Gregorius Bayu | ig: exploresto

     Kafe ini adalah kafe semi-outdoor yang terletak di Jalan Jagal Depok. Lokasinya tidak terlalu dekat dengan pusat kota. Sekitar-sekitarnya agak-agak sepi gitu, sih .. Nice place buat yang ingin jauh-jauh dari kota.
     Tempatnya luas, semi outdoornya juga banyak.  Dari segi tata meja sepertinya tempat ini didesain buat nongkrong ramean. Tiap meja minimal berisi 4 kursi, ada yang lebih juga. Tiap meja punya area yang luas. Menurutku ini betah banget buat nongkrong ramean  
      Aku beli beberapa menu di sini. Dikarenakan menunya banyak jadi kita bicara overall aja, ya .. Hehe. Toh juga mengingat makanan kayak Taco dan Tortilla dan Burger dan Bagelnya itu toppingnya mirip.
     Untuk rasa umum menurutku tidaklah buruk. Dagingnya terasa empuk dan tebal. Bumbunya juga terasa kuat. Malah sebenarnya terlalu kuat (paling kuat di Taconya)  Jadi terlalu asin dan gurih gitu .. Kalau dari burger menurutku dibantu oleh adanya topping-topping lain seperti telur dan juga rotinya yang tebal. Kekuatan bumbunya yang terlalu kuat itu bisa dikurangi sedikit. Sementara untuk ramennya, sebenarnya rasa khas ramen tetap terasa namun tekstur mienya kurang "ramen-y". Kurang seperti ramen. Terlalu lembut. Bumbunya juga sedikit terlalu kuat.
       Untungnya untuk minumannya, aku mencoba yang Def Leppard, itu lumayan enak. Menyegarkan dengan rasa-rasa khas Mocktail. Aku sempat mencicipi minuman-minuman lain dan aku menyukai rasanya. Semua minumannya. Hehe 
     Overall, Forque ini adalah kafe yang gede dan lega banget untuk nongkrong bersama. Dengan menunya yang macem-macem dan kekinian (dan juga nama menunya yang unik (ala-ala band metal gitu wkwkw)) sepertinya sabi banget nih sekalian ngajak temen buat ke sini .. Hehe  Selamat mencoba! 

Okay, jadi ini adalah sebuah burger bungkus dari Fix Burger juanda. Jadi bahas burgernya aja ya ..

Untuk burgernya sebenarnya rotinya lumayan empuk dan enak, dengan daging yg juga lumayan banyak. Namun menurutku di sini saosnya terlalu sedikit, sehingga terasa agak kering gitu, sih ..

Overall, menurutku tempat ini cocok untuk take away. Jadi, selamat mencoba!

Sudah lama sebenarnya aku punya keinginan makan di sini, karena sering liat tempat ini rame. Hehe 😅

Aku akhirnya beneran nyoba. Dari segi tempat sih ternyata tempatnya nggak gede, ya. Hanya muat sekitar 4 meja. Suasananya adalah suasana warung bakso, seperti biasa.

Aku pesan mie ayam bakso telur. Rasa mienya sebenarnya enak. Bumbunya tidak terlalu manis dan rasa gurihnya terasa. Mienya juga tidak terlalu tebal. Bumbu kuahnya juga masuk ke mienya. Enak.

Hal yang aku kurang suka adalah bakso telurnya yang terlalu panas saat dihidangkan (kuahnya juga sih sebenarnya, cuma ngga sepanas bakso). Lidahku bahkan agak-agak sakit saat mencobanya ..

Overall, worth it? Asal baksonya tidak kepanasan akan worth it parah. Tapi karena ada hal itu jadi worth it saja, hehe .. Selamat mencoba!

     AYCE ini adalah yang baru di Depok sini. Lokasinya deket banget dengan perempatan margonda. Ada di sebuah ruko. Pas aku ke sini, sih, baru dibuka lantai 2 (maksudnya dianjurkan makan di lantai 2) karena lantai 1-nya masih tahap perapihan.
      Lantai 2 viewnya margonda, ya gitu deh ya.  Sunlight saat makan sih bagus, bisa dilihat di gambar. Untuk suasana tempat sih mirip-mirip suasana AYCE 99k ke bawah lainnya. You may like it or you may not.
      Aku pesan semua menu. Sejujurnya aku suka banget, sih. Mulai dari daging yang tebal dengan bumbu yang tetap terasa sampai dalem, variasinya yang lumayan banyak, sampai juga menu steaknya yang enak.
      Oiya, AYCE ini tidak hanya menu Grill + Shabu tetapi juga Grill + Shabu + Steak ya  Mantap deh ... 
      Overall, untuk sebuah AYCE enak dengan harga yang murah. Menurutku tempat ini sabi banget dikunjungi. Selamat mencoba! 

