













-
4.0Top Yammie [ Mangga Besar, China ]
Minya Ngetop?
Top Yammie/Yammie Top Noodle, Hayam Wuruk, termasuk salah satu restoran sejak masa kecil saya, sekitar 2002an. Saya sih ingatnya dulu ada lift makanan di sana hehehehe.
Lokasinya sendiri sejalur Hotel Jayakarta Pangeran Jayakarta dan bersebelahan Ta-Chia. Tempatnya berlantai ubin namun bangkunya kulit dan ... terang. Suasananya simpel mirip beberapa gerai bakmi lainnya, dan di sini lebih ramah disabilitas walaupun sayang belum kompatibel reservasi online Chope.
Dari dulu yammienya memang enak. Gurih pula. Saya suka pesan yammienya yang polos atau yang spesial. Kalau yang polos saya suka sandingkan dengan pangsitnya dan baso tahu tim khee nya. Namun terkadang baso tahu timnya tidak konsisten. Nonetheless, di Top Yammie masih banyak pelengkap lain yang tidak kalah menggoda. Sebutir baso tahunya sendiri dulu 17 ribu.
Yammienya yang spesial sendiri dulu dilengkapi ayam kecap, namun sekarang sudah tidak ada dan kini diganti ayam putih atau chasiu. Pernah, saya mencoba yammie spesial saya ditambahkan chasiu, chasiunya good dan manis. Sekarang saya mendapati yammie spesial saya ditambahkan ayam putih. Ayam putihnya lebar. Dan sekarang harganya 51.5 ribu belum nett, tax dan servisnya 15.5 persen.
Lumpia udang gulungnya juga enak mirip restoran Fajar manapun, tapi cukup mahal. 1 porsi dulu 5 tahunan yang lalu 150 ribu, sekarang rumornya 200 ribu.
Kemarin ini, saya beli juga tahunya yang seharga 88 ribu belum nett. Tahu homemade begitu, sih, ditambah banyak jamur dan saus kental, mengingatkan saya akan tahu edamame di Taste Paradise, Plaza Indonesia. Terus, di Yammie, terkadang saya pesan kailannya yang dikasih saus tiram hehehehe.
Saya kesini biasanya sih dulu pagi. Terus biasa juga ada seorang tukang majalah yang suka masuk restoran untuk menawarkan majalah edisi baru (disinilah awalnya saya suka majalah Autocar/Autobild). Namun, tukang majalah itu sepertinya ada saat pagi saja, karena kemarin saya datang waktu malam, dan tukangnya tidak muncul.
Sayangnya saya kini perlu mencatat beberapa kekecewaan di sini. Pertama, kemarin saya tidak diinfokan yammie spesialnya mau dipakaikan ayam putih itu atau chasiu, sebenarnya bisa dipilih, sekali lagi. Kedua, pangsit kuahnya sekarang tidak ditambah udang sebagai isi pangsitnya.
Walaupun begitu, saya senang pangsit kuahnya sekarang tidak beraroma juhi. Pangsitnya juga sekarang jauh lebih murah karena tidak ada tambahan udang, seperti yang saya sebutkan. Dahulu pangsitnya saya ingat 63 ribu, sekarang hanya 40 ribu belum nett.
Dan, meskipun kini pamor Top Yammie agak kalah dari gerai bakmi yang lain, Top Yammie tetap mempunyai daya tariknya sendiri. All in all, Top Yammie mungkin yammie yang sudah tidak begitu ngetop dan terlupakan, namun akan teringat selalu dalam benak saya.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkHarga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
3.8Expatriate Restaurant [ Kelapa Gading, Italia ]
Pasta Kelas Ekspatriat (Untuk Kategori Kelapa Gading).
Kafe yang satu ini agaknya berbeda daripada gerai lain di sekitarnya. Dijuluki Expatriate Restaurant, dari namanya itu memang terlihat jelas.
