yudistira ishak abrar

Dari dulu Pasar Agung memiliki sebuah kedai bakso yang cukup legend, namanya Bakso Parjo. Kalo orang Perumnas atau warga kampung Depok Timur pasti udah tau banget deh dimana posisinya. Nah sekarang, mereka membuka gerai baru disebrangnya yang justru jadi jauh lebih rapi dan jauh lebih nyaman. Kalo yang lama tampilannya warung bakso banget, nah kalo yang baru ini jadi agak mewahan dikit lah. Bukan yang mewah kaya restoran di ibukota, tapi jadi lebih oke aja sih menurut saya mah. Area parkirnya memadai, seating table nya banyak dan ada dua lantai pula. Pokoknya jadi lebih keren lah ini sih. Ibu-ibu bakalan lebih betah nih kayanya.
Bakso Special (Rp.25.000,-) agak kaget pas dateng ternyata porsinya bisa banget buat berdua (ini versi saya lho ya, bukan versi on the spot). Jadi isiannya tuh ada bakso telor besar, bakso urat besar, dua bakso halus kecil, bakso tahu, sayuran dan mie/bihun. Kuahnya lebih ke gurih cenderung agak manis karena adanya taburan bawang goreng yang cukup banyak. Tekstur bakso gedenya mirip dengan bakso kecil, lembut dan gampang dikunyah. Supaya lebih mantep, saya tambahin saus sambal, yang kali ini engga ragu buat make banyak karena mereka menyediakan dua jenis saus bermerk bukan abal-abal, dan kecap sedikit. Hmmmm mantul
Bakso Super (Rp.20.000,-) yang engga kalah bikin tercengang adalah Bakso Super ini. Gimana engga melongo, ukurannya jumbo men. Sebuah bakso urat ujuran jumbo, dua buah bakso halus kecil, bakso tahu, sayuran dan mie bihun, menjadi isian dalam satu mangkok yang sampe saya sendiri susah buat ngaduk. Terus disajiinnya dibuat mekar gitu kaya kembang, jadi isi didalemnya yang berupa potongan daging dan urat, langsung keliatan aja gitu. Wagelaseh, ini favorit gw euy. Tekstur baksonya empuk, ditambah sensasi kenyal bandel tapi gampang dikunyah dari si daging dan si uratnya. Mantul sob, pesen seporsi aja udah bikin gw kekenyangan ini, asli dah.
Es Campur (Rp.10.000,-) udah pasti disajiin didalam mangkok khas dengan satu kaki mirip gelas wine, tau dong maksudnya?! Isiannya ada alpuket, buah naga, cincau, sari kelapa, mutiara dan aneka jeli berbeda bentuk serta warna. Rasanya manis dan hampir kemanisan, karena sirup dan susu kental manisnya royal banget. Tapi saya suka, soalnya nyegerin dan isiannya juga banyak. Abis makan bakso yang gurih-gurih, langsung luruh setelah minum Es Campur ini...

Kini coffeeshop mungil nan artistik bukan hanya milik warga Margonda Raya saja, tapi juga warga kampung Serab, KSU. Meski lokasinya agak ngumpet, tapi coffeeshop ini tampil cukup meyakinkan. Sesuai dengan daerah dimana mereka berada, Serab menjadi nama yang dipilih agar terdengar earcatch sekaligus unik.
Tampil bergaya rustic dengan sentuhan modern minimalis, Serab hadir begitu masa kini, sehingga cocok dijadikan sebagai tempat nongkrong kaum milenial. Dari luar bangunan tampak begitu abu-abu, sampai masuk ke dalam, terus hingga ke ruangan dibagian belakang.
Bagian depan merupakan barista area yang menyatu dengan sebaris kursi bar yang menghadap kearah sebuah warteg di depannya (jadi kalo laper, bisa langsung mampir ke depan deh hehehe) Sedang ruang belakang yang justru lebih luas, dijadikan sebagai smoking area yang sebagian menjorok kearah depan dan sebagian menghadap kearah kebun pohon bambu. Meskipun engga gede-gede amat, tapi mereka menyediakan ruangan untuk sholat lho, jadi kamu masih bisa sholat meski harus berlama-lama disini.
Sore ini saya memesan Es Kopi Susu (Rp.18.000,-) yang ditemani oleh sepotong kue Brownies (Rp.15.000,-). Dari segi harga, bisa dikatakan masih relatif terjangkau, meski untuk ukuran warga yang tinggal di daerah sekitarnya. Sengaja saya pesan untuk disajikan didalam cup take away, bukan engga mendukung gerakan hemat plastik lho ya, tapi supaya logo coffeeshop nya hadir dan kalian engga salah alamat nanti.
Bergeser ke soal rasa, Es Kopi Susu mereka hadir dengan awal yang cukup baik. Sensasi manis, creamy, lembut yang bercampur unsur kopi, langsung memecah kejenuhan setelah seharian duduk menghadap komputer. Ini seolah seperti sebuah oase di tengah gurun. Saya cukup tertarik, baik dari segi tekstur, rasio, maupun dari segi rasanya.
Sedangkan si hitam manis dengan sedikit lapisan putih dibagian atasnya memiliki tekstur yang lembut. Meski dimasak dengan cara dipanggang, tapi cukup empuk hampir mirip seperti dikukus hanya memang agak padat. Tapi sensasi cokelatnya kurang oke menurut saya. Ada sensasi manis, tapi kualitas si cokelat bukan tipe premium...