Di sebuah festival, aku penasaran dengan menu ini karena namanya yang lumayan unik. Lalu aku pun membelinya.

Aku membeli paket 1, kebanyakan isinya berbahan dasar ikan. Ada bakso ikan, otak-otak, tahu ikan, ditambah sayur sawi dan bihun. Sejujurnya bagiku pribadi rasanya enak. Sebab bahan-bahan itu tidak butuh kuah untuk "terasa" (kecuali bihun dan sawinya hehe), aku coba di awal tanpa kuah dan itu sudah terasa enak .. Salut 👍

Kuahnya pun seakan-akan seperti sebuah penyedap rasa. Diminum pun tidak terasa tawar. Ada bumbu kuah yang terasa tidak berlebih. Enak. Kuahnya membuat bihunnya menjadi lebih lembut dan sawinya menjadi lebih berasa.

Overall, menurutku dari segi makanan, restoran ini adalah restoran yang pantas dicoba. Jadi, selamat mencoba!

Superoti ini buka tiap hari di stasiun pondok cina. Bentuknya hanya sebuah warung roti gitu di peron 1. Karena tidak ada fasilitas dine in, aku bahas rotinya aja, ya ..

Untuk rotinya sebenarnya tidaklah buruk. Harganya 10k, dengan 3 buah sosis ayam yang menurutku ukurannya kekecilan. Jadi rasa sosisnya kurang terasa gitu jadinya. Untungnya adonannya lumayan enak sih. Tidak terlalu tawar dan empuk.

Overall, seperti di paragraf atas, rotinya tidaklah buruk. Menurutku sendiri malah lumayan pantas dicoba. Jadi .. Selamat mencoba!

Aku bilang ini sebagai yang "The Forgotten" karena pas aku datang, tempatnya (yg ada di pinggir jalan ini) kosong, tanpa pelanggan. Hanya ada penjual yang menunggu pelanggan. Hingga akhirnya rasa laparku menjadikanku pelanggan pertama, saat itu.

Aku membeli menu standar, yaitu Ayam Goreng dengan Nasi Uduk, ditambah es teh manis sebagai penyegar mulut.

Masakan datang, dan mataku menyukainya. Penyajiannya rapi, hampir tidak ada minyak, nasinya juga banyak.

Saatku coba, lidahku pun menyukainya. Nasi uduknya empuk, dengan rasa uduk yang terasa. Ayamnya juga, meskipun bentuknya tidak bisa dibilang besar, tapi rasa gurihnya tu terasa bangett .. Ayamnya pun ngga berminyak dan ngga panas. Enak banget buat dirobek2 dan dimasukin mulut 😅

Overall, agak disayangkan tempatnya ngga terlalu bersih. Andaikan bersih tempat ini bakal jadi tempat yg perfect banget padahal. Well, semoga tempat ini tidak terlupakan lagi karena ini adalah tempat yang bagus .. Selamat mencoba!

Yapp .. Rumah Makan ini ada di seberang Rumah Sakit Tugu Ibu. Bisa banget jadi salah satu opsi buat nyari makan apabila sedang menunggu pasien, menunggu giliran ke dokter, atau ya lagi laper aja

Aku pesan nasi ayam bakar. Sejujurnya porsi ayamnya banyak, nasinya juga. Dagingnya pun empuk dengan bumbu gulai yang terasa sampe daging, muncul keringat saat makan di akhir.

Overall, aku sebenarnya suka makanannya. Tidaklah buruk. Namun aku kurang merasa nyaman di sana dan tempatnya terasa kotor. Mungkin perlu ditingkatkan, mengingat harga nasi ayam dan es teh manisnya mencapai 26k .. Tapi bagi orang yg mementingkan kekenyangan, Selamat mencoba!