Ya, kafenya terlihat ekspatriat. Bahkan untuk gaya menunya juga agak cenderung berbeda dari gerai lainnya di wilayah Expatriat yang berada di Kelapa Gading. Ada parpadelle duck ragout, menu yang kurang lebih sama seperti yang saya temukan di Ristorante Da Valentino, Setiabudi (bedanya penne saja).
Parpadellenya sendiri di Expatriate? Lumayan berkelas juga, sausnya tidak terlalu asam. Parpadellenya tersaji panas dan cukup banyak basil, pula, walaupun daging bebek di parpadellenya masih terdapat tulang. Nonetheless, parpadelle ini memang berkelas.
Harganya pun juga selevel diatas gerai di sekitar Expatriate. 92 ribu belum termasuk tax dan servis 17.15 persen. Bahkan lebih mahal daripada Pizzeria Cavalese, apabila saya di Expatriate mendapat parpadellenya itu beserta tiramisu dan jus jeruk, di Cavalese saya bisa mendapat pasta sekaligus pizza.
Walaupun agak lebih mahal, saya ingin menceritakan info lainnya mengenai Expatriate. Ya, di sini tidak ada rounding bill, dan mesin EDC ATM mereka juga sudah wireless. Mereka juga sudah kompatibel dengan reservasi online Chope dan Eatigo, dimana di keduanya, Expatriate sedang ada promo.
Sudah lebih teratur, Expatriate ada standard of procedure, mungkin. Jadi, tidak bisa dipungkiri, Expatriate sengaja menyetel dirinya sedemikian rupa, mungkin supaya menarik perhatian para ekspatriat di sana.
Terakhir, khusus hari jumat dan sabtu, Expatriate buka sampai subuh pula sekitar jam 2. Interiornya sendiri sebetulnya juga cukup lebih elegan dengan lantai kayu, walaupun tidak begitu ramah disabilitas dan bangkunya tidak terdapat bantalan sehingga lama - kelamaan berasa keras.
Secara umum, pangsa pasar kafe ini untuk ekspatriat wilayah Kelapa Gading, mungkin.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkMenu yang dipesan: Tiramisu, Parpadelle duck ragout
Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.1 pembaca berterima kasih.
-
3.8La Moda [ Thamrin, Barat ]
Sesuatu Yang Sarat Mode Di La Moda.
Minggu kemarin menjadi waktu yang penulis pilih untuk mencoba La Moda di mal Plaza Indonesia. Memang, sekilas tempat ini tidak berbicara mode seperti namanya, karena tempatnya terbuka sehingga kurang tenang walaupun sebetulnya ramah disabilitas, nyaman dengan beberapa sofa, plus sentuhan aksesoris hijau.
Namun, hidangannya mengesankan. Hidangan inilah yang penulis coba di La Moda :
A. Rosemary Chicken (178 ribu)
Ayamnya gurih walaupun bukan ayam kampung. Saus rosemarynya juga menambah rasa ayamnya, sausnya kuning kental. Pelengkapnya ada kentang dan sayuran, lalu hiasan bunga. Wangi, penulis menikmati ayamnya itu.
B. Sate Maranggi (108 ribu)
Satenya empuk, lebih lunak dari Seribu Rasa di mal yang sama. Satenya juga lebih manis dari Eastern Opulence. Pelengkapnya saus kacang dan potongan tomat, plus irisan bawang dan cabai. Saus kacangnya cukup menarik, pula.
C. Java Chocolate Lava Cake (78 ribu)
Choco lavanya hangat - hangat, meleleh, dan awalnya penulis berpikir choco lavanya akan ditampilkan seperti sufel biasa. Ternyata, La Moda mendekorasi permukaan choco lavanya dengan hiasan batik, dan chocolate crumble di bawah kuenya. Cantik, memesona.
Ya, La Moda sensasional dan penuh mode. Bahkan, mushroom soup dan hot chocolate-nya saja juga ringan. Walaupun hidangan baru keluar sekitar 25 - 30 menit, sehingga membuatnya terkesan lambat.
Hidangannya juga cenderung mahal, totalnya 537 ribu belum termasuk tax & servis 21 persen. Fresh orange juice-nya 60 ribu.
