RI 347 | Rihana & Ismail

Pertama masuk ke area Hakkasan, langsung disambut dengan hentakan lounge music. Berasa di gym gak sih? Setelah lanjut melewati area bar, barulah kita bisa duduk di dining area dengan furniture-furniture berwarna vibrant, dan view perkantoran SCBD. Ok, memang cocok untuk power lunch, rupanya. Pengunjung yang datang memang kebanyakan eksekutif dan expat. (Note: they have dress code here, make sure you checked them beforehand).

Karena mereka menyajikan cantoneese cuisine, please expect mild-seasoned food, ya. Bukan macam china food yang oily dan heavily-seasoned begitu. Dan ini terbukti dari beberapa menu yg kita coba:

Peking Duck
Ini merupakan signature food dari Hakkasan. Hidangan terdiri dari 2 course, atau ronde. Course pertama bebek disajikan a la potongan. kulitnya yang crispy tapi dagingnya lembut, dan dioles dengan saus kedelai hitam (alias kecap) yang manis. Dialasi dengan pancake yang agak moist untuk menetralisir rasanya. Course kedua si bebek disajikan dalam plate dan ditumis dengan toge. Menarik!

Dim Sum Platter
Satu set terdiri dari 8 pcs dengan 4 isian: lobster, jamur truffle, kerang, dan kakap putih. Ingredientnya sangat fresh, dan karena bumbunya minimalis, maka rasanya aslinya jadi ‘keluar’. Ini saya rekomendasikan.

Grilled Chilean Seabaas
Ikan kakap dipanggang ringan, dan diolesi madu. Kakap yang savoury dan juicy, dipadankan dengan manisnya madu, bikin hidangan ini istimewa.

Kowloon Cooler Mocktail
Untuk minuman, saya pilih Kowloon Cooler Mocktail. Combo dari fresh strawberry, blueberry, dan raspberry. Rasanya menyegarkan, dan serat pulpnya pun masih terasa.

Dessert, Peanut Chocolate
‘Kacang raksasa’ yang terbuat dari cokelat. Kalau dilelehkan dengan cokelat cair panas, ternyata di dalamnya baru ada kacang aslinya. Hehe..

Dessert, Ginger Lime Meringue
Mengingatkan saya pada snack jadul (tapi tampilannya gak se-wah yang ini sih). Tampilannya berupa busa meringue rasa jahe dan lime yang diatasnya ditambahkan lapisan karamel.

Ok, Im not gonna exaggerate it, tapi resto ini sejak awal kemunculannya langsung layak didapuk sebagai barometer restoran Sunda di tatar Bogor. Dari mulai rasa makanan, autentitas, ragam hidangan, hingga suasana, bisa kita rangkum dalam satu kata: ciamik!

Nama ‘Kluwih’ sendiri bukan tanpa maksud. Ia merupakan jenis tanaman yang daunnya sering digunakan sebagai bahan sayur asem, sekaligus nama pohon yang mana tumbuh di bagian depan resto ini. Uniknya, bentuk bangunan resto justru disesuaikan agar tidak mengganggu tumbuhnya pohon. Kedua lantai area resto cukup luas dan dapat menampung +/- 300 orang tamu secara bersamaan. Area bermain anak tersedia di lantai 1 di dekat pohon.

Berbicara makanan sunda, gak sah rasanya kalau kita gak membahas nasi liwet. Dan ini menu yang sangat direkomendasikan untuk kamu pesan di resto ini. Tersedia paket 4,6, sampai 10 orang, dimana aneka masakan (mayoritas khas sunda) dihidangkan secara ‘liwetan’ atau beralas daun pisang dan tanpa partisi antar porsinya.

Selain makanan utama, Kluwih juga menyediakan aneka side dish seperti sate maranggi (ini recommended), otak-otak, surabi, dan jajanan jadul seperti jagung suwir gula yang sulit dicari di jaman kiwari ini.

