Gregorius Bayu | ig: exploresto

Meskipun kafe ini berada dekat dengan kosanku, tapi ini adalah kali pertama aku ke sini..
Suasana kafe ini, gelap... Aku pun bingung kenapa kafe ini segelap ini. Apakah karena kala itu jam 3 sore dan langit sesang mendung, sehingga meskipun mendung kafe ini merasa belum waktunya menghidupkan lampu sehingga menjadi gelap? Atau memang kafe ini sengaja "menggelapkan diri"? Atau hal lain? Entah..
Tapi hal yang aku sukai dari kafe ini adalah pelayanannya. Pelayannya begitu ramah menjelaskan kepada kami arti dari setiap menunya. Hal lain yang aku sukai adalah harga. Sepertinya kafe ini mengerti populasi sekitarnya itu kemampuan ekonominya seperti apa... Hehe :)
Overall, ya kafe ini mungkin mampu membuat mahasiswa sekitarnya tak perlu jauh - jauh ataupun mahal - mahal dalam mencari tempat kumpul. Good job!

Indomaret boleh saja bermain lebih "mewah" dengan menciptakan "Point Cafe" ... Tapi ya, tetap saja, itu adalah Indomaret.. Kalau harganya sama seperti kafe umum, ya orang seperti saya akan sulit memotivasi diri untuk ke sana.
Akhirnya, karena dari segi suasana akan "berbeda" dari kafe umum, sepertinya Point Cafe menaikkan standar pelayannya. Pelayanannya bagus. Murah senyum, ramah, penjelasan menunya enak. Perfect!
Lantas mengapa saya memberikan bintang 5 pada pensuasanaan? Entah mengapa, saya justru suka dengan suasana Point Cafe Braga. Unik. Minum kopi panas tapi di minimarket, dengan pemandangan lalu lintas kece Braga. Itu adalah hal yang akan jarang anda temui, nice!
Overall, ya bagi pecinta kafe, aku tidak terlalu merekomendasikan tempat ini. Ke-"indomaret"-annya akan membuat beberapa orang merasa aneh. Jadi ya aku merekomendasikan tempat ini bagi yang ingin nongkrong di Braga aja... hehe
Selamat mencoba!

Warung ini seringkali mendapat predikat sebagai warung paling malam disekitaran ITB, tentu saja akibat seringnya warung ini mendapat "kesempatan" sebagai warung yang paling ramai dan paling larut malam tiap harinya..
Hal yang membuat hal tersebut terjadi dimulai dari lokasinya yang berada dekat sekali dengan gerbang depan. Sehingga mahasiswa yang cenderung malas nyebrang jalan pun memilih warung ini sebagai tempat makan.
Ditambah lagi penjaga warung memiliki keramahan yang pas untuk mahasiswa, dengan rasa dan harga yang pas pula. Jadilah warung ini menjadi ramai (hampir) setiap malam.
Overall, percayalah, malammu belumlah indah jika belum mencoba tempat ini.. Monggo :)

Hari ini, temanku membawakan kue pillow cake. Kue warna kuning yang memiliki rasa original..
Kue ini memiliki tekstur yang begitu empuk. Dengan mengamati teksturnya, kami pun mulai memotong kue ini.. Kumakan potongan pertama, rasanya enak.. Manis.. Kumakan potongan kedua, rasanya masih enak. Saat kumakan potongan ketiga, yang agak besar, tiba - tiba rasanya berubah menjadi kurang keenakan..
Akhirnya aku menunggu beberapa saat. Dan ketika aku mencoba potongan ke empatku... Rasanya menjadi manis kembali :)
Entah, apa yang bisa anda simpulkan dari ceritaku tadi. Yang jelas tidaklah salah untuk mencoba kue ini, bersama teman - teman anda.. Selamat mencoba!

    Flaming Pots, setelah begitu lamanya aku tidak makan di restoran all you can eat, aku pun akhirnya di berikan kesempatan oleh Tuhan untuk kembali menjadi konsumen di restoran semacam ini..
    Karena hal itu lah, bahkan saya tidak begitu mengerti metode makan seperti apa yang seharusnya kulakukan.. Seperti biasa, saya adalah tipe orang yang selalu bersemangat mengisi perut ketika kondangan. Sehingga saya pun begitu bersemangat makan disini.
    Seperti biasa, saya akan memulai menceritakan restoran ini dari interior dan suasananya. Yang menurut saya bagus (meskipun kata teman saya ada yang lebih baik), namun dengan harga 112,5k per orang (harga promo), interior dan suasana flaming pots adalah salah satu yang terbaik. Mantap.
     Hal kedua yang di bahas tentu saja rasa makanan. Di sini, rasa dagingnya menurut saya enak. Macam makanannya juga banyak. Ada daging, salad, pudding, eskrim, "siomay", bahkan ada nasi goreng dan kerupuk. Variasi minumannya juga banyak, ada jus jambu & jeruk, kopi, hingga lemon tea.. Perut dan lidah saya begitu terpuaskan selama 120 menit waktu makan.
     Overall, mungkin satu - satunya tempat makan prasmanan yang cocok untuk mahasiswa adalah tempat ini.. Harganya pas, suasananya pas, dan rasa makanannya lebih pas lagi.. untuk mahasiswa.. Selamat mencoba! 

*ditulis oleh orang yang terakhir kali makan di restoran prasmanan sekitar 10 tahun lalu*

Ya, kebetulan ada orang baik yang memberikan makanan ini ke saya, jadinya saya makan... Hehe..
Karena saya belum pernah ke tempat aslinya, jadi review saya kali ini hanya berkisar rasanya aja. Untuk rasa karena saya belum pernah mencoba baso Aci (dan selalu mencoba baso biasa) saya rasa Baso versi ini tu rasanya agak aneh.. Baksonya terlalu kenyal, ditambah ada rasa kacangnya, ya kalo ga pernah jadi agak aneh gitu sih, kayak saya hehe..
Overall, saya rasa Baso ini lumayan anti-mainstream lah.. Tapi kalo kata temen saya sih enak, jadinya saya pun hepi hepi aja hehe