Micwengeneral B

Bawa pulang egg tart kepunyaan Tous Les Jours lagi, khusus cabang Mall Taman Anggrek. Saya suka, namun tartnya kali ini kayak lagi nggak sewangi dan senyaring biasanya.

Karena sudah dingin, kali. Next time coba beli lagi deh hehehe.

Sabtu kemarin pada awalnya, saya bersama teman saya mau mencoba suatu bakmi di Tanjung Duren (seingat saya Bakmi Asui). Namun, begitu sampai sana sekitar jam 11 ternyata bakmi tersebut sudah sold out.

Lalu, teman saya menyarankan untuk mencoba Onni House yang terletak tidak jauh dari bakmi itu. Akhirnya kami berubah haluan, deh.

Ternyata, Onni House ini feminim sekali, terutama saat baru masuk. Interiornya penuh sekali dengan berbagai perabot dan aksesoris. Bahkan, aneka vas juga dipajang. Pantas saja apabila di sini banyak bridal shower, ya.

Saya sendiri memesan bulgogi rice-nya. Teman saya mencoba spageti yang ditambah dory begitu, dan semacam nasi empal begitu (nasi empalnya saya lupa namanya).

Bulgogi rice kepunyaan saya kalau boleh jujur, sedikit sekali untuk seharga 58 ribu dan itupun belum termasuk tax & servis 15.5 persen. Namun, tampilannya memang cantik juga, sih.

Bulgogi-nya bisa dipetik poinnya, manis enough, dan cukup enak. Atasnya diberi egg benedict, lumayan meleleh juga. Nasi di bulgogi-nya itu ok, sekilas agak mirip nasi goreng.

Nasi kepunyaan teman saya sendiri yang saya bilang tadi semacam nasi empal itu, untuk daging empalnya empuk juga. Singkat cerita, hidangannya ok dan terlihat feminim juga.

Jadi, bridal shower tepat dibicarakan di sana.

IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Di Pluit Village hari ini, saya mampir ke Chatime yang tampaknya baru buka. Beli hazelnut chocolate milk teanya dan ditambah egg pudding, harganya 31 ribu include tax. Sudah manis padahal hanya half sugar, dan dingin padahal no ice wkwkwk.

Egg puddingnya besar - besar pas disedot. Cokelatnya interuptif. Tapi saya memang suka yang ini, sih hehehe.

Saya tidak tahu bahwa orang tua saya membeli Auntie Anne's di Senayan City. Mumpung masih tersisa 2 stik, jadi saya coba satu deh. Itu semacam creamcheese stik ya, nggak tahu namanya, mirip cabangnya Central Park.

Cheese stiknya itu enak sih. Cream cheesenya tidak terlalu tajam. Pretzelnya juga masih empuk. Luar pretzelnya seperti taburan crumble gula begitu.

Kita bertiga makan kembali di Abura Soba Yamatoten untuk cabang Senayan City. Sobanya memang menggoda.

Sebetulnya, sobanya memang perlu ditambahkan cuka dan chili oil yang tersedia di meja berikut sumpit dan sendok, untuk menguatkan karakter sobanya itu. Namun, untuk beberapa jenis soba tidak perlu ditambahkan kedua bahan itu, misalnya shio sudachi.

Kali ini, saya memesan karami ontama-nya. Ketika diaduk, telur tambahan dalam karami ontama saya menyatu dalam soba, dan mengental, jadilah soba saya menakjubkan untuk diseruput, seperti biasa.

Gyozanya juga gemilang. Berasa legit, kulitnya juga tidak keras sama sekali. Cocok sekali melengkapi sobanya itu. Soba dan gyozanya juga keluar dengan cepat.

Harga soba karami ontama pesanan saya kini 73 ribu, belum termasuk servis charge 7 persen dan tax. Sayang, di sana terdapat rounding bill, itu hal yang buruk.

Tempat di Abura Soba Yamatoten sana juga kecil. Agak sempit, juga. Padahal tempatnya bisa dilewati troli. Karena tempatnya kecil, Abura Soba ini juga cepat sekali penuh dengan pengunjung.

Karena cepat penuh, menurut saya Abura Soba ini perlu melirik keberadaan reservasi online, entah apakah Chope maupun Eatigo. Betul, Abura Soba ini belum mendukung keduanya. Abura Soba sendiri berada persis di seberang Kafe Betawi.

Kelihatannya, banyak pengunjung selalu mengincar sobanya yang menggoda, betul?