Darsehsri

Reservasi sehari sebelumnya untuk makan siang disini berdua teman, ternyata suasana ngga seramai yang saya duga, jadi acara makan siang pun sangat nyaman.

Interior Amuz terkesan lux, warm and cozy. Furniture berkelas juga tertata sempurna, alunan musiknya halus, sudah pasti playlist musik perancis. Lampu kristal menggantung sepanjang dining area, jarak dining area juga tidak jauh dari open kitchen dan wine room. Staff ramah dan membantu, mendekati sempurna.

Satu bucket complimentary bread tersaji hangat, lengkap dengan butter dan olive oil. Ngga lama tersaji mini cheese croissant lembut dan buttery, super yummy.

Saya pesan Lunch Set Menu (350k) dan Still Water(95k). Sementara teman saya pesan Foie Grass (295k) dan White Wine (235k).

Lunch pilih four courses dan porsinya cukup untuk sharinf. Dua starters, satu main course dan satu dessert, terbilang ramah dikantong untuk lunch yang super yummy.

Starters dimulai dengan Smoked Salmon, Jeruk Kunci Cream Cheese in Ciabatta bread. Salad dengan sayuran fresh, dressingnya segar tapi tetap ada rasa creamnya, shallot menambah aroma wangi, salmonnya segar dan ciabatta breadnya enak, tipis sekali, renyah dan gurih.

Escargot tersaji dengan based walnut bread hangat, snailnya lembut, aroma garlic dan herb butternya cukup strong, oily, ini termasuk salah satu escargot terenak di jakarta yang pernah saya nikmati.

Masuk ke main course, Steak Frites, black angus beef sirloin porsinya cukup banyak. Dagingnya lembut, tersaji dengan french fries hangat dan sedikit asin.

Duck Liver Foie Gras, ini pesanan teman saya, kelihatan dan menurut dia sangat enak, so authentic, tapi sayang sekali perut saya sudah full.

Menu terakhir adalah dessert, tadinya mau pesan yang manis tapi malah tertarik sama dessert asin andalan Amuz. Yup, Camembert, Brie, Comte, Blue served with traditional accompaniments. Meski porsinya terlihat sedikit, tapi keju keju asli dari perancis ini jujur ngga bisa saya habiskan sampai tuntas. Rotinya sendiri sudah sangat mengenyangkan dan enak, cheesenya lembut dan aromatic, pecinta keju harus banget cobain menu satu ini.

Untuk pertama kalinya saya datang ke resto yang hanya punya tiga menu makanan tapi luar biasa larisnya. Pengunjungnya hampir tidak pernah sepi, kalau saya sedang melewati Bansan, apalagi saat jam makan siang. Saya yang sengaja mampir buat memenuhi titipan anak yang minta makan sore Triple Sauce Roast Beef (55k) harus antri sekitar 10 menit saja, cepat juga pelayanannya.

Rice bowl dengan topping beef slice saja, sepintas terlihat biasa tapi saya jadi tau kenapa anak saya suka banget. Nasi putih dengan taburan furikake, diberi triple sauce, yaitu light sauce, white sauce dan truffle brown sauce. Diatasnya ada beef slice dengan tingkat kematangan medium rare, tetap juicy meski baru disantap satu jam kemudian. Aduk semua, baru disantap, sensasi gurih paling mendominasi, selanjutnya ada rasa asin dan sedikit manis.

Tampak eksteriornya terlihat lux dengan pilar tinggi, juga bagian interior dekornya dibuat seperti sedang ada selebrasi, mewah. Smoking area luas sekali, lengkap dengan open kitchen. Tersedia juga private room yang berdinding putih lengkap dengan foto-foto dan ornamen khas libanon.

Pelayanan cepat dan para staff ramah pada pengunjung. Resto timur tengah yang lebih mengarah pada hidangan libanon ini punya menu banyak sekali, jangan khawatir staffnya cukup sabar dan informatif menjelaskan soal menu.

