Ika Nurhayati

Satu gedung dengan tenant lain, Ardent Coffee ini tidak seluas di Jakbar, tapi tetap menggemaskan dengan unsur interior Jepang. Berlantai dan berperabot kayu, satu bagian dinding berhias lukisan-lukisan matahari terbit.

Mejanya kebanyakan dihuni dua kursi, jadi asyik menyendiri atau kerja di sini, apalagi jaringan WiFi cakep. Buat yang mau hang out sama teman bisa juga nih, ada meja yang ditemani enam bangku.

Pas saya datang belum tersedia makanan, tapi lupa tanya juga apakah nantinya akan ada atau tidak. Jadi saya pesan hot americano, karena tertarik melihat mug-nya berwarna royal blue. Americano ini hadir bersama sepotong biskuit bertuliskan Ardent, niat ya. Suka sama americano ini, bold dan rasa pahit-asamnya imbang. Minuman kopi lain termasuk khas Ardent Coffee, kayak manuka honey milk espresso, juga sudah siap dipesan.

Perkafean semakin meriah di Kalibata City. Untuk kafenya sendiri, Clover Coffee & Food yang berdesain simpel dan modern ini tidak besar tapi cukup nyaman.

Yang akan segera terasa bedanya dengan kafe lain begitu memasuki area dalam kafe, playlist-nya lagu-lagu berbahasa Jawa! Lagu-lagu bernada riang ini disetel tidak terlalu kencang, justru bikin adem saya yang tidak paham ha ha ha. Satu lagi, di pintu masuk belakang tertera satu kalimat berbahasa Jawa, yang ternyata sangat bermakna (hasil googling).

Okee soal kopinya, iced americano (28 ribu belum tax-service) pas takarannya dan segar, dengan hint rasa madu. Untuk makanan cukup beragam, dari makanan berat sampai camilan. Yang saya pesan, nasi sapi kemangi (32 ribu), porsinya lumayan nih. Bukan cuma nasinya yang banyak, tapi juga tumis daging cincang-kemangi-buncisnya. Senangnya sayurannya bukan cuma hiasan, tapi memang memenuhi kebutuhan seratku yeayy.

Cuma untuk rasa, nasi sapi kemangi itu buat selera saya kurang bumbu atau minimal kurang pedas. Selera yaaa.

Okeee akhirnya kembali ke Sushi Tei setelah tersertifikasi halal MUI. Saking kangennya sebenarnya pas mampir kemari sudah buka puasa, tapi tambah sushi beberapa potong lagi bolehlah ya.

Yang saya suka pelayanan Sushi Tei tidak berubah, para staf tetap sigap dan ramah, termasuk yang masih trainee. Saya dan suami pesan crunchy lobster roll (55 ribu), chuka wakame (40 ribu), salmon (23 ribu), salmon belly (25 ribu), dan california maki (30 ribu), semua terhidang dengan cepat. Staf trainee juga cekatan menawarkan mengisi ulang gelas ocha hangat pesanan suami.

Ada yang bilang dari segi rasa, makanan Sushi Tei mengalami perubahan setelah berstatus halal. Mungkin juga, karena mungkin, mungkin ya, ada perubahan pada bumbu atau saus. Yang saya rasakan saat santap salmon, rasanya tidak sewow dulu. Tapi di sisi lain, mungkin ini terjadi karena saat ini sudah banyak pesaing Sushi Tei dan beberapa di antaranya juga halal, bahkan menawarkan harga lebih murah dengan kualitas yang IMHO sama.

Tidak wow bukan berarti tidak enak ya. Semua pesanan buat saya oke kok, terhidang dengan bahan baku yang segar. Saya dengan senang hati akan kembali ke Sushi Tei saat ingin makan sushi, as long as the restaurant's halal certified.

Surprisingly tempat ini punya minuman kopi yang sangat enak! Terus terang saya enggak tertarik datang kemari sampai diajak teman saya. Soalnya di kalangan teman-teman saya belum ada yang merekomendasikan kafe ini, lalu tempatnya terlalu ngumpet dibanding kafe lain di Plaza Indonesia.

Tapi yang ngumpet ini ternyata nyaman banget. Luas dan banyak sofanya, sampai pengunjung lain yang datang sebelum kami leyeh-leyeh setengah rebahan. Tapi yang lebih penting lagi buat saya, kopinya mantap!

Harganya memang tidak murah, namanya juga harga tengah kota, tapi untunglah kualitasnya menurut saya sama dengan beberapa kafe lokal yang memajang harga sebegitu. Iced americano (38 ribu belum tax-service 15%) pesanan saya bold, dengan uniknya aftertaste yang terasa manis. Hot cappuccino (45 ribu) pesanan teman saya dari penampakannya sudah terlihat pekat dan rasanya memang semantap itu.

Terkesan sama kopi yang saya minum di The Gade Wijaya—dan harganya yang bersahabat—senanglah The Gade akhirnya buka di Depok. Pastinya posisinya bertetangga dengan Pegadaian. Kafe ini pewe meski kalau malam penerangannya rada remang-remang. Buat kerja juga oke kok, WiFi lancar.

Saya pesan iced americano (22 ribu belum tax) dan suami pesan iced lychee tea (28 ribu). Duh senang harga americano masih terbilang murah, mana gelasnya besar. Kopinya cukup bold dan rasanya seimbang, terasa juga kesegaran dari rasa asam khas kopi arabika.

Lychee tea di mana-mana begitulah rasanya, cuma sayang buah licinya 2 buah saja, ya kali-kali bisa ditambah 3 kayak di beberapa kafe lain.

Berdiri sejak 2017, akhirnya Bakso Kemon tiba di tengah kota Jakarta. Persisnya menempati sebuah bangunan di belakang Sarinah Thamrin, jadi gampang dicapai dengan banyak moda transportasi. Cabang Bakso Kemon ke-10 ini tempatnya adem dan kece, ber-AC dan berhias beberapa mural yang identik dengan Jakarta kayak mural bajaj dan bus kota.

Pastinya yang bikin saya senang hidangan bakso yang ditawarkan Bakso Kemon beragam dan nikmati, karena diolah dari daging sapi asli. Kayak pesanan saya, bakso kemrusuk (38 ribu) yang isinya 5 bakso polos yang teksturnya padat plus daging iga. Nah keberadaan daging iga ini menurut saya bikin kuah original Bakso Kemon—yang juga menawarkan kuah soto dan kuah gulai sebagai teman bakso—tambah sedap. Apalagi daging iganya empuk.

Hidangan bakso yang lain juga semuanya cocok buat saya. Bakso kentung (39 ribu) pesanan teman saya wow deh. Ini kayak bakso beranak yang sempat heboh, baksonya besar dan mengerucut. Pas dibelah, di dalamnya ada beberapa butir bakso kecil dan telur. Sudah pasti kenyang makan bakso kentung ini, apalagi kami masih pakai tambah bakso goreng, pangsit goreng, dan siomay goreng.

Kalau ingin makan bakso telur saja, ada yang namanya bakso kelor (27 ribu) atau bakso kemon telor. Ada pula bakso kekinian lain kayak bakso keju (28 ribu), bakso kacab (bakso pakai cabe, 27 ribu), atau bakso kelana (45 ribu) yang terhidang dengan tulang sumsum. Tinggal pilih sesuai selera saja ya kan.

Nah buat makan beramai-ramai, bisa juga pilih bakso tumpeng. Seporsi bakso tumpeng, yang berisi bakso kentung versi lebih besar plus bakso-bakso lain di sekelilingnya, ini bisa dinikmati hingga 8 orang. Bisa juga dipesan untuk acara khusus lo, sebagai pengganti nasi tumpeng boleh juga kan.

Sebagai alternatif bakso, Bakso Kemon menyediakan mie ayam. Ada mie ayam biasa atau yamin, dengan mie bisa pilih sendiri, mie kuning atau mie hitam. Setelah makan bakso atau mie, enaknya menikmati aneka minuman es, kayak es kelapa muda, es campur, es cincau duren, atau es khasnya Bakso Kemon, es kenduren yang merupakan campuran kelapa, avokad, dan duren.