Fannie Huang||IG:@fiehuang

Sebenarnya beli pesen menu ini di Dapur Bersama Sawah Besar. Berhubung nggak ada di Perkul, jadinya aku review di sini.

Aku mencoba :

1. Chicken Katsu Butter Special

Sepaket berisi nasi + chicken katsu saus mentega dan minuman teh botol. Untuk rasanya sendiri sebenarnya enak menurutku. Nasinya pulen dan hangat.

Selain itu ayam katsunya juga crunchy dan gurih dengan daging ayam yang juicy. Untuk rasa saus menteganya juga lumayan berasa menteganya, rasanya nggak terlalu asam, cenderung manis gurih. Sebenarnya sih nggak mengecewakan.

Sayangnya aku sangat kecewa dengan pelayanannya. Aku bayar extra buat dapat minunan namun sana sekali nggak dikasih sama pihak restonya.

Seharusnya kalau untuk pesanan ojol lebih berhati-hati. Perhatikan lagi apakah pesanannya sudah sesuau aplikasi apa belum sebelum diserahkan ke ojol. Jangan samlai merugikan customer dengan cara begini.

Sebagai customer, kalaupun ada makanan yang tertinggal begini, aku harus keluar uang ekstra buat ngasih tips ke drivermya sebagai pengganti uang bensin dan (kalau ada) parkir, ini terkait standar etika yang tidak tertulis. Kalau nggak, kasian dong si driver harus rugi waktu dan bensin ketika seharusnya bisa ambil order lain. Kalau customer nggak mau menanggung memang restoran mau ganti rugi. Nggak, kan?

Kalau harga barangnya di bawah harga extra charge, ya aku mau nggak mau merelakan aja. Namun jujur saja ini sangat mengecewakan dan merugikan menurutku.

Maaf review kali ini sangat frontal. Sengaja menulis begini agar (semoga) dibaca pihak restoran sehingga bisa mengingatkan staff untuk berhati-hati.

Siang ini lagi kepengen pizza & pesan via ojol. Kebetulan juga lagi ada promo super murah, satu loyang pizza cuma 52.800 aja.

Yang dicoba :

1. Truffle & egg Thin Crust Pizza

Ini rasa favoritku. Saat digigit ada aroma truffle oil dengan keju yang gurih & telur yang lembut.

Di potongan tertentu juga ada telur dengan bagian kuning yang melted di mulut namun sama sekali nggak berbau amis. Aku suka banget, padahal biasanya kurang suka kuning telur yang kurang matang.

Sebenarnya pizzanya lembut dan nggak tebal dengan pinggiran yang renyah. Namun sayangmya lumayan banyak yang gosong hingga terasa pahit (bisa lihat di foto). Aku sendiri kurang suka pizza gosong dan pahitnya cukup menganggu buat saya.

2. Meat Madness Classic Crust Pizza

Pizza ini sedikit lebih tebal dari thin crust pizza, namun nggak tebal banget, jadinya makan beberapa potong nggak terlalu guilty.

Pizzanya tidak gosong namun pinggirnya agak alot menurut. Toppingnya menggunakan sejenis daging cincang, turkey, ham & caramelized onion.

Secara keseluruhan rasanya cenderung meaty dengan rasa saus tomat yang cukup dominan. Buat yang suka pizza dengan saus tomat tanpa rasa cheesy mungkjn bakal suka ini, namun sejujurnya aku lebih suka pizza yang cenderung gurih.

Coffee shop yang satu ini terletak tidak jauh dari belokan ke Jl. Johar, tepatnya seberang hotel Grand Cemara. Tempatnya sendiri cukup cozy dengan aneka buku yang tersedia untuk dibaca.

Untuk seating areanya terdapat indoor dan semi outdoor di mana terdapat kaca di sekelilingnya yang memungkinkan pengunjung untuk duduk dan menikmati sinar mentari.

