Ika Nurhayati

Biasanya pesan bungkus, kayaknya enggak pernah deh makan di tempat. Tumben pas beli jelang magrib lagi enggak ada antrean. 

Yang tak pernah terlewatkan adalah pangsit goreng. Kali ini pesan juga bakmi special GM bakso, siomay isi 2, dan caisim porsi kecil. Pangsit goreng GM selalu spesial, para penirunya mungkin berhasil mendekati tapi tidak pernah benar-benar membuatnya sama persis. 

Bakminya juga selalu enak. Termasuk baksonya kalau dibandingkan dengan bakmi lain yang terdekat--yang ini kata suami saya.

Sudah beberapa kali ke sini walau ya yang dipesan itu-itu lagi, bibimbab atau topokki. Kemarin ini ditawari hidangan baru sundubu jigae juga enggak tergerak, saya pesan dolsot bibimbab dan tambah satu porsi kimchi (di luar yang terhidang bersama bibimbab).

Beberapa orang bilang rasa makanan Mujigae kurang sejak bersertifikat halal tapi buat saya yang penting aman yah. Dolsot bibimbab tetap enak kok walau untuk kimchi rasanya kelewat asam. Lagi pula untuk ukuran hidangan Korea, Mujigae ini terjangkau banget. Untuk pesanan saya di atas plus air mineral total 57 ribu rupiah.

Baru minggu lalu lihat Starbucks di sebelah Mang Kabayan, menggantikan  Sushi Miyabi yang pindah tempat ke daerah sini malah sepi. Tapi Sbux ini langsung ramai, malah kayaknya bikin salah satu kafe terdekatnya, yang biasanya padat pengunjung, jadi rada sepi.

Tempat ini luasnya lumayan terutama di lantai 2 di mana juga ada area smoking. Tapi desainnya polos banget, terlihat membosankan, apa mungkin belum sempat dirias karena masih baru. Kalau pelayanan sih bagus, sama dengan rata-rata di Sbux lain.

Saya cuma pesan vanilla sweet cream cold brew ukuran grande. Nah ini dia, tumben rasanya enggak sama dengan yang pernah saya minum di Kuncit dan D'Mall. Cold brew pesanan saya ini enggak semanis judul, malah asyeeem. Ini kali pertama saya enggak menghabiskan cold brew Sbux, soalnya rasanya enggak sesuai standar.

Langganan beli delivery by Gojek dan kadang juga makan di tempat. Soalnya bakminya enak, porsinya besar, dan murah, bakmi ayam saja sih masih belasan ribu rupiah.

Tadi pesan bakmi ayam, bihun ayam, dan 4 potong pangsit goreng via Gojek lagi, total tidak sampai 40 ribu rupiah. Bakminya tetap enak, kata suami bihunnya juga. Pangsit goreng malah tambah enak daripada sebelumnya. Biasanya keras--kalau lagi beruntung sih dapat yang enggak keras tapi jarang--nah tadi semua pangsitnya sama sekali tidak ada yang keras. Kayaknya adonannya enggak setebal dulu tapi pas, renyah dan enak dikunyah. Recommended apalagi per potongnya cuma 2 ribu rupiah.

Oh ya menurut suami, bakso Roxy dan pangsit rebusnya enggak oke jadi mending di sini beli bakmi, bihun, atau kwetiau ayam saja plus pangsit goreng. Kecuali kalau ada perbaikan resep bakso dan pangsit rebus juga ya, soal lain.

Lagi doyan salad KFC dan baru sadar ternyata semurah itu, 10 ribu rupiah. Maka waktu butuh sayur dan mentoknya ke sini, cukup pesan salad, cream soup, dan perkedel.

Untuk harga sebegitu salad KFC lumayan kok dari segi rasa maupun porsi. Sayang cream soup-nya, yang baru saya pesan lagi setelah entah sekian lama, asiiin, jadi enggak saya habiskan.

Oh ya KFC ini, meski di dalam mal, cukup luas tapi ya kalau weekend tetap penuh.

Resto mi ayam ini kayaknya sudah lebih dari 20 tahun berdiri di Depok. Sampai sekarang rasanya tidak banyak berubah, eh kecuali sekali deh pas tahun lalu makan mi hijau jamur rasanya enggak seenak biasanya. Oh ya pastinya dalam dua dekade lebih itu ada pengembangan menu, mi hijau termasuk salah satunya.

