yudistira ishak abrar

Stasiun Kebayoran, merupakan satu dari beberapa stasiun kereta api yang mengalami renovasi signifikan sehingga tampil begitu megah juga modern. Sebagai penunjang fasilitas, stasiun ini pun dilengkapi dengan sarana disabilitas, musholla dan beberapa gerai makanan serta minuman. Salah satunya adalah Fore. Seperti biasa, Fore tampil dengan desain dominan putih bergaya modern minimalis. Tak hanya berkonsep take away, mereka pun menyediakan beberapa seating table untuk minum di tempat. Cocok nih buat kamu yang lagi menunggu kedatangan kereta ataupun sekedar beristirahat setelah turun dari kereta.

Seperti yang saya lakukan petang ini. Akhirnya saya mampir dan membeli segelas Iced Caramel Creme Latte. Dulu perasaan rasanya agak kemanisan dan hanya manis saja, tapi sekarang mungkin mereka merubah takaran racikan sehingga rasanya jadi lebih baik. Kadar manisnya engga terlalu dominan tapi tetap berasa. Unsur kopi dan susunya sendiri memiliki porsi yang jelas, sehingga rasanya bisa keluar. Hanya memang masih belum masuk kedalam jenis minuman kopi turunan favorit sih...

Mungkin sang pemilik orang Surabaya, makananya dia ngasih nama Penyetan Cok untuk restorannya ini. Menu yang mereka jual apalagi kalo bukan sambel penyet? Yup, sambel penyet jadi menu andalan mereka, tapi seberapa menggelegar kah rasanya? Let’s find out. But wait, sebelum ngebahas soal makanan, saya mau sedikit cerita dulu salah satu gerainya nih. Lokasinya berada di mall Pesona Square, Depok, tepat di Food Avenue. Karena berada di area foodcourt, jadi mereka berdampingan dengan unit usaha makanan dan minuman lainnya.

Perjalanan kuliner saya di Penyetan Cok dimulai dengan Paket Geprek Mozza (Rp.38.000,-) sepotong ayam goreng yang diberi lumuran sambel tapi engga digeprek. Porsi keju mozzarella nya banyak, jadi ada tambahan gurih-gurih cheezy gitu, engga cuma pedes doang. Nasinya sendiri pulen dan agak lembek, tapi untungnya engga sampe benyek.

Terus saya juga cobain menu Paket Ayam Geprek Telor Asin (Rp.38.000,-) beda dengan menu sebelumnya, kalo yang ini si ayam goreng dikasih irisan cabe dan bawang merah lalu disiram saus telur asin, jadi engga terlalu pedes. Lumuran saus telur asinnya engga begitu asin dan gurih, jadi kurang sedep. Untuk ayam gorengnya sih standar ya, jenis ayam goreng tepung gitu. Sebagai tambahan lauk, saya juga pesen Endhog (Rp.8.000,-) yaitu telor dadar yang pake irisan cabe, bawang merah, sama daun bawang...

Sudah menjadi kebiasaan sehabis ngegym lanjut mencari tempat makan, selain untuk mengisi perut, sudah tentu untuk menambah bahan ulasan di akun food directory yang saya gunakan. Seperti malam ini, saya mampir ke Warunk Candu yang kebetulan emang belum pernah saya coba. Kalau dari arah RTM, pas ketemu pertigaan mengarah GIC jangan belok kanan, tapi lurus aja. Nanti engga jauh dari situ adanya di sebelah kiri jalan.

Bangunan berupa rumah minimalis dengan bingkai baja ringan berwarna putih yang senada dengan gaya modern yang ingin mereka tampilkan. Area parkir cukup memadai, baik untuk roda dua maupun roda empat. Selain itu juga disini terdapat seating area yang mengisi teras bagian depan. Didalam, kesan minimalis semakin terasa dengan penggunaan meja kursi senada bermaterial kayu. Cukup nyaman meski tampak sederhana.

Pesanan pertama ada seporsi Ayam Geprek Mozarella (Rp.25.000,-) ayamnya dimarinasi dengan bumbu kuning, jadi seperti ayam-ayam goreng rumahan. Sensasi sambelnya cukup pedas dilidah saat disantap, sedangkan porsi keju mozarella nya kurang bergelora, jadi engga bisa berbuat banyak dalam menetralkan rasa pedas dari si sambel.

Selain menu khas Indonesia, Warunk Candu pun memeiliki beberapa menu western seperti salah satunya Spaghetti Aglio Olio (Rp.20.000,-) teksturnya cukup aldente, hanya memeang lebih berasa sensasi lada dan garemnya sedikit kurang. Ledakan pedes cabenya agak kurang, jadi sensasi kejutnya ga begitu kuat. Sebagai protein mereka menambahkan potongan ayam dan taburan keju cheddar.

Setelah kenyang makan makanan berat, saya pun memesan pencuci mulut. Kali ini yang saya order adalah Pisang Goreng Keju Cokelat (Rp.12.000,-) pisangnya sih udah mateng alami, jadi rasa manisnya tuh berkaramel. Toppingnya cukup memuaskan dan menyenangkan, terdiri dari parutan keju cheddar juga mesis. Sayang mesisnya kurang cakep, jadi rasanya menyisakan after taste di langit-langit mulut.

Sebagai penghilang dahaga, saya memesan Kopi Candu (Rp.15.000,-) ini dia minuman signature mereka yang merupakan es kopi susu gula aren versi Warunk Candu. Karena cup take away bergambar logo mereka belum ada, jadi dengan berat hati saya menyetujui untuk disajikan didalam gelas. Rasanya lumayan nyegerin, manis, pekatnya cukup seimbang. Selain itu juga saya nyicipin Hot Lychee Tea (Rp.15.000,-) teh dengan biji selasih dan dua buah leci kalengan. Tapi rasanya just so so...

