Agnes

First time ke King's Cup, baca beberapa review bilang bahwa boba mereka enak.
Well, sebagai first comer tentunya nyobain menu paling basic, King of Club. Lucunya waktu mau minta gulanya 50% aja, mereka suggest jangan, karena "ga terlalu manis" jadi mendingan normal aja atau less sugar (75%). Yaudahlah ya namanya juga nyobain.

Then, I take it. Kemanisan ah tetep aja. Bahkan gw yakin gw lebih bisa enjoy ini di 25% sugar.  
Disclaimer: Belakangan ini merk-merk milk tea/brown sugar boba emang kemanisan semua di lidah gw. Yang manisnya pas malahan merk lama.

Tapi boba brown sugar mereka memang enak, kenyal gitu, dan sejujurnya ini sumber manisnya deh. Satu lagi, brown sugar mereka ini ga ada after taste yang mengganggu, jadi enak sebetulnya. Next time akan balik lagi untuk bobanya.

Ke sini untuk makan siang, sepi banget padahal weekend. Mumpung ga terlalu panas dan banyak angin, dan ga ditawarin tempat indoor juga di atas jadi duduk aja deh di samping. Pesanan waktu itu Soto Mie dan Laksa. 

Soto Mie di sini kuahnya bening, cenderung kayak soto ayam dikasih mie, tapi lumayan buat ganjel perut. Untuk Laksa memang lebih enak sih, menurut suami mending pake nasi biar lebih kenyang. Dragon Slush sebagai minuman sungguh seger dan enak, menu yang can't go wrong ya.

Thank you kupon karena jadinya coba mampir kesini. Manusianus ini buka di deretan ruko-ruko baru di GS. Waktu dateng kafenya sepi, karena meja di lantai dasar pendek-pendek, gw duduk di atas yang mejanya tinggi cocok untuk makan.
Pesanan gw cuma Pasta Aglio E Olio dan Choco Scream karena sudah ngopi.

Pastanya standar dengan harga 35rb, stick to the original karena ga ada topping, cuma oil, garlic, cabe, dan herbs. Choco scream ga terlalu manis, coklatnya masih berasa, tapi yang namanya susu coklat ya okelah. 

Tempatnya cukup lucu, ada area duduk-duduk yang tumpuk-tumpuk gitu. Terus juga ada sofa yang cakep, seneng aja liatnya 

Dulu gw sensi sama cabang AEON karena yang kerja kebanyakan becanda ketawa ketiwi sendiri, antrian geraknya juga lambaaat banget karena bikinnya lama dan ga cekatan. Semenjak itu jadi hilang keinginan untuk nyobain.

Setelah mendengar review-review bagus, dan kebetulan Onezo buka cabang di pasar, dan kebetulan antriannya pendek banget cuma nunggu 3 nomor. Kali ini, minumannya juga jauh lebih cepat jadi ga pake nunggu terlalu lama. Kalau diperhatiin yang jaga masih muda-muda tapi ga kebanyakan haha hihi sih.

Earl Grey Latte (Sugar 25%), rasanya masih manis, aroma  earl grey lumayan kenceng, topping boba brown sugar juga manis. Seperti kata orang-orang bobanya memang empuk sih.

Tempatnya 2 lantai, di bawah untuk antri dan ambil, lantai atas ber-AC dan bisa duduk duduk nyaman.

Cukup sekali aja kayaknya nyobain, mahal juga 1 cup 34rb (M). 

Ke sini iseng aja sebenernya karena udah lama lihat tapi ga pernah mampir. Ternyata kafenya gabung dengan studio foto di lantai atasnya. Interior kafenya sendiri bagus dan nyaman.

Saya pesan coffee latte dan Espresso Waffle aja. Wafflenya enak, unik dan ga terlalu manis. Rasa kopi di wafflenya terasa dan memberi rasa sedikit pahit di mulut, es krim vanila yang dingin dan manis jadi penyeimbang. Suka banget! 

Untuk harga dessertnya sendiri lumayan ya. Tapi ngeliat dia cukup banyak promo bolehlah dicicip 

Setelah nyobain bergelas-gelas es kopi susu gula aren, bosan juga. Di Foresthree ini untungnya ada beberapa menu yang menarik yang bisa dicoba. Dua yang saya icip Es Kopi Moka dan Hershey's Creme.

Coklat di es kopi moka pakai hershey's, dan enak juga, sedikit kemanisan untuk selera saya tapi masih enak. Kopinya berasa namun ga overpowering.

Hershye's creme ga ada kopinya, rasa hershey's hampir ga terasa, ketutup rasa susu dan creme yang di atasnya. Cremenya enak sih manis-manis gitu kayak macchiato. 

Tempatnya pewe juga, ga banyak kapasitas tapi cukup buat duduk duduk. 

Setelah kenyang makan dimsum, lanjut beli kopi karena kalau udah kenyang, mata jadi berat. Kebetulan di sebelah Haka Dimsum ini ada Lemari Kopi.
Dari depan kafenya kecil dan agak gelap, setelah masuk, ternyata emang ga terang sih . Di dalem ternyata rame banget dan full sama anak-anak mahasiswa. Kapasitasnya ternyata banyak. Interiornya didominasi warna kayu dan abu-abu semen, ala ala kafe industrial gitu deh.

Barnya kecil dan di situ ada 3 orang, keliatannya udah dempet-dempetan banget. Pelayanannya ramah dan kopi pesenan juga cukup cepet jadi. Karena full, kami take away aja.

Seperti biasa, kalau ngantuk saya pesan cappuccino supaya berasa kopinya. Kopi mereka kerasa bold, terasa manis susu dan sedikit after taste manis. 

Setelah hypenya turun, ga banyak restoran yang menyajikan menu makanan Bali (selain sambal matah tentunya). Salah satu yang masih bertahan dan udah beberapa kali mampir ke sini adalah Ayam Betutu Khas Gilimanuk ini.

Favorit gw kuahnya, karena banyak rasa rempah, agak pedas tapi enak banget dimakan sama nasi. Di kunjungan kali ini gw pesan Nasi Campur dan kangkung plecing. Secara keseluruhan makanan mereka pedes-pedes, tapi tidak sampai menutupi rasa makanannya. Masih suka sih, pasti akan balik lagi kalau pengen ayam betutu.