Terakhir pesan delivery Gojek mi ayam, mi ayam lada hitam, dan pangsit goreng (isinya 6). Total cuma sekitar 50 ribuan, saya dan suami senang dan kenyang. Mi ayam rasanya tetap enak dan porsinya oke, pangsit goreng juga dan ukurannya termasuk besar. Cuma sayang mengiringi pesanan kami, sambalnya dalam bentuk saus saja.

Meski sedikit di luar Margonda, karena letaknya strategis di pinggir jalan besar dan parkir lumayan, Bakso Kraton tak pernah sepi pengunjung. Makanan yang dijual beragam, dari chinese food, bakso, mi ayam sampai beberapa makanan tradisional kayak gudeg dan pecel. Tempat duduknya juga ada yang lesehan. 

Beberapa bulan sekali saya biasanya mampir, makanan di sini sudah banyak yang dicoba. Dan semuanya lumayan saja, belum ada yang wow. Terakhir pesan gudeg, gudegnya sendiri lebih enak daripada sebelumnya, tapi kreceknya ya masih begitu, potongannya besar, kurang lunak, kurang pedas. Mi ayam bakso urat juga biasa saja. Tapi kangkung polos lumayan enak dan enggak polos banget, ada tambahan jamur kancing cukup banyak. 

Meski lumayan saja, tetap saya datang ke sini kalau ingin makan di luar karena variasi menu dan dekat rumah. Nah baru tahu sekarang Bakso Kraton cuma terima pembayaran tunai, jadi harus memastikan bawa uang tunai cukup kalau mau makan di sini.

Baru coba makan di resto yang selalu ramai ini setelah beberapa tahun menghuni Depok, so lame. Ternyata luas juga tempatnya, sampai ada area lesehan segala.

Begitu duduk, sepiring otak-otak disorongkan, bebas mau dimakan atau tidak--satuannya 3.500 rupiah. Saya dan suami mencicipi beberapa dan menurut kami rasanya lumayan, tapi di sekitar situ masih ada resto lain yang menjual yang lebih enak.

Lalu kami pesan bebek dada sangan (30 ribu), ayam dada kremes (28 ribu), 2 nasi merah (total 16 ribu), tumis kangkung (12 ribu), dan kol goreng (10 ribu). Dan pesanan kami kebanyakan karena ternyata, di setiap piring ayam/bebek tidak hanya ada garnis standar kayak potongan tomat dan mentimun, tapi juga daun pepaya kukus yang cukup banyak. Oke banget ini menurut saya, secara per potongnya harga bebek sangan dan ayam kremes lumayan.

Bebek sangan sendiri enak banget. Bumbu meresap, daging lembut dan gampang dilepas, sambalnya saya suka karena ada sedikit cita rasa manis. Ayam kremesnya besar tapi kremesnya biasa banget, kurang keemasan juga warnanya.

Karena kol goreng yang banyak itu enggak habis, timbul ide buat sekalian bungkus ayam dada cabai hijau (26 ribu) dan ayam dada remuk (26 ribu) untuk makan malam. Dan ternyata ini ide yang enggak oke, karena baru disantap 6 jam setelah dimasak, daging ayam jadi agak kering dan susah dikunyah. 

Satu lagi resto yang menjual fish n chips murah dan variasinya. Frying Dory letaknya di Margonda, sederet Nominal dan Taichan Bang Gondrong. Belum lama buka, pas saya dan suami ke sini tidak ramai, hanya 4 meja terisi, termasuk yang kami tempati. Dekorasi tempat pun tidak ramai, dinding yang bercat krem dan biru laut kelewat polos tanpa gambar atau tulisan. 

Kami pesan dory sambal matah dengan butter rice dan dory with blackpepper sauce dengan french fries, harga sama-sama 35 ribu. Terhidang tidak lama setelahnya, disayangkan sambal matah dan saus blackpepper disajikan di wadah kecil terpisah, bukannya dituang ke atas ikan sehingga hidangan tampak menarik. Mungkin maksudnya agar berbeda dengan umumnya penyajian fish n chips, tapi ya itu, kurang menarik. 

Untuk rasa lumayan, ikan sama gurih dengan di tempat lain. Porsi sedang, buat saya sih cukup. Yang saya senang, dory goreng di sini juga dilengkapi selada.