yudistira ishak abrar

Siang-siang, kepala lumayan panas ngadepin kerjaan yang engga ada abis-abisnya tuh emang udah paling bener disiram pake es kopi. Kebetulan udah lama juga engga ngorder Kopi Kulo, jadi langsung deh nyari di aplikasi ojek daring. Coffeenade (Rp.23.000,-) jadi yang paling menggoda sepertinya. Jadi minuman ini tuh perpaduan antara espresso, tonic water dan lemon. Otomatis rasanya nyegerin, sedikit manis dan ada sensasi kejutan sodanya. Cita rasa asem dari lemon sama kopinya pas banget, saling menyatu gitu. Nyesssss…

Lha ini saya baru tahu kalau DumDum mengeluarkan varian rasa baru serba Biscoff. Sebagai penyukanya, saya sih auto bahagia. Meski era Thai tea sudah lama berlalu, tapi Dumdum terus memperbaharui menu mengikuti tren yang sedang hits. Karena lumayan mager mau keluar dan masih masa PPKM juga, jadi pesennya melalui ojek daring aja lah, tinggal nunggu di rumah.

Thai Tea Biscoff Macchiato, minuman khas Thailand ini diberi pugasan krim dan taburan biscoff crumbs. Bagian yang paling saya suka disini mereka menggunakan sesikit es batu, jadi rasanya engga berubah dari awal sampai akhir seruputan. Meski saya suka apapun yang diberi tambahan biscoff, tapi untuk Thai Tea ini sedikit ga ngeblend jadi masing-masing masih berdiri pada karakternya sendiri yang sudah begitu kuat.

Berbeda dengan minuman sebelumnya yang kurang ngeblend, Dark Chocolate Biscoff Macchiato justru lebih ngeblend. Pemilihan bahan cokelat yang pas, jadi sangat cocok saat bertemu dengan lapisan krim serta remahan biskuit biscoff yang memiliki karakter kuat. Ada sensasi manis, coklat, milky, biskuit serta rempah-rempah yang menyatu dalam tiap seruputan. Yang satu ini lebih memikat menurut saya…

Hokben

Ada yang seru tiap kali makan bareng keluarga di rumah. Selain menambah keharmonisan, juga jauh lebih aman tentunya karena situasi masih pandemi seperti saat ini. Berhubung masak sendiri terlalu mager, jadilah pesan melalui aplikasi ojek daring. Praktis tinggal klak klik, pilih menu, bayar dan nunggu pesanan dianterin bapak driver.

Siang ini kami memilih untuk memesan Hokben tapi tanpa nasi, alias lauknya saja. Beberapa menu seperti beef teriyaki, original chicken steak, egg chicken roll, shrimp roll, dan tori ball siap mengisi perut kami. Ternyata pesan lauknya saja sudah termasuk salad, mayones dan sausnya juga, jadi engga kehilangan sensasi saladnya yang nyegerin.

Irisan daging sapi dengan saus teriyaki yang berpadu irisan bawang bombay, menyuguhkan cita rasa manis gurih yang selalu nikmat pada beef teriyaki Hokben. Original chicken steak-nya hadir bersama kulit yang berlumur bumbu manis berkaramel. Egg chicken roll membuat olahan mirip nugget jadi lebih gurih karena berselimut telur dadar dibagian luar. Shrimp roll dan tori ball-nya pun gurih dengan tekstur renyah diluar empuk lembut didalam…

Burger Bangor

Dulu gw sekolah di SMP 2 Depok yang dijuluki dengan nama Bangor yang diambil dari nama jalan dimana sekolah itu berada yaitu Jalan Bangau Raya. Makanya pas ngeliat ada gerai burger menamai dirinya dengan embel-embel Bangor, gw jadi penasaran jangan-jangan ada kaitannya sama sekolah gw dulu. Pemiliknya mungkin satu almamater?! Atau justru engga ada hubungannya sama sekali sama kisah SMP gw?! Tapi setelah gw googling, ternyata emang engga ada kaitannya sama sekali dong. Owner Burger Bangor ternyata seorang pebasket sekaligus selebritis ibukota, Denny Sumargo.

Meski ga ada hubungannya sama sekolah gw, tapi rasa penasaran tetep muncul. Akhirnya gw mesen Burger Bangor melalui aplikasi ojek daring. Kali ini yang tampak menggiurkan menu Burger Bangor Juragan Cheese (Rp.30.000,-) jadi burger ini berisi beef patty, selembar keju dan sayuran. Tekstur rotinya lembut, sensasi rasanya hampir mirip cheese burger Mekdi tapi tanpa acar timun. Beef patty cukup empuk dengan sedikit tekstur olahan daging yang kurang halus.

Karena khawatir kurang kenyang, gw juga pesen Nachos Fries (Rp.25.000,-) ini nih yang yang justru menurut gw melebihi ekspektasi. Potongan kentangnya unik, susah dideskripsikan dengan kata-kata tapi yang jelas teksturnya renyah pake banget. Kalo di tempat laen kan biasanya banyak kentang goreng yang layu atau lembek, tapi Nachos Fries Burger Bangor ini kres-kres banget. Sayang, saus nachos nya keaseman, kalau aja bisa dikurangin sedikit aciditynya bakalan lebih mantul nih…

Disebelah tempat ngegym saya di daerah Jalan Kartini Depok Lama terdapat sebuah gerai kopi Janji Jiwa yang mungil. Saking kecilnya, kios ini hanya bisa menampung 2 orang pembeli pada saat pandemi. Meski demikian, mereka masih menyediakan kursi bar untuk tempat duduk pengunjung yang menunggu pesanannya dibuat. Karena komposisi minuman disini serba instan, alias sudah tinggal diracik, jadi proses pembuatannya tidak memakan waktu lama.