Fahsa Lamb (90k) dipesan sebagai starter, berbeda dengan kari kambing pada umumnya di restoran arab yang lain. Disini kuahnya asam segar karena potongan tomatnya cukup banyak.
Daging kambingnya sudah di suwir-suwir, aroma kambingnya hampir tidak tercium, tapi rasanya yaa tetap rasa kambing hehe. Disajikan dalam mangkuk hot plate, jadi awet panasnya. Pelengkapnya arab bread, kurang lebih mirip pita bread tapi lebih tebal dan agak chewy.


Lamb Mandhy 1/2 kg (200k) bisa untuk sharing 2-3 orang menurut staffnya, nasinya boleh di mix. Saya pilih nasi mandhy yang gurih dan nasi madghout yang lebih aromatik rempahnya. Disajikan diatas plate kuningan, lengkap dengan setengah kilo daging kambing lembut, beraroma, juicy dan berlemak. Serius, enak banget daging kambingnya, tipe daging kambing favorit saya karena ngga kering dan ngga keras sama sekali.

Marocon Tea with Mint Cup (25k) bisa jadi penetralisir sesudah menyantap hidangan daging kambing, wangi mintnya cukup strong.

Lemon Tea (30k) juga dipilih karena rasanya asam manis segar, cocok buat habis makan yang agak berlemak.

Meski posisinya di pinggir jalan raya besar, tapi harus sedikit jeli karena nama dan logo melekat di dinding saja, tanpa papan nama besar. Rboj ada di area lantai satu sebuah gedung, selain itu juga pengunjung bisa memesan makanan dan memilih tempat duduk di area rooftoop yang bersebelahan dengan mushola, nah kalau area ini lebih enak dikunjungi di pagi atau malam hari.

Pilihan minuman dalam kemasan botol didisplay dalam rak pendingin, saya pilih rasa nutella, lupa nama menunya apa karena bon pembelian hilang hehe. Ukuran botolnya cukup besar, terbuat dari kaca, kalau mau takeaway botol yang ini kena charge, sementara kemasan botol plastik ngga kena charge menurut staffnya.
Minuman nutella ini cukup kental, rasa nutellanya ngga bikin enek, memang sebaiknya pakai es batu biar agak encer sedikit.
Orange Juice dalam botol juga rasanya segar, ada sensasi rasa nanas juga sedikit kunyit.

Selain minuman kemasan botol, juga tersedia minuman kopi dan yang lainnya, hanya saja belum ada menu filter coffee yang kabarnya bakal segera hadir.

Yang menarik justru makanannya, awalnya pesan Lontong Sayur Padang, kuahnya kental, agak asin kalau ngga diaduk bareng sambal gorengnya. Rasanya authentic, bumbu sayur nangkanya udah meresap. Yang bikin ketagihan adalah rendang vegannya, jadi rendangnya terbuat dari jamur bukan daging sapi, rasanya enaaak.

Satu lagi pesan Nasi Padang, agak lama dalam penyajiannya memang, tapi pas datang sukses bikin ngiler. Nasi dengan lauk pauk dimana proteinnya diganti olahan jamur, baik dendeng maupun rendang vegannya enak banget, sambalnya pedas mantap, saya ketagihan.

Wahh tempatnya lucu, lantai satu tempat kita pesan makanan, sementara lantai dua area tempat duduk, outdoor dan indoor, tidak besar tapi nyaman. Waktu mampir sedang full pengunjung, dimaklum karena sedang libur panjang.

Agak sedih sewaktu pesan lobster stack dan wagyu sando stack ternyata lagi kosong. Untungnya masih ada Sei Single Stack (77k) dan Truffle Brie Burger (115k) masih ada. Harga sedikit diatas rata-rata memang, tapi pas dicicip rasanya sesuai dengan harganya.

Brioche dengan isian sei sapi alias sapi panggang cukup aromatic, diantara daging sapinya ada sambal matah menyembul, gurih-gurih pedas. Sementara Truffle Brie Burger paling menyita perhatian saya, aroma truffle sudah tercium dari jarak jauh. Bun tebal mengapit dua lembar beef patty yang ngga terlalu gurih dan cenderung kurang asin buat saya, tapi tertolong sama truffle oil yang memenuhi bagian bawah burger, enak disantap selagi hangat.