Tampilan muka Padre serupa seperti Bier garden, dengan bangku-bangku menghadap ke area parkir, dan dikelilingi taman. Setelah masuk ke dalam bangunan, barulah aroma Italia nya terasa sangat kental. Dining area terbagi menjadi 4 section: smoking room with windows, round table for 4, fountain area, dan big table with separation untuk acara makan dengan keluarga besar. Favorit saya, tentu saja di fountain area. Perhatikan arch bangunan dengan batu bata semi-finished, seolah melambangkan tungku untuk membakar pizza. Very nice. And you must see their toilet. Neatly arranged with white tiles and vanilla aroma. Very very relaxing.

Makanan yang disajikan, tentu saja seputar sajian Italia. Walau banyak menu dengan istilah autentic Italia, sebut saja ravioli. Margherita, atau pannecota, tapi rasa-rasanya taste nya sudah di-moderate dengan taste indonesia yang lebih flavoury, ya – which is nice. Oh, I love the fact that they serve balsamic and olive condiment to pair with your food. This is very Italian. Pizza is on moderate thickness, dan bisa untuk konsumsi 2-3 orang. Ravioli nya juga enak, creamy dan tasty. But they lack of spinach and minced chicken stuffing. Gelato is both fair in taste and price, with 8-9 option of flavors.

Yang juga saya suka dari Padre, adalah area makan yang interconnected. Sangat mudah untuk mendapatkan assistance dari pramusaji ketika dibutuhkan, karena sebagian besar meja ada dalam jarak pandang pramusaji. Ditambah lagi sikap mereka yang sigap dan ramah. Unarguably, theya re all well trained and well behaved.

Sebagai kota yang identik dengan hujan (rain), dan rusa (deer), resto ini langsung berhasil mengkombinasikan kedua hal tersebut menjadi istilah baru yang saya yakin akan lekat dengan tongkrongan baru anak Bogor.

Sebagai cabang terbaru dari resto Simha Group (Foresthree, Momo Milk), tentunya konsep makanan dan pelayanan yang disajikan sudah matang. Strong point dari tempat ini adalah kopinya. Bekerjasama dengan salah satu barista ternama di Bogor dari Nosy Coffee, varian minuman kopi yang disajikan saya rasa bisa dikategorikan sebagai top-tier. Soal makanan? Tidak jauh berbeda dengan sajian di Foresthree. It’s fine.

They put several theme for dining experience of your choice. Feeling extroverted? Go dine in the ‘walls; with dining table. Feeling melancholy? A corner table with rain-feel waterfall is there for you. Or you might feeling simply casual? Go straight to the dining area on the center.

I will tell you no lies. This is the best coffee shop in Bogor, like, the best coffee! Jauh sebelum hingar-bingar kopsus kekinian, bahkan sebelum maraknya coffee shop adopsian Melbourne, Ranin telah hadir dengan warnanya sendiri: humble dan hangat.

Sempat berpindah-pindah tempat selama beberapa tahun kemarin, Ranin kini menempati lokasi (sementara?) di Darmaga, tepatnya di jl. Alternatif IPB, dekat Situ Gede. Dipilihnya lokasi ini memperkuat citra Ranin selaku coffeshop yang down to earth dan terjangkau. Suasana pedesaan ditambah semilir angin, menemani setiap sesapan kopi bersama sahabat.

Soal rasa kopi, saya tidak akan review banyak. Cukup 1 kata: perfect.
Sayangnya, lokasi yang di satu sisi menjadi keunggulan, juga menjadi kelemahan terbesar Ranin. Sungguh tidak banyak yang bersedia meluangkan waktu 2 jam menempuh kemacetan Bogor untuk sampai ke tempat ini. But when you do, it’s definitely worth the effort!

Kalau mau cari makanan sehat dan enak, disini tempatnya. Menunya juga beraneka ragam, dari makanan berat, cemilan sampe kopi-kopian juga ada.

Favoriteku Sepenggal Nasi, 1 porsi isi 2pcs, nasi merahnya pulen di isi dengan tuna yang sudah dibumbuin pedas, enak deh. Sepotong Kentang, juga enak, kentang dibalur bumbu yang banyak terus di oven.

Sepotong Ubi, ini menu terunik sih, Ubi ungu dibuat mirip kue kering di isi keju juga, ubinya juga ga bikin seret. Menu lainnya adalah Panekuk Oat, ini mirip seperti pancake tapi bahan dasaranya dari Oat, beneran enak deh ga berasa Oatnya juga dan yang pasti super wangi karena ada taburan cinnamon.

