thomas muliawan

Kebab ini ada di menu Legendary Big Bitesnya Jack's. Emang gak salah sih karena secara keseluruhan porsinya besar juga. Ukuran roti-nya cukup besar dan tebal. Rotinya ini bukan yg kering gitu, bagian luarnya cukup garing tp dalamnya masih empuk, adonannya pas, ketebalan dan kematangannya merata. Bagian dalamnya ada daging ayam yg isinya jg banyak. Dagingnya sendiri rasanya manis, dicampur saus kebabnya yg ada rasa asamnya dan sayur2an yg fresh. Potongan daging ayamnya cukup tebal dan dimasak tidak terlalu kering, jadi empuk gitu pas dikunyah. Rasanya pas sama roti, saus, dan sayurannya. Selain kebab, kita jg dpt kentang goreng sebagai sidesnya. Potongan kentangnya tebal, bagian luarnya garing tapi tengahnya masih empuk. Kentang banget.

Pilihan es krim di milkbar lumayan banyak dan ada beberapa yg menarik utk saya, seperti Kinder Bueno, Baileys, atau Regal. Setelah tes beberapa sendok, akhirnya pesan yg Earl Gray. Es krim ini campuran susu dan teh earl gray. Aroma earl gray tea-nya kuat banget, seperti wangi sitrus dari tehnya, segar dan sejuk. Rasanya juga enak, cukup creamy, tidak bau susu dan ada rasa tehnya. Malah rasa tehnya yg lebih dominan, rasanya minty dan fresh, terus ada rasa citrus khas teh earl grey. Saya suka banget sama wanginya.
Sayangnya di sini, menurut saya 1 scoopnya terlalu kecil jadi ya kurang puas deh. Harga termasuk ppn  Rp. 27.500 utk 1 scoop mini termasuk mahal tuh.

Saya datang utk makan malam, menu shabu shabu-nya ada pilihan menu set atau buffet. Dagingnya sama aja, cuma berbeda porsi aja. Utk buffet jg ada pilihan paket daging, mulai dari yg standard sampai wagyu. Utk kali ini saya pesan on-yasai shabu, pilihan yg saya dapat on-yasai beef, selected beef, standard beef, ayam, cumi, dan udang.
Saya paling suka on-yasai beef, kedua selected beefnya. Yg standard terlalu byk lemaknya, udang rasanya polos, cuminya agak alot. On-yasai beef ini paling empuk dan potongannya cukup besar.
Kemudian utk pilihan supnya ada 5 macam. Saya pilih yg golden soup, kuah kaldu sapi yg dicampur dgn jamur. Rasanya ok sih. Alternatif lain yg menarik jg soup sukiyaki, kalau pesan soup ini kita dpt 1 biji telur ayam utk direbus.
Bumbunya ada ponzu dan tare. Saya coba 2-2nya dan lebih suka yg ponzu (asin). Bumbunya kita harus campur sendiri, saya campur dgn bawang putih, bawang daun, dan serutan lobak.
Buffet di sini sudah termasuk side dish dan minum. Pilihan minumnya cukup variatif mulai dari teh, soft drink sampai cappucino dan susu. Side dishnya lebih terbatas, saya coba yaki soba dan agedashi tofu. Agedashinya sudah dingin, jd kurang enak. Yaki sobanya not bad, tapi saya akan prefer shabu kalau ke sini lg. Kekenyalan sobanya pas, bumbunya manis standard, dan ada potongan daging sapi yg besar serta pakai jamur.

Menu buffet di sini ada 2 jenis, standard dan premium. Utk yg standard ada 3 pilihan daging sapi, yaitu rosu, yakishabu, dan karubi. Karubinya pun ada 3 variasi bumbu. Setelah coba ketiga variasi dagingnya, urutan daging yg paling enak adalah rosu, yakishabu, terakhir karubinya. Potongan rosu cukup lebar tp tidak tebal, teksturnya tender dan tidak alot. Yakishabunya didominasi rasa asin, pada order awal potongan dagingnya fresh namun belakangan dapat daging yg kurang segar dan banyak lemaknya sehingga kalo makan terlalu banyak after taste di mulutnya kurang enak. Utk daging karubinya alot jadi saya tidak menikmati, apa pun bumbu dagingnya
Selain daging sapi, menu buffet termasuk beberapa menu lain seperti basil chicken, soup, ramen dan nasi. Saya gak cobain semuanya, beberapa yg saya rekomendasi adalah gyukaku rice - nasi putih dgn nori dan daun bawang yg porsinya cukup banyak, bisa sharing utk berdua. Kemudian kimchinya juga segar, serta garlic fried ricenya juga boleh dicoba. Menu ayam dan ramen rasanya tidak terlalu istimewa.
Terakhir jgn lupa cobain dessertnya: gyu kaku ice cream, es krim vanilla disiram madu jepang dan ditaburi semacam bubuk (kacang?). Rasanya manis karamel gitu, enak!

