Micwengeneral B

Saya memesan lagi XXL chicken barbeque dan barbeque happy rice box dari Shihlin cabang Central Park, semuanya 87 ribu nett.

XXL chickennya dan chicken di rice box-nya garing dan gurih barbeque lagi, mirip cabang Taman Anggrek. Namun, khusus rice box-nya, topping tofunya tidak sebagus cabang Taman Anggrek.

Memang agaknya kompleks sekali melihat Art Cafe By Naturalich di Muara Karang. Dari titik A sampai Z tergambar seluruhnya lukisan - lukisan kompleks. Warna - warni, mungkinkah ada aliran kontemporer?

Bahkan, saya juga agaknya sulit mengungkapkan hidangannya, penuh perasaan tersembunyi seperti melihat tempatnya itu. Kebanyakan hidangannya itu yang saya coba mungkin disesuaikan dengan harganya yang terjangkau. Paling kentara, nasi gorengnya manis namun tidak terlalu gurih, ayam salted egg-nya juga dibuat mild rasanya.

Dan, selain itu, banyak juga pilihan snack di Naturalich ini. Salah satunya, nachos mereka yang toppingnya mirip chili beef, dan buffalo wings mereka yang pedas.

Mungkin, hidangannya yang murah bisa membuka jalan bagi pengunjung - pengunjung yang ingin menikmati lukisan - lukisan natural di Naturalich ini. Walaupun secara kontur tempatnya mungkin Naturalich tidak begitu ramah kursi roda dan troli. Dan tanpa AC.

*Red Notice : karena saya sama sekali bukanlah tipe reviewer yang suka mengulas menu mi instan, dan dikarenakan Art Cafe By Naturalich menjual menu - menu mi instan, maka saya akan mulai mencoba melabelinya dengan notifikasi seperti ini, untuk memastikan penandaan gerai - gerai seperti mereka.

Terkadang kalau sedang menunggu dapat meja di Pondok Pangandaran, Kelapa Gading, kita iseng membeli camilan di sebelahnya, Pismanis.

Namun kemarin pisang gorengnya lagi nihil, kosong. Jadi kita beli tape dan tahu isinya.

Saya sendiri ambil tahunya, dan garing ya. Tahunya dan isinya juga tidak asam sama sekali. Gurih.

Tahunya tampak manis hehehe, seperti nama gerainya.

Bakmi Ayam Alok ada juga di Mall Taman Anggrek.

Memang Alok adalah salah satu bakmi yang paling berpengaruh di Jakarta. Namun, cabangnya yang di Taman Anggrek tidak terlalu impresif, bakminya agak lebih asin daripada cabang lain.

Namun, bakminya sendiri beruntung masih solid, potongan ayamnya juga banyak, dan tidak seperti di cabang Muwardi, Grogol, yang dimana bakminya meleleh.

Pangsitnya kurang baik.

Kami berempat pernah menjajal Sop Tulang Nusantara di Cengkareng, pinggir tol lingkar luar ya. Tempatnya berupa ruko, simpel.

Kita membeli tulang bakar dan kuah tulangnya. Besar, ya besar, dengan harga 70 ribuan seporsi.

Tulang bakarnya juga lumayan meresap, bumbunya manis sedikit asam. Kuahnya juga lebih tidak berempah, lebih berasa ringan.

Namun, dengan harga 70 ribuan, daging tulangnya tipis - tipis walaupun ukuran tulangnya besar. Saya kurang suka dagingnya tipis - tipis begini. Sebentar - sebentar tulangnya tergigit.

Sop Tulang Nusantara ini memang modelnya berbeda dengan konro bakar masif yang pernah saya jajal di Taman Anggrek, dimana tulangnya besar - besar, dagingnya juga tebal - tebal.

Bisa jadi berbeda selera.

Saya ke I-ta Suki lagi di Lippo Mall Puri sekitar beberapa hari lalu, saya berenam. Kebetulan waktu itu I-ta Suki sana sedang tidak penuh, namun sayang kali ini kita dilayani dengan cukup lambat, kuah ayam untuk steamboatnya sempat kehabisan.

Namun, steamboatnya memang enak seperti sebelumnya. Ayam singkawang di sana juga lebih gurih. Walaupun bill kami akhirnya waktu kemarin ini jadi agak membengkak, 820 ribuan.

I-ta Suki sana sederetan dengan Pappajack dan Ta Wan, by the way.

Steamboat I-ta Suki memang warming.