Marisa Aryani

Untuk sebuah resto berbau Chinese Food, Soup Restaurant mengakomodasi berbagai makanan asal negeri Tionghoa. Impresi yang menyenangkan tertuang lewat sederet menu berbasis makanan sehat, seperti menu pertama yang mengawali awal perjumpaan, namanya Samsui Ginger Chicken. Potongan ayam yang terukir indah di atas piring diproses dengan tingkat kematangan yang medium. Belum lagi ‘cocolan’ bumbu berbahan dasar jahe yang cocok dipadankan. Jangan lupa membalutnya dengan daun selada sebagai penyeimbang nutrisi. 

Berikutnya ada Tahu Claypot. Olahan tahu (tofu) yang menjadi tokoh utama menonjol cukup prima dengan tekstur yang benar-benar lembut. Usut punya usut, makanan yang diproses dengan teknik claypot jauh lebih sehat dan memiliki resapan bumbu yang lebih baik. 

Masih berkutat dalam olahan menu sehat. Tentu saja, Nasi Olive ala Teo Chew jadi pilihan sehat yang memikat. Layaknya sebuah racikan estetis yang menarik, aroma nasi yang dimasak dengan minyak zaitun ini mempunyai aroma yang khas dan paling penting tidak begitu berminyak. Tentu saja jadi kompensasi yang setimpal bagi para pecinta Chinese food di luar sana.

Berangkat dari kegemaran anak muda yang “doyan nongkrong”, dengan segera OTW Food Street merangkum kebutuhan tersebut lewat suasana dan makanan yang lekat dengan hal-hal berbau kekinian. OTW Food Street pun menunjukkan kelihaiannya dalam menarik 'massa' di awal kemunculan.

Beef Black Patty jadi pilihan kala itu. Bagian menariknya adalah black bun yang menghempit berbagai filling seperti beef patty, keju, acar, selada, dan tomat. Patty terasa begitu lembut, tidak berlemak, dan menurut saya sedikit kering. Saya termasuk pecinta Burger, tetapi di menu ini terasa membosankan karena hanya menyertakan mayo dan saos tomat sebagai penambah rasa. Saya rasa wajar, karena satu porsi Beef Black Patty dihargai Rp. 25.000,- saja.


Adapun beberapa variasi minuman blended. Seperti menu yang satu ini, Ice Cafe Latte. Menu yang paling lazim ada di coffee shop ini punya rasa manis yang pas. Merupakan keseimbangan sempurna dari espresso yang dikombinasikan dengan susu.

Jadi, buat Anda yang tinggal di daerah Kelapa Gading dan sekitarnya, let’s go check out this new hip place.

Sebagai food hunter, saya senang merasakan keistimewaan sebuah restoran, mulai dari makanan, pelayanan, hingga bagian interior yang tak terlupakan. Ke semua kriteria tersebut seolah berkolaborasi agresif di Salt Grill. Berada di lokasi bergengsi, lantai 46 gedung The Plaza, Salt Grill menawarkan pemandangan 360 derajat yang mewah di kota Jakarta.

Sementara dari sisi makanan, Chef kenamaan Australia, Luke Mangan telah menyusun sederet masakan yang menyertakan aspek terbaik dari tradisi kuliner negara asalnya. Menu kreasi Luke Mangan mengindentikkan pada keseimbangan dalam balutan rasa yang berani. Sementara di Indonesia, Chef MJ (Marjon) Olguera, Luke mengemban tugas untuk merepresentatifkan pesan tersebut kepada pengunjung Salt Grill.  Salah satu Chef andalan Luke tersebut kini ia menjadi Executive Chef di Salt Grill Jakarta.

Ini dia menu yang ditunggu-tunggu. Di bagian main course, saya memilih Papardelle Pasta dengan komponen pendukung seperti semi dried tomato, olive, salsa verde, dan keju parmesan. Siraman olive oil begitu nyata terdeteksi oleh indera pengecap, sementara salsa verde, saus khas Mexico terasa renyah. Hanya saja, bagi saya yang kental dengan taste Asia, menu ini terasa light.