Akhirnya Kopiyor merambah Depok juga nih. Letaknya berada di bilangan Kelapa Dua, tepat di daerah Timah. Outletnya mungil, tapi masih menyediakan beberapa set tempat duduk untuk pengunjung agar dapat langsung menikmati aneka minuman yang mereka beli. Ikonnya yang unik menghiasi beberapa sudut ruang dengan latar tembok semen ekspos. Bicara nyaman, ya engga sebegitunya sih, tapi mereka masih menyediakan beberapa colokan untuk kamu yang butuh untuk ngecas atau laptopan.

Es Kopi Awa (Rp.18.000,-) baru pertama kali nyobain es kopi susu gula jawa ini, kesan yang saya dapet sih cenderung kurang terpukau dengan bentuk rasa yang mereka bangun. Ini hanyalah es kopi dengan tambahan susu manis yang kehilangan karakter khas gula jawa didalamnya. Kalau kopinya sendiri tampil dengan gaya seduh tubruk tradisional, jadi rasa yang tercipta engga selembut minuman sejenis di tempat lain.

Es Coklat Kim (Rp.30.000,-) minuman non kopi ini terbuat dari es cokelat, kocokan alpukat dan es krim. Cokelatnya berjalan beriringan dengan kocokan alpukat yang masih kasar dan kaya akan sensasi hancuran buah yang nikmat saat terkunyah. Tambahan vanilla ice cream diatasnya memperkuat rasanya jadi semakin berasa susu, manis dan menyenangkan untuk terus diseruput...

Sambil ngopi di Janji Jiwa, sekalian aja pesen juga Jiwa Toast. Karena gerai mereka yang berada di sebrang Universitas Gunadarma, Kelapa Dua, Depok ini memang hadir dalam satu tempat. Kiosnya kecil dan berasa sempitnya. Ditambah banyak banget stok barang-barang yang engga disimpan baik dan rapi, jadi kelihatan berantakan. Mungkin kebanyakan yang pesen abang-abang ojol yang notabene-nya cuma bentar doang nangkring disini, jadi pegawai kurang memperhatikan kerapihan seating area.

Thai Sweet Chili (Rp.32.000,-) isiannya ada chicken nugget, kol, sambel khas Thailand yang manis sedikit pedes, selembar keju dan taburan daun bawang. Tak lupa saus khas Jiwa Toast, bercita rasa manis gurih yang bikin lidah bergoyang serta menyajikan twist rasa mantap jiwa. Gaes, asli, saya suka banget sama Thai Sweet Chili ini. Perpaduan manis, gurih, buttery yang bener-bener balance banget. Beneran se-so damn good itu. (catatan: mungkin ini lebih cocok dengan mereka yang memiliki lidah berselera manis).

Ham and Cheese (Rp.32.000,-) isiannya sama persis dengan toast sebelumnya, hanya chicken nugget diganti selembar daging sapi olahan. Kalo yang tadi lebih ke manis gurih, nah Ham and Cheese ini lebih ke asin gurih. Eiya, rotinya sendiri tebel tapi empuk dan ada sensasi renyah dibagian luar. Olesan mentega pada roti yang bikin semuanya jadi semakin sempurna. Tapi kalo harus milih, saya lebih suka roti sebelumnya...

Perkenalkan nama saya Yudistira, panggil saja Yudis, tapi jangan manggil mawar apalagi sayang ya nanti malah baper. Bicara soal nama, ada yang bilang apalah arti sebuah nama, tapi menurut saya nama itu penting. Karena kita akan kesulitan menyebut sesuatu kalau ia tidak memiliki nama. Seperti banyak hal yang memiliki nama, kedai kopi pun pasti punya nama. Tapi kalo namanya Ternama, unik juga ya?! Yup, Ternama Coffee.

Coffeeshop mungil ini berlokasi di ujung Kelapa Dua yang mengarah ke Margonda, tepat di seberang SMK Harapan Bangsa. Hijau toska menjadi warna yang menyelimuti hampir setiap jengkal kedai ini. Bentuknya seperti sebuah rumah mini lengkap dengan halaman, teras dan area indoor. Bagian teras diberi alas rumput sintetis yang berlanjut hingga ke setengah bagian ruang di dalam, dan setengahnya lagi berlapis kayu. Seating table menyesuaikan lahan yang terbatas, selain jumlahnya engga banyak juga ukurannya minimalis dengan bentuk simple.

Es Kopi Susu Champion (Rp.17.000,-) mereka cukup niat karena sudah memiliki gelas plastik bergambar logo tempat. Saat diseruput rasanya mirip es kopi tubruk ditambah susu kental manis, jadi bisa dibilang kurang creamy karena teksturnya engga se-smooth itu. Karakter kopi dengan kearifan lokal, baik dari segi rasa maupun aroma.

Jeremy Thaitea (Rp.19.000,-) segelas kecil Thai Tea yang saya pesan dalam keadaan hangat ini nuansa khas teh ala Thailand nya cenderung light, sehingga kekuatan teh susunya bisa dibilang terlalu standart. (entah standar satu atau dua, cuma anak motor yang paham). Tapi namanya yang unik, membuat saya tergelitik, auto inget news anchor jaman Si Doel masih galau mau milih Sarah apa Zaenab.

Baim Wong Collabs Shifa Hadju (Rp.12.000,-) jadi ini tuh cemilan yang terbuat dari singkong goreng yang diaduk bersama bumbu bubuk rasa keju, lalu diberi taburan parutan keju cheddar sebagai sentuhan akhir. Untuk cemilan sih rasanya lumayan gurih, cocok lah buat temen ngopi biar engga sepi-sepi amat kaya jalanan ibukota kalo lagi musim mudik lebaran...