Micwengeneral B

Menurut pendapat saya, mi kuahnya Hunan Fish Noodle di foodcourt Plaza Senayan ini cenderung biasa, biasa gara - gara saya dapati sepotong ikan di kuahnya sedikit bau tanah. Tahu dan suikiaunya juga biasa saja. Padahal minya banyak.
Namun, mi kuahnya itu membuat saya teringat sesuatu. Ya, bihunnya Cafe De Coral.

Yes, iganya Warung Leko di Pantai Indah Kapuk/PIK saya ingin katakan empuk. Daging sampai urat yang menempel di tulangnya itu bisa dilepas. Tidak terlalu kering pula.
Nasi goreng banyak, cukup gurih, ada sedikit terasi, namun warna cokelat nasinya bukan cokelat terang seperti nasi goreng IBC dan Warung Nasi Tim Baru yang penuh reli. Minyaknya agak kotor.
Walau begitu, harga menjadi highlight Leko yang lainnya. Memesan semua itu plus gurame ditambah sayur asem dan tahu hanya 300 ribu. Tidak ada servis charge juga. Namun, mesin ATM-nya belum portabel.
Tempatnya sendiri mirip, namun tidak sama, Tekko. Ada lampu gantung dan dinding berwarna mirip kayu. Sayang tidak ramah kursi roda. Wastafelnya juga kayak ada bau tidak sedap. Namun meja makannya tampak terlihat kokoh. Ya mirip - mirip Tekko-lah interiornya!
Jadi begitu saja yang saya alami di Leko sana. Aslinya, tadinya saya mau Tekko. Namun ternyata Tekko di Pantai Indah Kapuk sana sudah diskontinyu, sehingga akhirnya saya bisa menulis cerita begini.
Saya jadi ingat, pernah ada yang berkomentar mengenai kuliner di wilayah sana. Katanya di sana restoran - restoran agak cepat bergonta - ganti. Hype tidak begitu lama. Atau, dengan kata lain, roda terus berputar di sana.
Hal itu terjadi di Tekko salah satunya. Entah mengapa.
Ya, seiring bergilirnya waktu, alur cerita review saya pun berganti format seperti menjadi sekarang. Namun berharap jangan terjadi dengan Lekko sana. Walau mungkin terdapat beberapa kekurangan dari dirinya.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk
(NB : Mulai review ini saya mengabaikan pengkategorian review dan penomoran review.)

Saya mengenyam May Star untuk Central Park lagi karena promo dimsumnya yang 18 ribu dari siang sampai jam 5an weekday. Dan memang dimsumnya masih enak - enak, terutama bolu pandannya.

Terus dia ada mini burger juga menggemaskan, walau lebih enak banh mi di Pho Street. Lalu nasi gorengnya boleh pula, tidak berasa teri dan ebi. Terus banyak pula. Walau sedikit kering nasinya. Ok sih.

Namun, sapo tahu taukannya benar - benar jelek banget. Asam, kusam, dan kasar! Baru kali ini saya melihat May Star gagal mengolah hidangan sederhana seperti tahu begituan. Kalah jauh dari Taste Paradise dan bahkan Din Tai Fung, betapa buruknya sapo tahunya itu!

Tahunya terus terang tidak berasa banget seharga 92 ribu. Jauh dibawah itu kualitasnya yang saya rasakan. Udahan servisnya juga sekarang naik jadi 8.5 persen.

Pusing. Tahu begitu pesan sup chacoynya saja. Untung tempatnya luas walau sudah berkesan agak kumuh juga. Terus di dalam May Star kayaknya ada toilet sendiri, walau tidak ada tisu basah sepertinya.

Terkejut banget saya mengetahui May Star kini gagal total mengelola sapo tahu sesimpel begituan. Apalagi haisomnya bagaimana tuh sekarang?

Wah nggak tahu deh. Ngedimsum saja saya.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Ternyata memesan hidangan dari Ninety-Nine di Crystal Jade cabang Ranch Market Puri/Pesanggrahan ini cukup menyenangkan, dan edible! Pastanya sendiri juga ok lah! Cukup banyak pula.

Sayang cream soupnya (soup of the day) untuk isinya agak terlalu sederhana selain dari irisan ayamnya dan crouton. Terus billnya nggak bisa digabung Crystal Jade, padahal seingat saya mereka seinduk usaha. Memesan kedua hidangan tersebut menghabiskan kocek sekitar 130 ribuan dengan servis 7.5 persen (seingat saya).