Untungnya, tidak ada rounding bill di La Moda. Pembayaran dengan ATM juga sudah wireless. Penulis juga apresiasi La Moda dimana mereka tidak ada dresscode walaupun mereka terkesan penuh fesyen, apalagi seberang mereka adalah Salvatore Ferragamo dan Givenchy.
Terlepas dari itu semua, penulis sejak lama memperhatikan La Moda. Namun, baru kali ini kompatibilitas reservasi online Chope membuat penulis tertarik menjajal La Moda yang sarat akan mode melalui hal utama yang biasa menjadi bahan penilaian suatu rumah makan, yaitu hidangannya dan penutupnya itu sendiri.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkHarga per orang: > Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
3.4Turkuaz [ Senopati, Arab/Timur Tengah ]
Turkuaz = Turkish Squash?
Di Senopati, tepat di samping Le Quartier, ada sebuah restoran khas makanan Asia Barat, mayoritas Turki. Dan, restoran yang dinamakan Turkuaz itu saya datangi setelah saya mereservasinya secara online melalui Chope.
Voucher 300 ribupun saya tunjukkan di sana.
Namun vouchernya tentu tidak saya gunakan untuk membeli shisha di sana, walaupun Turkuaz menjualnya. Dan bagaimanapun juga, karena shisha, Turkuaz tidak ramah untuk anak kecil. Sama halnya terhadap penyandang disabilitas. Terlepas dari itu, suasana dan interiornya memang di satu sisi khas Asia Barat, terutama Turki.
Karena hidangannya khas Asia Barat/Timur Tengah, kebab terlihat jelas di sana. Baklava juga tampak lengkap di Turkuaz. Namun, harganya cukup mengagetkan, mahal - mahal. Kebabnya 375 ribu dengan wagyu 3+, lamb begendinya juga 350 ribu. Baklavanya juga 70 - 80 ribuan. Padahal, tax dan servisnya masih 20 persen, belum 21 persen.
Saking mahalnya, saya mencoba menggali banyak hal yang mengitari Turkuaz sebagai premium turkish squash. Bahkan tidak bisa dengan hanya menjajal kebabnya saja. Jadi inilah temuan saya.
A. Wagyu kebab
Menjalar kemana - mana, betul, kebabnya memanjang sekitar 30 cm. Potongan wagyu kebabnya berupa kubus besar, mungkin per buah ukurannya sebesar rubrik, dan totalnya sekitar 4 potong. Dengan ukuran yang kolosal, wagyunya masih berasa empuk namun agak berempah. Wagyunya sendiri tertutup tortila, tortilanya mengejutkan, berasa seperti setengah pancake.
B. Lamb begendi
Begendinya masif, sekitar 15 x 15 x 15 cm. Daging begendinya empuk, dan tidak terlalu bau daging lamb, walaupun sebetulnya saya kurang menyukainya. Pelengkapnya semacam pureé, namun sedikit asam.
C. Pilaf
Pilafnya pulen mirip nasi hainan. Ada potongan kismis dan kacang di pilafnya. Pilafnya sendiri juga melengkapi wagyu kebab saya, selain dari potongan cabe bakar, tomat, dan semacam salsa di kebabnya.
D. Ayral stroberi
Ayralnya jangkung. Namun menurut saya ayralnya sedikit encer untuk harga yang cukup tinggi pula, 75 ribu.
Diluar ayralnya yang cenderung encer, hidangannya dan ayralnya ternyata dibuat Turkuaz mengembang. Mengembang, semuanya, berbanding lurus dengan harganya.
Walaupun mengembang, di Turkuaz sayang sekali tidak ada tisu basah maupun lap basah. Mungkin sewajarnya restoran semahal Turkuaz ini menyediakannya. Servisnya juga cenderung biasa, pelayannya sempat kesulitan menginput voucher saya. Di sana juga ada corkage fee 150 ribuan sampai 600 ribuan, namun setidaknya masih dibawah 1 juta.
