@gakenyangkenyang - AlexiaOviani

This is the first time. Katanya bakso di sini terkenal banget tapi di web tetangga maupun di PergiKuliner ternyata belum ada tempat makan ini. Pas sampai di lokasi ternyata bentuknya adalah bakso gerobakan (seperti gerobak bakso bakwan malang) tapi jualannya di teras rumah yang disediakan meja kursi untuk makan di sana. Yang pasti pas sampe sana itu rameeee banget. Jualannya bareng dengan gerobak mie ayam di sebelahnya. Tapi setelah saya perhatikan, hampir semua pengunjung makannya bakso 

Saya pesan seporsi dan itu adalah porsi yang terakhir. Bapaknya mulai jualan dari jam 8 pagi sampai sehabisnya. Ketika itu masih sekitar jam 12.30. Kalau udah abis, gerobak akan pergi dan datanglah gerobak penjual bakso lain yang mirip dengan bakso klaten ini. Hanya bedanya penjual yang kedua ini ada tahu goreng di semangkok baksonya. 

Nah untuk bakso klaten sendiri kuahnya gurih tanpa harus ditambah apapun. Ini cocok banget buat kalian yang suka bakso kuah bening dan clean. Disajikan dengan mie kuning dan bihun, baksonya sendiri dikasih 7 butir. Harga seporsi baksonya Rp. 15.000,- 

Untuk yang bingung lokasinya, ini bersebelahan persis dengan Roti Eneng. Jadi kalo belom kenyang makan bakso, setelah itu bisa langsung melipir ke sebelah yah. hihii.. 

Wahhhhh akhirnya ke sini lagi setelah sekian lama ga ke sini. Mungkin terakhir makan di sini pas jaman kuliah sekitar 5 atau 6 tahun lalu. Setelah itu kayanya ga tertarik lagi makan di sini. Kemarin setelah ga punya ide mau makan apa, jadilah masuk ke resto yang terletak di lantai paling bawah Central Park Mall, seberang Chatime ini. 

Ambiencenya sudah jauh berbeda. Terlihat tidak sebersih dan terawat kaya dulu. Penyajiannya juga tidak semenarik dulu menggunakan mangkok yang bagus. Sekarang pakai mangkuk plastik kaya makan di food court. Dan ternyata cara pemesanan makanannya pun udah beda. Kalau dulu, begitu dateng bisa langsung duduk kemudian waitress akan menghampiri untuk kasih menu dan kembali mengantarkan pesanan kita. 

Kemarin saya dengan pedenya langsung duduk, tapi kemudian disuruh ke kasir untuk langsung mesen makanan. Setelah bayar, baru akan dikasih nomor meja. Beberapa saat kemudian, makanan akan diantar oleh waiters/waitressnya. 

Kalo untuk menu andalan saya ketika makan di sini sih ga pernah berubah. Cuma 2 yang bisa jadi pilihan, yaitu Mitarik Kari Ayam atau Mitarik Goreng Laiker. Cuma kali ini lagi pengen makan yang kuah kuah aja. Kembali mencicipi Mitarik Kari Ayamnya deh. 

Mitarik Kari Ayam is the best eveeeeeer! Kuahnya kental, gurih dan berasa banget karinya. Rasanya pengen nambah kuahnya aja wkwkwk. Kalo mienya sendiri mie tarik laiker ini mie bulat yang besar besar tapi halus teksturnya. Untuk kari ayam sendiri toppingnya ayam suwir, tahu kulit (goreng), setengah butir telur rebus, daun kemangi dan di atasnya dikasih emping. 

Buat yang suka asem-asem, di sini ada Mietarik Tom Yum Seafood. Kalo mau mie kuah dengan topping gorengan ada juga Mitarik Tempura Udang. Jadi silahkan dicoba-coba berbagai rasanya yahhh. Kalau saya sih cuma cinta sama kari dan mitarik gorengnya. Hihihi.. 

Like another cheese tart. Cukup cheesy dengan pinggiran yang garing dan disajikan selagi hangat. Bagian tengah tartnya lembut dan agak melted walaupun gak melted banget seperti punya p*blo. Tapi cukup menyenangkan dan bisa dibeli lagi kalo lagi pengen cheese tart :) 

Cuma belom coba pillowcakenya aja yang kata orang-orang sih enak banget. i'll be back really soon for having this one. hihi..

Yup karena ikutan kehebohan denger orang bilang ada tempat makan baru yang namanya Pasta Aja, jadilah saya penasaran untuk cicipin. Setelah membanding-bandingkan antara pengen ke sini atau Pasta Aja yang di Puri, akhirnya saya putuskan yang di sini aja. Karena dari segi tempat lebih bagus dan lebih nyaman di sini. 

Saya datang di weekday sekitar pukul 18. Masih sepi. Dari sekitar 10 meja yang ada di lantai bawah, hanya terisi sekitar 2-3 meja saja. Secara interior cukup nyamanlah. Lebih seperti warung yang ada di pinggir jalan (teras ruko) dengan kipas angin dan meja meja tertata. Ternyata 1 kedai dengan Molek Pisang Kopi. Jadi kalo pesen main course di Pasta Aja, dessertnya bisa pesen di Molek. 

