Review Dika & Opik (@go2dika)

Cafe minimalis mungil yg simpel dan sleek. Tersedia beberapa colokan di ruang duduk bar. Parkiran di depan rumah orang, karena memang lingkungan perumahan sebenarnya.

Di papan menu tersedia dalam 2 bahasa; Inggris & Japan. Pesan Black & White Coffee. Kopi Hitamnya ringan dan rasanya ngingetin sama kopi sachetan. Untuk es kopi susunya lumayan enak, creamy dan tidak terlalu manis.

Sering lewatin dan penasaran krn rame banget diserbu para pembeli dan layanan antar makanan.

Nekat pagi kesini karena ngga tahu jam bukanya. Eh tenyata udah buka & sepi kalo pagi. Per pc-nya 3rb perak, dan langsung dapet Pisang Goreng panas panas yang baru diangkat.

Ternyata satuannya besar juga, dengan tepung crispy tipis yang melapisi Pisang. Lebih nikmat dimakan dalam kondisi panas memang, kalo kelamaan tekstur tepungnya jadi alot. Tapi juara sih Pisang Tanduknya, manis banget.

Saran aja buat penjualnya, lebih diperhatikan lagi kertas lapisan di plastik. Karena kl kelamaan tuh kertas malah nempel banget di Pisang. Auto nyuil nyuilin deh biar ngga kemakan.

Hampir semua variannya enak kok disini. Tapi yang juara memang Oleo & Ufomaltine. Pecinta coklat pasti suka karena nyoklat banget, teksturnya pas, dan manisnya bukan yang tipe giung.

Sebagai perempuan yang ada darah Acehnya, bisa saya rekomendasikan bahwa hampir semua makanannya enak enak. Bahkan Opik yang lidah Minang dan ngga suka bumbu tajam, juga mengakui kelezatannya.

Yang paling Rekomen pastinya Mie Aceh. Lebih sering pesen yang tumis (nyemek), kemaren tyt yg dateng Mie Aceh Rebus dan kuahnya sedep banget dong. Nasi Gorengnya juga dibumbui 'ringan'. Bisa lah menjangkau semua kalangan. Roti Canenya enak, tapi agak keras sih. Untuk minuman pun sesuai ekspetasi, Kopi Tarik & Es Teh Tarik Cincaunya milky dan segar. Es Timunnya juga manisnya pas walau sempet khawatir sama warna hijau yang dikira dari Sirup. Suka sama cara penyajian disini yang semua sajian menu dialasi daun pisang yang menambah aroma pada masakan.

Macet hujan, cuaca dingin, telat makan bikin kita akhirnya mendarat disini.

Pesen Sate Kambing, Sate Ayam, dan Sop Kambing. Sambil nunggu ditawarkan Otak Otak yang masih ngepul di meja. Per pcnya 4k tp lembut dan ikannya berasa, apalagi pas dimakan sama bumbu kacangnya yang enak.

Ngga lama pesenan kami datang. Potongan daging satenya cukup besar. Kondimen tomat dan bawang merah kurang segar dan meriah, namun dimaklumi karena memang 2 komoditi itu lagi mahal.

Sate Kambingnya tanpa berbau sama sekali dan empuk. Sate Ayamnya menurut saya nothing special. Juara sekaligus alasan buat kami balik lagi adalah Sop Kambingnya. Walaupun light, tapi gurih kaldunya berasa banget. Daging pun empuk dimakan. Kelar makan, dikasih bon, dan senyum kami makin lebar saking murahnya.

Cafe yang baik tempat, dekorasi, properti dan platingnya lucu dan niat.

Krunya juga tanggap bin fasih jelasin menu yang rekomen. Kebetulan ditawarin aneka macam minuman Alpukat dan Nutella. Akhirnya pilih minuman jenis Alpukat yang baik penyajian maupun rasanya pun juara.