Siapa bilang masakan Indonesia terkesan kuno dan engga bisa menyentuh pasar kawula muda? Buktinya Kembang Lawang mampu membuktikan bahwa hal itu salah besar. Cara jitu mereka untuk menarik antusiasme kalangan milenial adalah dengan menampilkan pertunjukan musik akustik tiap Sabtu dan Minggu. Penasaran? Saya langsung meluncur lagi ke outlet Kembang Lawang yang ada di D’Mall lantai dasar, dekat pintu lobby yang mengarah ke Hotel Santika.
Sambil asyik mendengarkan alunan lagu yang dibawakan merdu oleh seorang penyanyi cantik sambil diiringi petikan gitar, saya langsung disambut ramah oleh beberapa pegawai disini. Mereka tak ragu menawarkan beberapa menu andalan dan memberikan pelayanan yang selalu disertai senyuman. Meski pengunjung malam ini sedang ramai, tapi saya hanya perlu menunggu beberapa saat sampai semua hidangan yang dipesan tersaji dimeja dalam keadaan masih hangat. Wah sistem kerjanya bagus sih.
Malam ini diawali dengan sebuah sajian khas Jawa Timur yaitu Tahu Telor (Rp.37.500,-) kocokan telur yang digoreng bersama potongan tahu lalu diberi bumbu kecap, tauge, daun bawang dan kacang tanah. Telurnya mengembang dengan baik, jadi ada sensasi krenyes-krenyes dan gurih pas dimakan. Bumbu kecap yang manis sangat cocok saat ketemu potongan tahu dan kacang tanah, jadi terasa manis, gurih serta bikin nagih euy.
Hidangan utama yang saya pilih adalah seporsi Gurame Asam Manis (Rp.85.000,-) ukurannya besar dan sudah dalam bentuk potongan kecil-kecil yang digoreng tepung dulu baru disiram saus asam manis. Tak hanya itu, mereka juga menyertakan potongan wortel, cabe dan tomat, sehingga mampu menambah sensasi yang menyegarkan pada tiap suapannya. Saya suka tekstur ikannya yang lembut didalam dan renyah diluar saat bertemu dengan saus asam manis yang creamy.
Ini dia salah satu menu andalan mereka, Sop Tulang Sum Sum (Rp.82.500,-) dalam semangkuk sup ini terdapat sebuah tulang sapi dengan isian sum sum lembut yang gampang banget saat disedot. Selain itu juga ada potongan daging sapi lengkap dengan gajih, yang pasti super empuk, juicy dan langsung lumat pas dikunyah. Sensasi kuahnya juga menyegarkan, apalagi ada tambahan kacang merah dan beberapa bahan lainnya. Jadi pengen nyedot teruuuuuussssss.
Puas dengan sajian gurih, lidah saya otomatis nagih sesuatu yang manis juga nyegerin. Akhirnya tertarik untuk memesan Es Kembang Lawang (Rp.25.000,-) ini merupakan salah satu minuman signature mereka yang terdiri dari potongan cincau, serutan kelapa, irisan buah melon dan es serut yang disiram gula. Rasanya tuh nyegerin dan langsung mampu melunturkan sisa-sisa makanan yang tadi...