Yang pasti tempatnya Ninety-Nine sana bau rokok, that’s why introductionnya seperti diatas hehehe. Next time pengen coba kreasinya yang lain.

VINTAGE 1900? ● Mendapat iga bakar di VIN+ Central Park yang berada di Tribeca, iga bakarnya decent dan cukup pedas. Namun bagi saya agak too pricey ya dengan harga 165 ribu, karena di Central Park. Kalau di Roemah Rempah iganya cuma 120 ribuan (agak lupa) dan sedikit lebih banyak, namun belum include nasi.
Sementara itu, calamarinya garing dan banyak. Nasi gorengnya VIN+ sendiri cukup meriah, terutama pelengkapnya. Namun tekstur nasinya agak kelembekan. Sedikit kurang gereget juga. Harganya 80 ribu, which is juga lebih mahal dari nasi gorengnya Roemah Rempah. Servis chargenya 7 persen, ATM sayangnya belum wireless.
Tempatnya sendiri dihiasi galeri winenya. Nggak tahu apakah ada Macallan 25 YO, ya hehehe. Penerangannya agak gelap. Kelihatannya VIN+ ini lebih mengarah bar sih. Oh ya, reservasi online bisa dilakukan di sana, simpel.
Overall saya melacak wine dan whisky yang bervintage cukup lama di VIN+. Namun belum selama yang saya kira, mungkin masih perlu disimpan di wine cellar beberapa waktu lagi hehehe.
Bit too expensive juga.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Barusan saya lunch di Dapur Sunda di Mall Of Indonesia. Berhadapan Kidz Station, dia another paceklik yang saya akhiri selain Tony Romas dan Pizza Marzano.

Jadi?

Ya, soto bandungnya kembali ke pangkuan saya. Masih enak, namun kini sotonya tidak ada lobak, ya. Kini harganya 55 ribu.

Udang gorengnya sendiri garing. Mirip calamarinya VIN+. Udangnya 80 ribu. Tax & servis sendiri 15.5%.

Oh ya, Dapur Sunda sana baru renovasi, dulunya lebih besar sekarang lebih kecil. Namun ya lebih fresh sih interiornya sekarang, dulu kayak agak kusam.

Yang paling penting, saya bosan paceklik hehehe.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Waktu makan di Soto Afung Pasar MOI sebetulnya saya juga membeli siomay di sana, namanya Juragan Siomay. Saus kacangnya tidak terlalu legit dan siomaynya sendiri walau acceptable, juga kurang menggigit.
Sang juragan sih menurut saya masih MM Juice sama yang di Bandung si Batagor Kingsley. Walaupun demikian, all in all, Pasar MOI kelihatannya banyak dan cenderung sangat banyak gerai makanan, termasuk siomay ini.

NOODLE UTOPIA...? ● Kelihatannya nggak komen apa - apa deh ini si Bakmitopia di Kemanggisan.
Namun saya membeli nasi gorengnya dan minum, total 40 ribuan, di sana tidak ada servis charge. Nasi gorengnya banyak dan cukup wangi, plus gurih.
Cukup menghibur. Sayang tempatnya agak bau kurang sedap dan kurang AC. Padahal Bakmitopia sendiri kelihatan masih baru.
Interiornya semi colourful, namun tidak ramah kursi roda minusnya. Lebih cocok untuk anak muda, sih.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

SEPERTI ADA PERGANTIAN DINASTI. >> Dulu saya makan di Paradise Dynasty cabang Central Park biasa banget, terutama lamian sapi irisnya itu. Namun sekarang tampaknya sudah beda cerita.

Beberapa waktu lalu saya revisit ke sana yang sudah direnovasi, pesan lamian wonton dan bakpaonya. Wah enak sekarang, terutama wontonnya yang cukup kaya rasa. Bakpaonya pun garing.

Cuma lamiannya sekarang agak mahal ya, hanya pesan lamian terus sekitar 3 macam dimsum termasuk bakpaonya itu, 250 ribuan. Servis chargenya 7.5 persen, lagi. Plus belum bisa Union Pay.

Ya setidaknya lamiannya itu cukup menjadi bukti bahwa sudah ada pergantian dinasti di Paradise Dynasty. Demikian pula interiornya yang kini cemerlang banget, dan bisa dilewati kursi roda.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk