Marisa Aryani

Di jam pulang kantor, Journey ramai dikunjungi para pencari kafein. Beruntunglah saya mendapat tempat yang cukup nyaman, yakni di sofa. Saya pun memesan Hot Chocolate untuk menghangatkan badan. Cokelat panas yang saya pesan cukup pekat. Rasa cokelatnya begitu terasa dan manisnya pas di lidah. Sementara dari kategori kopi, Latte jadi pilihan yang tepat. Preferensi Latte khas Journey cukup menyenangkan. Dan saya pun puas menikmati waktu senggang saya di Journey Coffee.

Menurut saya, Tous Les Jours punya ciri khas tekstur yang sangat lembut sehingga menyenangkan ketika digigit. Sebagai penggemar croissant, saya kemudian membeli dua varian croissant, plain dan rasa cokelat. Benar sekali seperti dugaan saya, croissant yang saya beli begitu soft, terutama pada bagian dalam. Ditambah lagi untuk rasa cokelat, dilengkapi dengan rasa manis yang pas di lidah.

Daging Rib Eye (200 gr) asal Australia dengan tingkat kematangan medium jadi pesanan pertama saya. Dengan tingkat kematangan yang saya pesan, Holycow mempersembahkan daging sapi yang empuk dengan sentuhan warna merah yang saya harapkan.  Berasal dari bagian rusuk sapi, Rib Eye punya tekstur yang sangat juicy.

Tak hanya itu, saya pun kembali berlabuh pada menu Buddy's Special Steak (200 gr) yang terbilang baru di Holycow. Buddy's Steak merupakan bagian paha sapi yang mana berisi banyak otot. Maka, jika dilihat dagingnya diiris lebih tipis dari Rib Eye untuk menjaga tekstur agar tetap lembut. Sebagai side dish, saya memilih French Fries dengan pilihan saus BBQ dan blackpepper.

Menyenangkan rasanya bisa menikmati steak impor hanya dengan membayar Rp. 99.000 saja per item. Mengenai rasa, bisa diadu dengan steak house lain.

Opera Cake
Terdiri dari beberapa komponen seperti sponge cake, sirup kopi, dan siraman cokelat ganache membuat rasanya kompleks. Bagi saya, kadar manisnya pas sehingga tidak terlalu mengenyangkan. Sementara dekorasinya sederhana namun tetap elegan. 

Black Forest
Deskripsi selanjutnya datang dari menu Black Forest. Dibanding jenis cake lainnya, Black Forest merupakan kue yang paling lazim. Isinya bolu cokelat dengan lapisan krim dan cherry. Favorit saya tentu saja serutan cokelat di bagian atas sebagai dekorasi.

Memperkenalkan dirinya melalui bazaar, kini Hi Fries membuka tempat permanen di Mall Kelapa Gading, tepatnya di Gading 3. Kiosnya memang tak cukup besar, karena banyak dari pembeli yang melakukan take away yang hilir berganti. 

Rasa Moshi Nori (lagi-lagi) jadi pilihan saya kala itu. Rasa ini memang favorit. Saya pun memadukannya dengan Smokey Dokey. Menurut saya perpaduannya cukup menyeimbangkan indera pengecap. Di satu sisi rasa gurih menyeruak lewat varian rumput laut, sisi lainnya berkembang lewat sajian Smokey Dokey. Favourite!

Beef Curry Udon membuat saya terpesona. Salah satu menu di Marugame ini dipenuhi dengan daging sapi sukiyaki lengkap dengan saus kari yang memanjakan. Saya pun mulai berniat mengabadikannya untuk koleksi pribadi. 

Masuk ke bagian rasa, eksotisme makanan ini terletak pada penggunaan bumbu-bumbu yang digunakan. Makanan Jepang ini disajikan dengan kaldu yang dibuat dari dashi. Karakternya gurih dan cenderung bikin nagih. Sementara untuk tekstur mie itu sendiri, walaupun tebal dari mie biasanya, udon tersebut masih punya preferensi yang kenyal dan lembut.

Menu yang satu ini selalu saya pesan jika menyambangi Sumoboo. Ialah bomb ball, big boba, mochi, es krim, kacang merah, puding, dan taro. Sensasinya menenangkan ditambah dengan sajian Mochi yang kenyal, menghadirkan tekstur yang variatif. I love it!