Rati Sanjaya

Begitu masuk ke area Food Place, bau babi kental banget di udara. Mungkin bagi yang nggak suka, agak bikin eneg ya...

 pork ribs soup
Sesuai dengan namanya, bakut iga ini dinilai sebagai makanan ter-endeus di Song Fa. Bener, dagingnya empuk banget dan kuahnya bisa refill.

  misua
Mungkin kelihatannya B aja, cuma misua yang mungkin nyokab lu masaknya lebih menarik, tapi it's so good with the ribs. Misuanya lembut tapi nggak lembek, intinya endeus.

 salted vegetable
Sawi asinnya rasanya agak terlalu asem menurut gue. Bukan asem basi ya, tapi asem yang kayak belum cukup lama direndam, tapi ini tergantung selera sih, buktinya gue habis juga~

Pelayanannya pun ramah entah lu beli sepiring berdua atau pakai pakaian yang dekil sekalipun, kalo lu beli chinese tea, lu bisa refill dengan masak air sendiri pake keran dan teko yang tersedia di sisi meja.

Menarik yaaa~~~

Rasanya sih kayak susu krim agak asin aja, rasanya pas dan nggak bikin eneg. Layaknya soft ice cream pada umumnya, emang agak cepat meleleh, dan haus sih abis makan es krim ini, mungkin berhubung rasanya agak asin ya?

Berhubung hari ini makan bareng keluarga besar, pesanannya juga brutal pastinya.
 The Roma's Feast
Bukan Tony Roma's kalo dedagingannya ga enak. Gw mau highlight sosisnya di sini karena gw emang paling suka makanan rada gosong, jadi menurut gw rasanya mantep dan ga berlemak. Untuk side dish-nya agak sangar, baked potato dan corn on cob. Sebenernya gw agak kecewa sama jagungnya karena hambar, tapi baked potatonya enaak~
 The Ocean Feast
Ukh, kayaknya nggak lagi deh pesen ini. Mulai dari cumi, dori, dan udang semuanya terlalu kering tapi ga renyah, jadi alot gitu dimakannya. Udangnya juga agak amis. Sediih..
 Carolina Honey
Iga-non-halal ini emang selalu ngangenin deh. Tekstur dagingnya yang lembut dan well-seasoned bikin menu ini jadi favorit keluarga kami. Speechless

Untuk menu-menu feast yang gw bahas tadi, semua dimakan 2 orang (dan dibantu tangan-tangan jahil tukang ngemil) tapi masih ada sisa untuk dibawa pulang. Jadi kalo misale porsi makanmu mini, bisa satu piring dimakan massal. Pelayanannya juga ramah dan cekatan walaupun ada juga yang nanyanya bisa 2-3x dengan kalimat persis. Ada ruang smokingnya juga dan untuk tempat duduk deket jendela, lightingnya cocok banget untuk foto-foto.

Begitu melangkah ke dalam restoran, aromanya mengingatkan sama rumah nenek, mungkin karena bau tehnya yang pekat. Desainnya didominasi dengan warna-warna bold dan cerah, ala Timur Tengah kali ya? Mata saya langsung menangkap beragam kaleng menarik berisi cocoa dan teh, nggak lama chamomile lemon tea resmi saya bawa pulang.

Kalau kamu penasaran sama rasa teh sejati, cobain Court Lodge Pekoe. Mungkin karena saya mainin di-press berkali-kali, rasa tehnya beda banget sama yang dijabarin di menu, katanya light and delicate... tapi rasanya lebih kayak obat diare. Hmmm...

Beda lagi dengan teh galau, Adawatte, milik teman saya yang rasanya cukup ringan dan agak asam. Mungkin karena itu rasanya dijabarkan sebagai mellow... 

Sedangkan yang Brunswick, rasanya agak baru di lidah saya. Wanginya enak, agak mirip kayu untuk saya dan rasanya jauh lebih ringan daripada yang saya pesan.

Hot Chocolatenya lebih mirip melted chocolate, super thick and a little bit bitter. Saya iseng-iseng nyampur hot choco feat teh obat saya, rasanya jadi kayak coklat panas Delfi (nah loh?)

Makanannya sendiri kaya akan rasa rempah, kayak nasi goreng Cubby yang kita coba, hati-hati dengan cabe rawitnya kalau kamu nggak suka pedas.

Risolesnya nggak berminyak dan dagingnya enak, kayak bakcian versi halal. Untuk sayuran panggangnya... ada keju nyasar di tengah-tengah dan jadi sasaran empuk bagi yang menyesal udah mencoba sehat  dengan sayuran.

Begitu masuk ke daerah Food Fighters, di sebelah kanan ada kios putih dijaga orang botak bertato. Serem juga sih awalnya mau mesen, tapi karena pesanan teman saya dikemas dengan cantik, jadi terdorong untuk beli. Ternyata pelayanannya super ramah, sy pilih yang namanya paling menarik, Coconut Rose Water. Teman saya yang lain juga tertarik untuk mencoba Mighty Mint.

Dan saya nggak pernah ngerasa sesehat setelah saya minum rendaman bunga dan chia seed di air kelapa  Wangi sih, berasa minum kelapa di tengah padang bunga, tapi garnishnya sangat nggak efisien buat saya yang kalo minum kayak orang kalap. Ngunyah-ngunyah kelopak bunga feat chia seed dengan rasa sate di lidah? Ukh...

Beda sama Mighty Mint yang rasanya kayak jus sayuran, mint-nya nggak terlalu menonjol waktu disandingkan dengan pir dan apel.