Ika Nurhayati

Belum pernah mencicipi hidangan lain di Ritzeky kecuali cake, termasuk kunjungan kali ini hanya untuk bungkus cake. Mungkin Ritzeky tidak terkenal di dunia cake dan jenis cake-nya pun sepenglihatan saya tidak banyak, cuma seputar cokelat dan keju. Tapi untuk cake cokelat, rasa cake Ritzeky buat saya terfavorit.

Saya tahu cake cokelat Ritzeky sudah beberapa tahun, karena hampir setiap tahun sebuah grup stasiun televisi mengirim cake ini ke kantor. Apalagi kalau sebelum dimakan didinginkan dulu, enak bangeeet. Jadi mumpung lagi di Sentul, mampir deh ke restonya yang nyaman. 

Saya bungkus 2 potong chocolate cake biasa (satunya 25 ribu) yang mirip black forest penampakannya dan 1 potong special chocolate cake (36 ribu). Ternyata yang biasa dikirim ke kantor adalah yang special chocolate cake. Bentuknya sedikit lebih besar daripada yang satunya dan cokelatnya lebih padat. Wah walau agak usaha ya, ini mah saya harus balik ke Ritzeky. Kata teman saya, makanan di sini juga lumayan enak.

Nice coffee, nice hidden gem! Pas ke sini baru beberapa hari buka jadi plang belum dipasang, sempat celingak-celinguk di depannya. Jadi untuk mencapai Yamalu ini saya harus melalui halaman sebuah rumah, di bagian belakangnya ada sebuah pintu yang mengarah ke Yamalu ini. 

Cantik dan adem, begitu kesan pertama saya tentang Yamalu. Kafe ini dikelilingi kolam ikan dan taman yang rindang, dengan salah satu sudutnya berhiaskan sign nama kafe. Bagian dalam yang ber-AC, dengan pintu dan jendela kaca sehingga kita bisa menikmati pemandangan dari dalam, setiap sudutnya ditata nyaman dan dengan perabot berbeda. 

Saya pesan iced white (38 ribu sudah termasuk tax-service dan waktu itu ada tambahan diskon promo 20 persen) dan banana fritters (25 ribu). Selain camilan kayak pisgor ini dan pastry yang tampak di meja bar kopi, Yamalu juga sedia beberapa makanan berat. Iced white-nya enak, sesuai selera saya karena cukup bold. Sebenarnya sempat tanya baristanya tentang biji kopi yang dipakai, tapi lupa lagi. Seingat saya blend antara biji kopi lokal dan luar. 

Banana fritters renyah dan saya suka cita rasanya, meski cuma pakai tambahan wijen tanpa saus apa pun. Tapi kalau mau ditambahkan saus atau topping lainnya, boleh juga. 

Senang Nosh buka di Kokas. Sama dengan di Citywalk, pelayanan jempolan--dan semoga tetap bertahan. Biarpun lewat jam maksi masih ramai dan saya datang sendiri, mereka mempersilakan saya menempati meja yang nyaman berkapasitas 4 orang di bagian dalam. Ada kemiripan desain dan perabot dengan resto satunya, bedanya di cabang Kokas ini warna biru royal yang meningkatkan nuansa elegan, bukan merah seperti di Citywalk. Pencahayaan terang, bagus deh buat foto termasuk foto makanan. 

Saya pesan breaded white fish with lemon butter sauce (85 ribu) dan iced latte (40 ribu). Hidangan ikan porsinya besar buat saya, sampai enggak habis. Ikan dan mash potato di bawahnya lembut, sausnya enak, tambah wangi ini hidangan dikucuri sari jeruk lemon. Sebagai pelengkap ada beberapa potong sayur brokoli, wortel, dan mentimun. 

Lebih mantap lagi karena meski berkonsep resto, Nosh menggeluti menu kopi dengan serius. Memampang mesin espresso di bagian depan resto, terbukti latte pesanan saya enak banget, bold dan ada sensasi rasa karamelnya. Happy with my first visit here, I'll be back!

Membahas Bakmi Berdikari membawa saya bernostalgia ke tahun 1980-1990-an (duh ketahuan umur), ketika saya dan keluarga cukup sering menikmati mi ayam dan mi goreng dari Bakmi Berdikari yang waktu itu bentuknya masih kedai di Tebet Timur. Seiring waktu dan bertambahnya pelanggan, bersisian dengan kedai ini, Bakmi Berdikari mendirikan resto yang jelas areanya lebih luas, lebih modern, dan dengan menu yang lebih variatif. 

Nah saya dan teman-teman menikmati hidangan khas Bakmi Berdikari di resto kedua di Cawang, yang lebih luas lagi terutama di lantai 2. Bahkan ada ruangan privat, yang bisa dipakai untuk acara khusus dan meeting, dan musala lo di sini. Aman deh mau makan kapan saja. 

Pastinya mengingat menu andalan dari dulu adalah mi, apalagi mi Bakmi Berdikari ini homemade, saya dan teman-teman pesan beberapa macam mi. Dari mie goreng kepiting (47 ribu), mie sapi lada hitam hotplate (47 ribu), mie hokkien seafood sauce XO (44 ribu), mie bebek panggang ala hongkong (47 ribu), loh mie ala malaysia (44 ribu), mie ayam spesial BDK (50 ribu) yang isinya superkomplet sampai kwetiau siram ala hongkong (44 ribu). Eh banyak ya? 

Yang saya suka salah satunya mie goreng kepiting, cita rasanya bikin saya bernostalgia lagi deh. Apalagi di atasnya ada cingklong segala, tambah enak. Lalu mie hokkien, soalnya sausnya enggak pelit dan bikin keseluruhan hidangan tasty.

Pastinya selain sederet menu mi dan sejenisnya, Bakmi Berdikari menawarkan menu nasi dan bubur. Nah buat teman makan karbo ini, teman-teman terkesan banget sama sapi pedas ala chongqing (70 ribu) yang merupakan daging sapi dipotong kecil-kecil lalu dimasak dengan bumbu pedas khas Chongqing. Sementara saya suka ayam goreng hongkong (63 ribu) yang kulitnya garing dan bumbunya, yang gurih manis, meresap. 

Soka cabe garam (85 ribu) juga renyah, cuma menurut saya masih sedikit keasinan. Sementara cumi telor asin (60 ribu), meski presentasinya biasa saja, enak banget karena telur asinnya tebal membungkus cumi goreng. Yang bikin berebut adalah cingklong gandum (48 ribu) yang renyah gurih. Sampai kami menambah porsi saking berasa kurang. Pangsit cah spesial BDK (47 ribu) dan tahu spesial BDK (55 ribu), yang satu renyah dan satunya lagi lembut, memang jadinya spesial karena terhidang mengelilingi sayuran yang diolah seperti capcay. 

Sebagai hidangan penutup, es buah shanghai (35 ribu) yang segar serta puding kelapa thailand (55 ribu) yang lembut boleh dicoba.