Ternyata disini kopinya juga enak, Caffe Latte nya lumayan strong juga. Untuk minuman non coffee nya ada Matcha & Turmeric Latte, aku seneng banget nih walaupun es nya udah mencari tapi rasanya masih enak, ga merubah rasa sama sekali, masih tetep berasa pekat Matcha & Turmeric nya.

Kalau buat Smoothie Bowl nya gausah diragukan lagi deh, tekstur kental, topping penuh dengan kacang-kacangan dan buah-buahan yang segar, dan pas banget dimakan kapan aja. Aku suka topping Smoothie Bowl Tara Tropika dengan dasar buah pisang, potongan kelapa kering dan nata de coco.

Hot Cappucino (26k)
Kopinya bikin melek sampe tengah malam, karena memang butuh yang gitu buat perjalanan malam keluar kota.
S’more Lemon Chesse cake (35k)
Cakenya lembut ga manis banget, ada sensasi asamnya dari lemon jadi ga bikin enek.

Tempatnya juga besar ada 2 lantai, dan ada bagian indoor di kolam renang. Pelayannya juga ramah, menjelaskan menu dengan detail.

Tempat hitsnya duduk di kolam renang, tapi pas kemarin kesana meja-meja di kolam ga tertata rapih. Jadi pilih di dalam ruangan aja.

Ga terlalu suka udon, karena mienya besar-besar. Tapi udon disini enak, tekstur mienya lembut dan ga bikin enek. Cobain Niku Udon, kuahnya bening kaya sup ada potongan daging sapinya, rasanya lebih terasa bumbu khas Jepangnya.

Saya lebih seneng yang Chicken Katsu Curry Udon, bumbunya kental seperti curry dan tidak terlalu terasa bumbu khas Jepangnya. Ada potongan chicken katsunya juga plus kremesnya.

Dilihat dari pinggir jalan tempatnya tidka begitu keliatan, karena terhalang dengan pedagang oleh-oleh pinggir jalan. Dikira saya tempatnya kecil ternyata pas masuk besar sekali, parkirannya luas dan ada penginapannya juga lengkap dengan kolam renang.

Bangunanya bergaya Eropa dan disekelilingnya banyak pohon yang bikin adem. Saya suka sekali perabotan yang digunakan khas Belanda dengan ukiran yang dominan warna putih dan biru. Berkali-kali kesana tempatnya selalu sepi, malah kadang hanya ada tamu kami saja. Tapi enak sih jadi lebih tenang dan hening suasananya.

Poffertjes-nya terenak bangeeet, ukurannya kecil dan adonannya lembut. Ditambah gula bubuk yang halus dan aroma butter yang harum. Tips cara makannya ambil sedikit butter campur dengan Poffertjes dan langsung makan berbarengan, rasa poffertjes dan butter-nya langsung meleleh di lidah. Minumnya pesan teh hangat untuk melengkapi dinginnya sore hari.

Lokasinya dekat kampus, ga salah ramai sama mahasiswa yang lagi ngerjain tugas. Cara pesannya pun unik, seperti di Warkop pinggir jalan. Pas masuk langsung ambil kertas menu dan pensil yang sudah disedikan di meja depan. Langsung isi sendiri dan panggil waitersnya. Walaupun tempatnya ramai tapi waitersnya sigap semua. Piring kosong saya langsung diangkat dengan sopan. Pelayanannya bagus banget walaupun bukan resto besar.

Nasi Rempah Kulit Ayam Sambal Matah, isiannya bukan hanya kulit ayam saja tapi ada tambahan telor dadar dan sambal matah. Kulit ayamnya crispy banget, tapi sambal matahnya kurang pedas dan kurang terasa khas dari sambal matah (bawang & sereh). Tapi tetap enak & unik sih, jarang-jarang nemu menu serupa.

Nasi Goreng Kari, nasinya wangi banget, kerasa rempahnya tapi sayang nasinya agak berminyak jadi bikin tekstur nasinya lembek. Tapi rasanya tetep enak apalagi ekstra cabai jadi tambah nikmat.
Ice Lemon Tea, manisnya pas, lemonnya tidak terlalu berasa, tapi rasa tehnya enak kok.