Baru saja mendarat di kota Depok salah satu es kopi susu masa kini bernama Kopi Soe. Posisinya udah pasti di jantungnya kota cyber, sekaligus kota belimbing, sekaligus kota yang makan pake tangan kanan, juga kota yang katanya memiliki nilai religi tinggi, yaitu di jalan Margonda Raya tercinta yang kalo udah macet, bisa menguji kesabaran dan keimanan.
Untuk konsep grab and go, outletnya dibilang kecil engga, dibilang gede juga engga. Ada indoor dan outdoor area yang udah pasti menggunakan bangku juga meja minimalis biar terkesan luas. Tapi lumayan nyaman juga sih buat dine in disini, soalnya mereka nyiapin colokan ditiap meja. Buat kamu mahasiswa-mahasiswa yang suka nugas berjam-jam tapi cuma beli satu gelas minuman, ya bisa banget laptopan disini, dari pada harus ngerogoh kocek lebih dalem buat mampir ke coffeeshop yang tidak boleh saya sebutkan namanya itu.
Kopi Soe Goela Merah (Rp.18.000,-) es kopi susu gula aren ala Kopi Soe ini harganya sama persis dengan harga rata-rata es kopsus kekinian. Sedotan pertama langsung sensasi kopi tubruk khas cita rasa kopi lokal langsung menyapa lidah saya yang ditemani oleh manisnya paduan susu dan gula aren. Meski gayanya engga modern, tapi saya cukup suka dengan cita rasanya.
Cokelat Panas (Rp.20.000,-) segelas minuman yang penuh akan keajaiban. Karena meskipun mungil, tapi mampu membawa rasa yang cukup besar. Terbukti dengan ledakan rasa cokelat yang kental akan balutan milky, langsung bikin mood jadi lumer selumer-lumernya. Manisnya saya suka, milkynya saya suka, cokelatnya saya suka dan kamunya pun saya suka...

Berawal dari sebuah kedai sederhana di ruko di daerah Lippo Karawaci pada tahun 1995, Solaria masih mampu bertahan hingga sekarang. Sempat diisukan menggunakan bahan makanan yang tidak halal, akhirnya Solaria mendaptkan sertifikat halal dari MUI pada tahun 2013. Kini mereka terus berkembang dan telah memiliki lebih dari 200 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Chicken Mozarella (Rp.48.500,-) sepotong fillet ayam dengan isian keju mozarella yang diselimuti tepung roti lalu digoreng ini disiram saus teriyaki yang banyak dan mayones. Disajikan bersama salad segar dan kentang goreng, menu ini cukup ngenyangin buat saya. Karena kalo masih kurang nendang, kamu bisa ganti kentang pake nasi putih. Ayamnya empuk dengan isian keju yang lumayan banyak. Tekstur luarnya renyah, tapi karena kena saus teriyaki, jadi agak basah. Rasanya manis dan creamy, makanya saya menambahkan saus cabai supaya ada pedes-pedesnya.
Nasi Ayam Goreng Rica Rica (Rp.42.000,-) ayam goreng bumbu rica ini disajikan bersama nasi putih dan capcay sayur. Ayam gorengnya renyah dan empuk dengan bumbu yang bercita rasa pedes, tapi engga yang pedes banget kek sambel di ayam geprek gitu. Meskipun namanya rica-rica, tapi beda sama bumbu rica-rica khas Manado.
Mie Ayam Bakso (Rp.36.000,-) mie ayam dengan topping ayam dan jamur yang disajikan bersama dua buah bakso kuah secara terpisah. Potongan ayam dan jamurnya cukup besar, teksturnya empuk bercita rasa manis gurih. Mie nya lembut dan kenyal, jadi pas banget saat dinikmati bareng bakso yang sedikit garing.
Mie Ayam Katsu (Rp.36.500,-) ini sebenernya menu favorit saya kalo mampir ke Solaria. Mie ini diberi sepotong daging ayam fillet dengan ukuran cukup besar yang diselimuti tepung roti lalu digoreng crispy. Siraman saus teriyakinya memberikan sensasi rasa manis gurih, sehingga menambah cita rasa saat dinikmati bersama mie-nya. Always be my favourite.
Thai Tea (Rp.21.000,-) rasanya engga nyangka bisa sekentel ini. Manisnya susu kental manis mendominasi, baru diikuti dengan pekatnya teh khas ala Thailand. Juice Alpukat (Rp.21.000,-) lagi-lagi minumannya sangat memuaskan, karena begitu kentel dan buah alpuketnya terasa gurih. Rasanya manis dan ada sensasi cokelat dari susu kental manisnya. Lemon Tea (Rp.14.000,-) minuman ini pun nyegerin dan original. Paduan pekatnya teh dan asam dari lemonnya pas dilidah...