice. Awalnya saya kira Thai Ice Tea, tapi pelayannya bilang itu intinya sih kopi susu. Okelah, saya anggap kopi susu khas dari Thailand saja. Rasanya cukup enak, tidak terlalu manis. Susu yang dipakai rasanya sejenis evaporated milk, jadi gurih. Tapi seperti terlalu banyak es batu dan isinya gak full gelasnya. Kurang enak dipandang aja jadinya hahaha...

Di sini ada berbagai jenis jajanan pasar tradisional. Kami coba getuk. Enak. Ukurannya cukup besar, teksturnya legit, kelapanya juga banyak. Tingkat kemanisan juga pas, nggak bikin eneg.

Roti bakar saya pilih isi selai srikaya. Ini enak. Rotinya tebal tapi empuk. Rongga-nya juga pas. Selai srikayanya juga enak, walaupun warnanya pucat, tidak terlalu manis, . Jadi dijamin tidak ada tambahan pewarna makanan di dalamnya.

Terakhir saya pesan tahu goreng. Bisa pilih tahu biasa saja atau tahu isi. Saya pilih yang tahu isi. Ternyata 1 porsi isinya banyak, ada 10 pcs. Gak ada yang istimewa dari tahu isi ini. Bumbunya hambar. Isiannya pun rasanya biasa saja dan tidak terlalu banyak. 

Agak penasaran untuk cobain main course mereka sih. Mungkin next time coba lantai atasnya saja, siapa tau lebih adem karena ada AC...

Lokasinya di Jl. Samanhudi yang memang ramai dengan warung tenda makanannya. Menjelang malam, sisi jalan ini memang ramai dan agak susah cari parkir. Salah satu penghuni warung tenda di jalan ini yang sudah ada cukup lama adalah Nasi Uduk Kota Intan. Lauknya dijejerkan di depan mata, jadi bisa pilih mau yang mana, nanti tinggal digoreng.

Nasi uduknya juara banget. Gurih dan berasa banget! Kayanya ini nasi uduk paling wangi, harum, gurih, dan tentunya enak yang pernah saya rasakan deh... Cocok untuk lidah saya. Tidak lupa sambel kacang khas nasi uduk dan taburan bawang goreng yang bikin tambah nikmat.

Untuk sambel terasinya sebenarnya rasanya enak dan benar-benar mentah khas sambel terasi. Namun sayangnya kurang pedas buat saya. Lalapannya juga segar dan bersih sayurannya. Sayang nggak difoto untuk sayur lalapannya...

Ukuran tahu gorengnya besar. Digoreng pas nggak terlalu kering jadi secara tekstur masih enak dan empuk. Petenya juga besar-besar dan bersih.

Ayam goreng kalasannya enak! Ayam kampung tapi tidak keras. Rasanya juga enak. Digorengnya tidak terlalu kering jadi teksturnya pun enak, tidak alot.

Jeroannya saya ambil iso, babat, paru, dan ampla. Overall secara kualitas jeroannya sangat bagus, tidak alot, digoreng dengan sempurna, jadi kekenyalannya pas. Namun untuk rasanya masih kurang gurih untuk lidah saya yang memang sudah terbiasa dengan rasa yang tajam.

Sampai cah kangkungnya pun dimasak dengan tingkat kematangan sempurna menurut saya. Kangkungnya benar-benar fresh dan garing walaupun untuk rasanya standard ya.

Untuk tempat, ya standard dan wajar khas warung tenda lah ya. Kapasitas tempat duduk cukup banyak dan meja cukup besar, jadi nggak sumpek. Pelayanannya oke banget. Om dan tante yang jaganya ramah, senyum terus. Serving waiting time-nya pun tidak lama. 

So, ini jadi salah satu tempat makan nasi uduk favorit saya. Apalagi kalo lagi craving for jeroan, lalapan, dan sambel terasi. Pasti jadi tujuan utama!!

Beer Garden emang nggak pernah sepi, apalagi kalau sudah Friday night & weekend. Cari parkir pun agak susah dan mahal banget parkir di sini, digetok sama tukang parkirnya. Saya kena 15k kemarin ini, paling cuman 1 jam di sana. Walaupun ramai, tapi pelayannya cepat tanggap dan mencarikan tempat untuk kami. 

Sebagai penikmat live music di kafe atau bar sejenis, tentu saja saya menantikan live music-nya juga di sini. Kebetulan pas saya datang, lagi break. Jadi saya pesan bir dulu (Stark & El Diablo) dan potato wedges-nya mereka.

Potato wedges-nya enak! Agak susah ya ambil fotonya, gelap banget soalnya... porsinya juga cukup banyak untuk sharing 2-4 orang.

Sayang sekali, begitu live musicnya dimulai kembali, kurang cocok dengan selera saya. Lalu lama kelamaan juga mulai digigitin nyamuk. Padahal sebenarnya pengen cobain beberapa minuman mereka. Tapi akhirnya cabs aja deh...