Fannie Huang||IG:@fiehuang

Sebelumnya pernah delivey di sini. Kali ini aku berkunjung langsung buat makan malam bareng mamaku. Tempatnya sendiri sederhana, namun beneran ramai di malam minggu.

Buat pemesanannya langsung pesen aja ke penjualnya + infoin mejanya.

Kami mencoba :

1. Nasi Goreng Charsiu

Ini pesenan mamaku dan rasanya ternyata beneran enak banget. Porsinya juga besar, tipikal porsi nasi goreng di restoran Chinese gitu. Seporsi bahkan bisa buat share berdua.

Tipikal nasi gorengnya mirip nasi goreng Yang Zhou. Tapi begini aja rasanya udah enak banget. Nasi gorengnya nggak kering tapi juga nggak berminyak. Rasanya cenderung asin gurih dan rasanya pas. Nggak perlu makan pake sambal juga udah enak.

Charsiunya apalagi. Mantap banget. Jarang banget nemu charsiu seenak ini.

Jadi charsiunya itu nggak alot sama sekali. Kalau biasanya charsiu rasanya hambar dan kering, yang ini nggak. Dagingnya juicy, kerasa lemak yang gurih dan seasoning charsiu yang agak manis beneran kerasa banget.

Fix pokoknya aku bakal reorder lagi sih. Ini super worth dibanding harga.

2. Kincipan

Penasaran banget sama kincipan di sini & akhirnya pesen. Kincipannya porsi standar, isinya ada tauge dan daun katuk.

Nanun aku kurang suka rasanya. After tastenya terlalu manis. Untung aku pesen nasi goreng, jadi rasa gurihnya nasi goreng itu menetralisir.
.
.
Buat pesananku + 1 es teh tawar, kami habis 75 ribu. Menurutku harganya masih reasonable.

Sore ini berkunjung ke Kopi Nako cabang Abdul Muis. Lokasinya berjarak sekitar 300-400 meter dari halte Monas dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Tempatnya luas dan ada pepohonan. Rasanya agak kontras sekaligus mudah dikenali dibanding gedung-gedung sekitar.

Untuk seating area di sini mostly outdoor. Pemesanan bisa dari bangunan paling kanan. Setiap pemesanan akan diberikan sejenis alat yang bisa berbunyi kalau pesanan sudah selesai.

Untuk menu di sini ada main course, snack dan bahkan es krim.

Saya mencoba :

1. Es Kopi Nako (Rp. 25.300)

Sebenarnya saya pesan kopi versi strong yang double shot espresso. Namun karena salah input, saya biarkan saja. Saya juga penasaran karena ini salah satu menu favorit.

Saya menyesal nggak request less sugar. Rupanya kopi ini nggak cocok buat saya. Rasanya super duper manis. Bahkan saya hampir nggak ngerasa kopinya karena gula terlalu dominan, padahal udah saya aduk.

Selain itu kopi susunya tipe yang milky. Agak terlalu milky buat preferensi saya. Soalnya ada beberapa kopi susu yang saya memang cocok, tapi ini bukan salah satunya.

Mungkin kalau kalian suka manis atau kopi cenderung milky, ini cocok buat kalian.

2. Coffee Ice Cream (Rp. 16.500)

Baru tau menu yang satu ini pas ngeliat ada anak sekolahan yang mesen menu ini. Saya akhirnya jadi ikutan mesen juga.

Ternyata rasanya oke juga. Worth dibanding harga.
Rasa es krimnya nggak pahit, namun juga nggak over sweet. Rasanya segar dan es krimnya cukup banyak.

Saya suka karena disajikan pakai cup, jadi nggak membuat tangan kotor. Kalau dibanding coffee ice creamnya Ar*b*ca yang jauh lebih mahal, saya malah merasa ini lebih enak.

After tastenya nggak milky berlebih.
.
.
P.s : Yang beneran remarkable dari tempat ini justru malahan pelayanannya. Ada salah satu waitress super helpful, bahkan menawarkan membantu membuangkan sampah.

Malam ini pesan via delivery karena mamaku liat konten di Tiktok. Kebetulan lagi ada diskon 50% di G*food.

Aku mencoba :

1. Bakmi Goreng Kinci (IDR 28k) + Lapchiong (IDR 9k)

Seporsi bakmi goreng kinci isi sedikit daun katuk, caisim, telur dan tauge. Aku nggak cobain cabenya karena nggak disediain.

Bakmi gorengnya cenderung manis, namun untungnya nggak berminyak. Bakminya nggak overcook tapi sedikit kemanisan buatku namun masih cukup enak sih. Telurnya gurih dan lapchiongnya cukup banyak.

Lain kali pengen cobain bakmi Singkawangnya. aja.

Tempat yang satu ini merupakan salah satu tempat makan sate babi favorit saya. Sejauh ini saya udah makan di beberapa tempat dan sate maupun bakut di sini yang paling saya suka.

Saya udah makan di sini dari masih di tempat yang lama sampai sekarang udah pindah ke tempat baru dan ada plang nama.

Tempatnya sederhana dan hanya ada beberapa meja, namun cukup bersih. Sekarang harga satenya 9 ribu/pcs. Baik kulit, daging maupun samcan sama saja.

Saya mencoba :

1. Sate Samcan

Saya suka banget sate samcan di sini. Sampai sekarang belum nemu tempat jual bakut dan sate yang seenak di sini.