Samcan epenk ini asalnya dari Bandung dan cukup tersohor di Bandung. Di sini pun rasanya sama seperti yg di Bandung, ga perlu jauh2 lg ke Bandung deh. Singkat cerita, saya pesan nasi campur utk makan siang. Waktu pertama liat makanannya saya terkesan dengan porsi dan wanginya. Porsinya banyak lho, potongan samcannya juga besar. Ternyata ini ciri khasnya mereka. Harumnya daging goreng seperti wangi daging baru dipanggang, langsung bikin makin lapar. Tekstur samcannya crispy, sedikit agak keras dan kulitnya berasa gurihnya. Minyaknya agak terlalu banyak jg sih menurutku, pasti lebih enak kalau porsi dagingnya sedikit diperbanyak. Selain samcan, ada baso goreng dan telor yg direbus bumbu. Baso gorengnya enak. Utk nasi mungkin bisa diimprove lg, yg saya makan ini kurang pulen. Atau pakai nasi hainam boleh juga sih.

Ciri khas mie korea sebenarnya ada di kuahnya. Saya pesan Ahn-Sshi utk makan malam, saya ga ngerti ini menu apa bedanya dgn yg lain karena sudah tanya2 pun penjelasannya kurang memuaskan. Yg saya tangkap beda di toppingnya aja, tp kita dibolehin jg kalau mau tambah topping sesuai selera. Variasi mienya yg berkuah dan ada yg kering, kemudian ada jg yg pedas dan tidak pedas. Nah Ahn-Sshi ini yg ga pedas dan berkuah, satu satunya menu ramyoen yg tidak pedas.
Utk mienya, tebal dan kenyal. Selain itu terlihat begah atau sudah terlalu mengembang. Mienya enak dikunyah dan nyampur sama bumbu kuahnya, rasanya ya terutama dr kuahnya itu. Topping standardnya adalah toge, telor, dan rumput laut. Saya tambah dgn spam. Dan ada sosisnya jg. Saya ga tau apakah sosis ini topping standar atau tambahan dr spam. Tp utk topping ya biasa aja rasanya, seperti daging spam dan telor pada umumnya, sepertinya tidak ada perlakuan atau bumbu2 khusus utk topping ini.
Utk kuahnya antara campuran asam dan manis. Ada sedikit gurih tp tidak terlalu kentara. Mungkin lain kali cobain yg sedikit pedas atau yg kering, yg Ahn-Sshi kurang saya anjurkan.

Di sini salah satu tempat makan yg menyuguhkan bakmi ala HongKong. Tampilan mienya kurus tipis, warnanya kuning serta teksturnya tidak terlalu kenyal. Porsi mienya cukup banyak dan porsi toppingnya pun tidak terlalu sedikit.
Utk makan malam ini, toppingnya saya pilih Chasiu dan Siobak. Aroma chasiunya benar2 menggugah selera, wangi madu. Wangi chasiu ini yg benar2 dominan dari keseluruhan menu ini. Dagingnya empuk dan rasanya manis. Siobaknya jg crunchy tidak terlalu keras. Tp menurut saya, potongan dagingnya terlalu kecil dan tipis.

Saya penggemar panini, roti panggang ala italia, tp menu ini memang jarang ditemukan. Roti di sini pakai roti gandum, makanya makan satu porsi cukup bisa bikin kenyang. Selain roti dan cara panggangnya, isiannya juga khas italia. Utk makan malam kali ini saya cobain yg Beef BBQ. Selain daging, di dalam roti terdapat juga selada dan tomat segar, keju dan mayones. Dagingnya cenderung tipis tp cukup empuk. Saya kurang merasakan bbq nya, mungkin berbeda konsep bbq dengan yg saya harapkan. Roti dipanggang tidak gosong dan masih empuk, tidak keras, ada sedikit crunchy di beberapa bagian sisinya. Kejunya cukup berasa dan sausnya tidak pelit. Saya masih penasaran dengan rasa lainnya.