Pastikan Anda menyisakan ruang di perut Anda untuk makanan pencuci mulut yang satu ini, Baked Cheese Cake with Passionfruit Sorbet namanya.  Menu ini bahkan mampu membuat indera pengecap tak sabar merasakan pesona rasa yang ditampilkan. Rasanya seperti dibelai oleh kelembutan kue keju dengan esensi asin gurih yang memadai. Sementara sensasi acid yang menyegarkan timbul dari torehan Passionfruit Sorbet. Saya rasa, Anda harus mencobanya sendiri.


Ah rasanya senang sekali bisa menikmati makan siang di Salt Grill. Saya pun akan kembali lagi mencicipi menu steak yang katanya best seller di sini.

Berkonsep makanan tradisional, Harum Manis konsisten menyajikan rangkaian menu bertema nusantara. Salah satunya adalah Sate Satu Meter. Sate ini terdiri dari 10 jenis daging, seperti kambing, ayam, lilit, pentul, kikil, lidah, dan lain-lain. Tak ketinggalan untuk bumbu pun disesuaikan dengan jenis sate, dijamin buat Anda ketagihan.

Ada pula Kue Jongkong di bagian pastry. Bubur yang di dalamnya berisi kelapa dan siraman sirup gula Jawa ini mengemban cita rasa manis dan beraroma khas. Tak ketinggalan menyusul Colenak. Makanan yang terbuat dari tape dan nangka matang ini direndam dengan sirup gula merah agar rasanya semakin solid. Panganan ini bertekstur krekes pada bagian bawah untuk menghasilkan sensasi yang berbeda saat digigit.

Karena bergelar spesialisasi, maka setiap menu selalu menyelipkan bebek sebagai pelengkap. Silakan Anda mulai perkenalan Anda dengan Mie Yamin Mbokku. Satu porsi Mie Yamin yang manis ini makin lengkap dengan taburan bebek peking dan sayuran sebagai penyempurna.

Kalau ingin coba olahan selain bebek namun punya rasa menggigit, ini dia pilihannya, Ayam Penyet Sambel Ijo yang diracik sedemikian rupa agar melekat di indera pengecap. Sebagai penutup, ada Es Tape Bule. Secara sederhana, Es Tape Bule punya presentasi yang mirip dengan es cendol, hanya saja penambahan tape di sini punya sisi lain yang membuatnya spesial. Manis dan menyegarkan!

Tanpa bermaksud mengingkari menu pembuka, di perjumpaan kala itu saya langsung masuk ke menu utama. Jucy Lucy Burger jadi pilihan yang menggiurkan. Bayangkan sepotong keju yang meleleh mengelilingi daging patty bersembunyi di dalam kepungan roti burger. Belum lagi patty yang dimasak kematangan medium rare menggambarkan pesona yang tak terbatas. Saat gigitan pertama, lelehan keju akan menyembur keluar menimbulkan kejutan yang istimewa.

Jika ingin berbicara lebih detail lagi, mari masuk ke bagian dessert. Penggemar cokelat seperti saya nampaknya wajib memesan dessert yang satu ini, namanya Spanish Chocolate with Olive Oil & Sea Salt. Jujur saja, saya baru sadar penyertaan sea salt sebagai based dari Spanish Chocolate Cake saat menulis artikel ini. Pantas saja, ada rasa asin yang tak begitu dominan ketika menyantapnya Artinya, keseluruhan ingredients berhasil menyatu menciptakan rasa yang berharmonisasi dengan baik.

Masih menyisakan tempat di perut, pilihan berikutnya jatuh pada Balinese Butter Corn. Namun sayang, pada menu ini saya tidak menemukan hal spesial untuk dideskripsikan. Mungkin rasa pedas terlalu dominan menyisihkan rasa lain yang seharusnya bisa bersinergi bersama. Well, akhirnya perburuan kuliner saya hari itu ditutup dengan segelas minuman berbasis olahan mangga. Ini adalah bagian yang paling menyegarkan, menyempurnakan mood saya untuk kembali bekerja.