Well, saya pesen menu yang katanya recommended, yaitu Fettucinne Creamy Salted Egg. Emang ya sekarang apapun ada versi telur asinnya. Setelah nunggu sekitar 10-15 menit, datanglah pesanan saya. Hiks. Suapan pertama saya langsung sedih. Rasa salted eggnya tuh nanggung. Lebih seperti makan nasi pake telur asin. Dan selebihnya ga ada enak-enaknya tuh pasta. Padahal segala sesuatu yang pake telur asin, mestinya telur asin lebih dominan dirasa makanan tersebut. 

Untuk memperbaiki cita rasa, akhirnya saya memutuskan untuk nambah topping melted cheese, supaya salted egg yang nanggung itu rasanya bisa ketutup sama rasa cheese. Rasanya memang jadi lebih baik, tapi lagi lagi ini cheese sebenernya antara melted dan engga sih. Menggumpal gumpal susah diaduk. Cukup dimaklumi sih karena ini kan pasta murah. Jadi intinya ga jadi pasta salted egg deh, jadinya melted cheese fettucinne ajah :'( 

Selain itu, teman saya memesan "House Special"-nya Pasta Aja, yaitu Fusilli Creamy Basil Pesto. Well, lebih baik dari pada pesanan saya. Walaupun terlalu biasa rasanya untuk sebuah pasta. Dan kalau merujuk ke namanya yang creamy, pasta ini kurang creamy. 

Dari segi harga pasta ini sangat ekonomis, tapi kalo cari rasa masih jauh dari sebuah pasta yang lumayan enak. Saya pribadi cukup sekali ke sini untuk nyoba aja. Ga akan balik lagi untuk pastanya. 

Jadi Molek Pisang Kopi ini satu lokasi dengan Pasta Aja. Lokasinya bersebelahan dengan Whats Up Cafe. Tempatnya ga besar, cuma di teras ruko. Tapi ternyata ga nyesel nyobain pisangnya. 

Here's I ordered : 

1. French Fries (15k)
Porsinya cukup banyak. Disajikan di atas talenan mini beralas kertas. Seperti kentang goreng pada umumnya. Renyah dan enak. 

2. Pisang Fries (15k) with Topping Kaya (3k) 

Porsinya juga cukup banyak. Penyajiannya cukup bagus di atas talenan mini juga. Tapi pisangnya enak, manis dan srikayanya disajikan terpisah. Selainya masih dingin dan cukup fresh. 

Tempat ini cukup rekomen lah untuk nyemil nyemil ringan sambil nongki santai sama temen-temen 

Warung pancong satu ini sepertinya udah cukup lama bersemayam di sini, jadi harusnya sih udah pada tau. Dari warungnya masih tembok lusuh sampai sekarang udah direnov jadi cukup bersih dan lesehannya rapih (karena mereka sewa lahan di sebrang warung). Dan sepengetahuan saya, warung pancong ini bukanya 24/7. Ga ada liburnya kecuali Lebaran Idul Fitri. Cuma kalo siang ga akan seramai malam, jadi kurang asik aja gitu kalo ke sini siang-siang. Kalo malem, jangan ditanya ramenya kaya apa. Dari meja sampe lesehannya full dari ujung ke ujung. Dari bapak-bapak, ibu-ibu sampai anak SMP - SMA banyak yang nongki di sini. Super rame sampe-sampe suka bikin jalanan di sepanjang pasar rawa belong jadi macet. 

Buat yang pengen tau kaya apa bikin pancongnya, bisa duduk di depan kompornya langsung kok HAHA. Cuma ya panas aja gitu secara duduk deket kompor kan. Tapi enaknya duduk di depan kompor ini,mau nambah apa apa jadi gampang. Bisa langsung bilang kemas-masnya. Kalo duduk di lesehan, makanan suka lama datengnya dan kalo mau nambah ini itu mesti nunggu mas-masnya lewat lagi. Jadi makin lama deh. 

Pancong Rawa Belong sebenernya lebih mirip warung Indomie sekaligus tepat nongkrong. Ga cuma jual pancong dengan berbagai rasa seperti coklat, keju, kacang, greentea (baru), coklat keju dan masih banyak lagi, tapi jual Indomie, ropang, omelete dan berbagai minuman khas warung indomie, seperti susu jahe, STMJ, kopi susu, teh tarik dan banyak lagi. Dan yang penting, ini mah ekonomis banget. Makan berdua dengan 3 makanan dan 2 minuman abisnya ga sampe 50ribu. 

Kalo menu yang fav pasti beda-beda tiap orang. Tapi, kalo saya ke sini pasti pesennya Pancong Keju Susu 1/2 mateng. Endeuuuss endolitaaah. Minumnya susu jahee. Mantap gan. 

Selamat Mencobaa! Lokasinya ga jauh dari pasar buka rawa belongdan keliatan kok karena paling rame sendiri. Cirinya mas-masnya semua pake baju hitam dan jumlahnya banyak banget di dalem warung pancongnya. Mungkin sekitar 10 orang di dalem warung pancong yang sempit itu. Sisanya standby di luar untuk melayani pengunjung yang datang dan mengantar pesanan.