Tampaknya Turkuaz lebih dibuat mengembang dan mengembang. Supaya banyak pengunjung tidak memandang restoran premium turkish squash ini kerdil, dalam arti pelit dalam menyajikan squash kesayangan. Apalagi, mengingat juga saya pernah mendapat minuman jeruk murni seharga 69 ribu yang hanya dihidangkan sedikit walaupun benar - benar segar, di suatu tempat.
Terlepas dari mengembangnya Turkuaz, sang premium turkish squash ini memang tetap dihargai premium, ya. Cenderung kemahalan, entah mengapa bisa begitu.
-- Premium Turkish Squash. --
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkMenu yang dipesan: Kuzu Incikli Hunkar Begendi, Wagyu Kebab, Baklava, Ayral
Harga per orang: > Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.3 pembaca berterima kasih.
-
4.0Seribu Rasa [ Thamrin, Indonesia ]
Banyaknya Perasaan Positif Di Seribu Rasa Plaza Indonesia.
((Thank you PergiKuliner atas voucher grup Seribu Rasa - Maison Tatsuya - Penang Bistro! Fyi, sebagian voucher penulis telah gunakan untuk menjajal Maison Tatsuya, sisa voucher untuk Seribu Rasa di Plaza Indonesia.))
Seribu Rasa cabang Plaza Indonesia, Thamrin, berdampingan dengan gerai Eight Treasures. Tentu, penulis ingin mengetahui bagaimana rasanya memasuki restoran tersebut.
Jadi, penulis awalnya mereservasinya secara online melalui Chope. Begitu sampai, penulis langsung menjajal udang telur asin, sate sapi, dan kangkung hotplate.
A. Udang telur asin/Golden Prawn Siam Style (118 ribu)
Udang telur asinnya benar - benar sarat akan rasa telur asin, pekat, udangnya juga wangi dan kenyal. Garing pula, pastinya. Penulis juga menikmati pelengkap bihun renyah yang terdapat dibawah udangnya tersebut.
B. Sate sapi/Beef Satay Kota Gede (85 ribu)
Sate sapinya juga manis enough. Namun, satenya menurut penulis sedikit alot. Mungkin, penggunaan daging impor bisa menyempurnakan satenya.
C. Kangkung hotplate/Balachan (69 ribu)
Kangkungnya acceptable. Terdapat udang tambahan yang cukup menyolok, juga.
Biaya normal sekitar 200 ribu per orang dibutuhkan untuk mencoba semua hidangan tersebut beserta nasi dan minuman, dengan pajak dan servis sebesar 15.5 persen. Tidak terdapat rounding bill, poin plusnya.
Interiornya juga ramah disabilitas dan nyaman, dengan desain semi tradisional khas Seribu Rasa, ditambah tempat duduk yang cukup empuk. Walaupun pendingin ruangan di sana agak terlalu dingin.
Secara umum, perasaan positif menyelimuti impresi penulis terhadap Seribu Rasa cabang Plaza Indonesia ini.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkMenu yang dipesan: Beef Satay Kota Gede, kangkung belacan, Golden prawn siam style
Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
3.4Java Kitchen Express [ Pluit, Indonesia ]
Nasi Goreng Java Kitchen, Lagi.
Saya dinner dengan nasi goreng, lagi, di Java Kitchen cabang Emporium Mall Pluit, dengan tambahan gulai ayam dan es jeruk. Totalnya 120 ribu tanpa rounding bill dan servis charge, sedikit kelewat mahal kalau makan saja namun decent kalau untuk mempelajari makanan jawa.
Hanya saja, di sini nasi gorengnya berasa lebih banyak margarin daripada cabang Pondok Indah Mall. Ayam gorengnya juga lebih meresap yang di Pondok Indah itu. Diminta sedang pedasnya juga malah cenderung tidak pedas.
Gulainya sih masih ok.Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.1 pembaca berterima kasih.