Untuk makanan juga tersedia Paket Berdua yang affordable. Sop Iga, dan Iga Bakarnya juara. Ayam Gepreknya sih nothing special, cuma sambel koreknya mantul. Pizza Meat Lovernya royal keju, tapi rasanya biasa aja.

Minusnya adalah lokasi makan dekat toilet tercium bau pesing yang mengganggu.

Tempatnya nyempil di pojokan. Lumayan luas restonya, apalagi ada outdoor juga bisa buat smoking.

Kesini cuma killing time aja karena saat itu lagi hujan petir menggelegar sampe kedengeran di dalem Mall.

Pesen Es Coklat yang manisnya pas walaupun coklatnya lumayan heavy. Enak diminum biarpun cuaca diluar juga lagi sejuk.

Kena racunnya Fitrop, akhirnya baru sekarang nyoba Veggie Stick yg fenomenal. Ditambah ada artis yang sekali nyetok celery stick bisa sampe 5kg jadi penasaran juga.

Kebetulan juga lagi ada menu dessert baru, Choco Velvet, yang dibilang semacam Chocolate Mousse lembut, dan di brosur penampakannya tampak menggiurkan. Eh begitu dateng hmm...silahkan liat sendiri di foto.

Veggie Sticknya sih lumayan enak ya. Apalagi kl lagi niat nyemil sehat. Batang seledrinya renyah tanpa bau khas berlebih. Wortelnya dong digigit kres kres dan langunya halus banget. Apalagi dimakan sama saus mayo. Seneng skr jadi ada pilihan healthy snack yang enak.

Menempati rumah dengan arsitektur khas Jawa dengan halaman yang luas sekali. Tempat makan tersedia banyak pilihan. Mau lesehan ala piknik outdoor, tempat duduk santai, atau meja makan ala jadul. Disini pun juga disediakan Mushola untuk kaum muslim. Wifi pun lumayan kencang disini.

Pesan Bakmi Djowo Godog , Pisang Goreng, Kopi Klotok, dan Kopi Eyang Putri. Bakminya dimasak dengan anglo sehingga ada cita rasa smokey yang khas. Isiannya pun termasuk banyak & komplit. Pisang Gorengnya renyah, tapi sayang ngga manis (padahal ngarep banget rasanya mirip yang di Kopi Klotok). Kopi Klotoknya oke aja walaupun agak strong. Kopi Eyang Putri manisnya pas, tapi kurang dingin & creamy.

Walau letaknya di dalam perumahan dengan jalan kecil, tapi ternyata rumah yang dijadikan restonya sangat luas. Bahkan parkirannya bisa menampung banyak kendaraan.

Siang itu hampir semua meja sudah terisi, untung pas kami masuk di meja paling depan baru selesai makan. Sistemnya langsung tulis pesanan di kertas dekat dapur. Mejanya model panjang sistem sharing dengan perlengkapan makan, tissue, saus, lada, kecap manis, kecap asin, acar rawit diletakkan di tengah tengah.

Pesan Mie Ayam Jumbo, Mie Pangsit, Mie Bakso, Pangsit Goreng, dan sempat mencicipi Kue Jongkong yang dijual di kasir.

Kue Jongkong mungkin snack khas Bangka yang berupa Bubur Sumsum & Cincau Hijau yang disantap bersama cairan gula merah. Baik Bubur maupun Cincaunya sama2 lembut meski beda tekstur kekentalan. Namun sayang agak kemanisan kalau seluruh saus gulanya dituang.

Mie Ayam Jumbo hadir dalam Mangkuk Besar yang porsinya bukan kaleng2. Baru kali ini nih berani ngasih menu Jumbo dan beneran BESAR.
Padahal Mie Ayam porsi biasanya menurut saya juga cukup banyak. Tekstur Mie khas Mie Ayam Bangka, keriting tebal, namun pas kenyal dan matangnya. Yang disuka tentu saja acar rawitnya yang segar asam pedes, dan topping ayamnya masih berupa potongan (bukan giling). Pangsit Gorengnya tipis renyah, baksonya pun juga enak.