Kali ini saya memesan Cold Brew Creme Macchiato (Rp.25.000,-) ini merupakan salah satu menu baru varian coldbrew milik Janji Jiwa. Minuman ini terdiri dari dua komponen yaitu coldbrew sebagai dasar dan krim sebagai pugasan. Bicara soal rasa, kopi ini bernuansa creamy dengan paduan sedikit manis serta karakter bitter jadi mirip permen karamel dengan tambahan kopi…

Ini Salad lokasinya saya tidak tahu persis berada dimana karena memesan melalui ojek daring. Siang ini saya pesan Paket Duo 300 Thousand Island (Rp.48.000,-) jadi dalam paket ini terdapat dua mangkuk salad buah ukuran 300 ml dengan saus thousand island. Buahnya terdiri dari apel, pir dan melon serta tambahan jeli lengkap dengan topping parutan keju cheddar, kiwi, strawberry dan anggur. Porsinya cocok dinikmati untuk satu orang, tidak berlebihan tapi pas banget. Buahnya kres kres, sausnya creamy dan rasanya seger, sedikit manis. Jadi kalo mager buat bikin salad sendiri, bisa langsung pesen melalui ojek daring deh, praktis…

Terobati sudah rasa penasaran saya dengan jajanan Somay Baaang! Secara tempat sih mereka cukup niat meskipun berada di pinggir jalan. Kios mungil didesain bergaya modern minimalis dengan polesan warna kuning yang eye catching. Area duduk dibuat simple bergaya mini bar. Dapur yang merangkap kasir cukup rapi dan bersih. Definisi makan somay pinggir jalan dengan kelas yang sedikit berbeda.

Somay Mentai (Rp.35.000,-) berisi 2 buah somay ikan, 1 buah pangsit dan 2 buah crab stick yang diberi siraman saus mentai, seaweed flake dan kacang wijen lalu di torch. Somay ikan terasa gurih dan memang terkesan berkualitas, tidak keras dan begitu legit saat digigit. Saus mentai berupa mayones yang diolah sedemikian rupa sehingga terasa creamy, gurih, cheezy, beraroma dan sedikit manis. Mungkin kalau mereka berada di mall harganya akan sepadan, tapi berhubung ada di pinggir jalan Perumnas jadi sedikit kemahalan menurut saya…

Seharian tanpa kopi, membuat saya seolah rindu akan aroma serta cita rasanya yang khas. Karena sebegitu kangennya, saya pun melepas rindu dengan mengunjungi gerai Kopi Ketje yang ada di Cimanggis Square. Tempatnya engga begitu besar, tapi cukup nyaman untuk disinggahi beberapa saat. Konsepnya berupa coffeeshop modern bergaya desain minimalis dengan beberapa mural yang menggambarkan jati diri mereka.

Surprisingly, pelayanan sang pegawainya sangat ramah. Ia menyarankan untuk mencoba salah satu menu yang menurut saya agak aneh bernama Es Kopi Susu Bango (Rp.18.000,-) Awalnya saya khawatir minuman ini bakalan terasa jadi seperti kuah soto atau bakso karena ada tambahan kecap cap Bango nya. Tapi kekhawatiran saya tidak terjadi, justru rasa minuman ini enak dan mirip es kopi susu yang menggunakan gula aren seperti biasa. Kandungan kopi, susu dan kecapnya cakep sih. Enak, unik dan nyentrik…

Makan siang emang udah paling ajip sama nasi Padang. Selain porsinya yang segunung, cita rasanya pun tak terbantahkan. Bahkan salah satu menu di nasi Padang yakni rendang, masuk lagi ke dalam jajaran makanan paling enak di seluruh dunia. No wonder kalo nasi Padang selalu rame di saat jam makan siang. Seperti yang saya lakukan siang ini. Kebetulan ada sebuah kedai makan nasi Padang yang tak jauh dari keberadaan saya hari ini. Tempatnya bernama RM. Ananda. Areanya hanya berisi 5 set meja makan dengan lemari display yang menyimpan aneka lauk di bagian depan. Sang pemilik melayani dengan sangat ramah, membuat saya merasa sangat diterima disini.

Nasi setengah porsi dengan ayam bakar, telur dadar dan sayuran (Rp.25.000,-) menjadi pilihan saya kali ini. Porsi nasi setengahnya masih cukup banyak, jadi saya minta untuk dikurangi lagi. Ayam bakarnya kering hampir mirip ayam goreng yang disajikan dengan serundeng. Rasanya gurih dan ada sensasi asap yang bisa saya resapi. Untuk telor dadarnya sendiri tebal, renyah dibeberapa sisi dan lembut dibagian dalam. Rasa kunyit dan bumbu rempah lainnya begitu kuat, aromatik dan membuat lidah saya harus menyantapnya bersama nasi serta sayuran. Bicara soal bumbu dan rempah, RM. Ananda ini cukup berani dan engga main-main sih. Salah satu nasi Padang pinggir jalan yang enak menurut saya…