-
4.0Bakmi GM [ Gajah Mada, Indonesia ]
Bakmi Daging Sapi Cah Cabai Di Bakmi GM. (Updated)
Bakmi daging sapi cah cabai di Bakmi GM pusat di Gajah Mada sebetulnya seperti di update sebelumnya, saya sukai. Namun, baru kali ini saya punya fotonya yang bagus beserta bakso sapinya yang lumayan ok juga.
Yang paling penting, bakmi sapi cah cabainya itu bersaus gurih kental pedas, banyak irisan cabai, dan daging sapinya yang lebar - lebar. Itu saja, sih, biasa sebagai pemuas dahaga penggemar bakmi pedas.Menu yang dipesan: Bakmi Daging Sapi Cah Cabe, Bakso sapi kuah
Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
4.0Sate Khas Senayan [ Slipi, Indonesia ]
Nasi Taliwang Enak Di Sate Khas Senayan Mall Taman Anggrek.
Karena nasi bali buatan Sate Khas Senayan yang model saat ini sudah berbeda dari dulu, saya mencoba mencari menu alternatifnya, yakni dengan memboyong nasi ayam taliwangnya di cabang Mall Taman Anggrek.
Ternyata jiwa nasi bali Sate Khas Senayan dulu diwarisi ke nasi ayam taliwang ini. Kulit ayam, sate pentul ayam, dan sambal kacangnya terlihat di sini, sama seperti nasi bali Sate Khas Senayan dulu. Dengan tambahan ayam taliwang yang cukup gurih dan sedikit pedas, plus plecing kangkung. Seporsinya 62 ribu belum termasuk pajak saja.
Nasi taliwangnya enak sih. Namun, karena tidak ada servis charge, servisnya agak bland. Saya pesan juga soto ambengan, kuahnya pelit. Plecing kangkung di nasi taliwangnya juga sebetulnya sedikit becek, dan terakhir, sosis solonya paling mengecewakan, tidak seperti cabang lain sosis solonya.
Terlepas dari tawarnya pelayanan di sana, satenya sendiri dan saus kacangnya masih sama saja, memang satenya paling legendaris, halus, dan legit. Ketopraknya juga cukup meriah, dengan tambahan bakwan dan dadar rawis.
Sate Khas Senayan sana yang bersebelahan gerai kue dadar Pancious juga cukup luas, sedikit gelap, ramah disabilitas, dan interior yang khas Sate Khas Senayan. Apalagi, terlihat lampu gantung di bagian kasir seperti cabangnya di Cideng, dan dinding cokelat.
Dan yang perlu diketahui, diluar pelengkap kangkungnya, saya doyan nasi taliwangnya.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkMenu yang dipesan: Sate Ayam Daging, soto ambengan, nasi ayam taliwang, Ketoprak
Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.3 pembaca berterima kasih.
-
3.0Mala House [ Muara Karang, China ]
Mala Pedas.
Menghabiskan mi mala di Mala House cabang Muara Karang menjadi tepat apabila kondisi sedang dalam, misalnya flu, begitu. Minya asin dan pedas menyeruak, potongan cabe kering dan isinya customizable seperti batang teratai, daging, wonton, jamur, bakso, dsb, melengkapinya.
Personally saya tidak terlalu menyukai mi malanya yang seharga 188 ribu walaupun sebetulnya lumayan. Terlepas dari itu, tidak ada biaya servis, malanya juga bisa disesuaikan selera termasuk tingkat kepedasannya, dan yang paling penting, kuliner pedas memang akan selalu dicari, sih.Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.3 pembaca berterima kasih.
-
3.4Santong Kuo Tieh & Sui Kiaw 68 Glodok [ Slipi, China ]
Kuotie Standar.
Kuotie buatan Santong Kuotieh 68 cabang foodcourt baru Central Park ini sebetulnya lumayan jika aromanya dicium, namun begitu digigit seperti kurang garing. Isinya juga sedikit kurang rasa gurih.
Agaknya lebih enak dan lebih garing di cabangnya yang di foodcourt Lippo Mall Puri. Sepuluh buah kuotie 50 ribu belum nett.Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.1 pembaca berterima kasih.