Samcannya sama sekali nggak berbau dan dipanggang sampai renyah. Dagingnya empuk dan saus kacangnya manis gurih. Kacangnya beneran kerasa butirannya. Kalau kurang suka bumbu kacang, bisa minta pakai kecap dan lengkuas aja.

Biasa kalau makan sama bapak saya, saya pakai kecap sama lengkuas dan rasanya manis gurih ada rasa lengkuas.

2. Sate Daging Original

Dagingnya juga sama sekali nggak bau. Saya suka dagingnya karena empuk dan rasanya lebih cenderung gurih. Dagingnya banyak dan padat. Kali ini dipanggang sampai renyah pula.

3. Sate Daging Manis

Ini cocok buat yang suka manis. Rasa mnianya beneran meresap ke dalam.daging babinya.

4. Sate Kulit

Kulitnya bertekstur kenyal dan nggak berbau. Namun kulitnya kurang renyah.

5. Bakut Sayur Asin (Rp. 40.000)

Harganya sangat terjangkau. Seporsi cuma 40 ribu dan isinya afa beberapa potong bakut beneran. Beneran, karena ada dagingnya, nggak dominan tulang.

Rasa kuahnya pun enak.Perpaduan asam, manis dan gurihnya pas.
.
.
Sayangnya saya kecewa banget deh. Nggak ngerti apa sistem pembulatan atu gimana. Jadi saya makan berdua mama saya pesan semua yang saya review + nasi putih 1/2 + es teh tawar 1 dan teh tawar 1.

Totalnya 160 ribu dan saya bayar. Yang hitung kayaknya anaknya gitu? Terus ada 1 ncik ngerinciin tanpa diminta dan saya ga ngeh karena mau cepet pulang dan manggil kendaraan online. Pas sampai rumah baru sadar.

Jadi hitungannya sate babi 12 x 9 = 108 ribu.
Nasi 1/2 = 5 ribu
Bakut = 40 ribu
Dua minuman katanya 4 ribu (?)

Harusnya totalnya 157 ribu dong? Kenapa jadi 160 ribu? Teh tawarnya 3 ribu dan lupa disebut gitu? Kalau ternyata memang ceroboh lalu salah hitung, saya merasa dirugikan.

Ayam Tepi Laut merupakan salah satu restoran murah dan nyaman di Ancol. Tempat duduknya ad ada di area indoor ber-AC maupun outdoor dengan view tepi pantai.

Harganya juga terjangkau. Seporsi nasi + ayam + nasi mulai dari 30 ribuan. Selain itu ada opsi ayam panggang, sup dan beberapa jenis maupun sambal.

Pelayanan juga ramah. Sayangnya waktu penyajian super duper lama. Pesanan saya baru diantar lebih dari 30 menit sejak dipesan tapi dalam kondisi panas. Saya lihat di raknya ada ayam padahal.

Namun tempatnya nyaman untuk duduk lama karena ada stop kontak di meja bulat.

Jadi tempat ini sangat tidak direkomendasikan kalau sedang lapar. atau buru-buru.

Saya mencoba :

1. Nasi Ayam Saus Combo (Rp. 40.000)

Saya sebenarnya pesan sambal bawang, tapi malah dianterin cabe ijo. Untung rasanya beneran enak.

Nasinya pulen dan tepung ayamnya renyah meski kena saus. Saya suka banget sama saus menteganya karena membuat ayamnya jadi lebih ada rasa. Rasanya manis sekaligus gurih dan sausnya cukup banyak.

Cabe ijonya juga enak. Rasanya sungguhan pedas dengan dan wangi. Minyak cabenya pun gurih.

Kali ini mampir ke Dallas Chicken cabang Untar 1. Rupanya tempat ini udah ada sejak jaman aku S1, namun entah kenapa ga pernah nyobain.

Kali ni aku pesen chicken bowlnya ada ada berbagai isian. Harganya sekarang 30 ribu per porsi.

Aku mencoba :

1. Butter Fry Bowl

Isinya nasi pulen dan hangat pakai kulit ayam dan ayam tepung.

Ayamnya empuk dan juicy. Kulitnya juga super enak, teksturnya renyah dan nggak berbau tengik sama sekali.

Di atasnya ada taburan wijen, sejenis saus mentega dan sepertinya saus butter. Sayangnya sausnya kayak berminyak dan terlalu banyak. Awalnya enak, namun pas dimakan yang kena banyak sausnya malah beneran bikin mual.

Aku nggak cocok sama rasa yang ini. Mungki kalau someday aku masih ada urusannke kampus lagi aku mau cobain rasa lain.

HSC merupakan salah satu kedai yang sudah lama beroperasi di samping Untar 1. Udah sering banget denger tempat ini disebut sama kenalanku dari jaman S1 dulu & aku ga pernah nyobain sampe lulus.

Kali ini, aku mampir ke sini sekalian ke kampus. Tempatnya sendiri memang khusus take away, namun pembayaran bisa pakai QRIS.

Harganya tergolong murah dibanding tempat makan lain di sekitar. Nasi ayam cuma 20 ribu aja. Aku datang pas sore dan udah banyak menu yang habis termasuk nasi goreng.

Aku mencoba :

1. Nasi Ayam Bistik (Rp. 20.000)

Nasinya pulen dan masih hangat. Ayamnya pun empuk dan tepungmya renyah. Meski dimakan begitu aja, rasanya gurih.

Sayangnya rasa sausmya beneran asem banget. Bahkan dimakan pakai ayam masih kerasa asem. Aku kurang suka karena terlalu asem. Tapi kalai aku ke sini lagi pengen coba nasi gorengnya sih.