Ketika melihat tempat ini di IG pertama kali, saya langsung berekspektasi tinggi. Namun sepertinya ekspektasi saya terlalu tinggi tanpa mempertimbangkan harganya.

Saya mencoba :

1. Green Tea Latte Hot (IDR 27k)

Saat melihat di menu, saya terkejut karena green tea latte dibanderol dengan harga yang jauh lebih murah dibanding coffee shop pada umumnya. Saya mungkin salah pilih menu juga karena sebenarnya imi coffee shop sehingga yang menjadi spesialisa tempat ini adalah kopi.

Namun kalau boleh jujur ini salah satu green tea latte terburuk yang pernah saya minum. Kalau green tea latte umumnya warna hijau pekat, yang ini hijau terang.

Memang, rasanya rasa green tea. Namun sepertinya green tea dibuat menggunakan bubuk green tea yang dibeli di toko kue, saya tahu soalnya pernah beli juga buat percobaan bikin kue. Jadi rasanya tidak pekat dan pahit dibanding kalau menggunakan bubuk green tea Jepang. Rasanya cenderung nanggung menurut saya, dibilang manis sampai banget ya nggak, dibilang pahit juga nggak.

Dibanding green tea latte ini, saya malah merasa green tea latte sachetan merk B*rdy karena lebih mirip green tea latte di kafe pada umumnya.

Overall, kalau kamu mau menikmati green tea latte dengan harga murah di kafe, ini recommended untuk kamu coba. Namun kalau dari segi taste, saya sama sekali nggak merekomendasikan.

2. Green Tea Brownies (IDR 22k)

Browniesnya disajikan hangat dengan tekstur yang cenderung empuk. Saya sendiri lebih suka tekstur brownies hangat dan empuk ketimbang brownies yang cenderung chewy.

Dari segi rasa, browniesnya cukup terasa green tea powdernya (menurut saya memakai green tea powder yang sama dengan green tea latte), namun buat saya rasanya cenderung terlalu oversweet untuk ukuran green tea.

Namun dengan harga yang ditawarkan memang sangat affordable dibanding size browniesnya yang lumayan besar.

3. Potato Chips (IDR 35k)

Saya sendiri prefer home made potato chips ketimbang yang pabrikan dan langsung beli begitu liat di samping kasir.

Ternyata rasanya memang enak. Kentangnya empuk dan renyah dengan ketebalan potongan yang pas. Sesuai namanya, rasanya beneran kentang banget.

Perpaduan rasa asin dan gurihnya juga pas. Dari semua menu yang saya coba di sini, potato chips ini yang rasanya paling memuaskan.

Namun satu kelebihan dari coffee shop ini, pelayanan responsif dan ramah, bahkan mengantar ke meja meski nggak ada service tax.

Susuru merupakan salah satu resto yang berada di Ashta, mall yang lagi populer akhir-akhir ini. Kalau mau dine in sebaiknya reservasi terlebih dulu karena waiting listnya lumayan banyak.

Saya mencoba :

1. Tonkotsu Shoyu Ramen (S, IDR 73k)

Untuk ramennya terdiri daru 3 size, yakni small, regular & large. Yang membedakan bukan porsi ramemnya, melainkan topping dagingmya.

Untuk ukuran small terdapat 1 daging charsiu & 1 butir telur. Charsiunya bisa memilih yang pork atau chicken.

Saya sendiri merasa agak nanggung kalau kuahnya pork & dagingnya chicken, jadi milih yang pork. Menurut saya sih daging porknya nggak terlalu berlemak. Rasanya lumayan enak dan ada aroma smokeynya. Cuma pas saya kemakan lemaknya, aroma babinya berbau tajam. Berhubung saya agak sensitif sama aroma babi, jadinya agak mempengaruhi rasa. Untuknya dagingnya sama sekali nggak berbau.

Untuk kuahnya sendiri beneran enak. Rasanya rich dan cukup creamy. Rasanya merupakan perpaduan asin, sedikit manis dari kaldu serta gurih. Sedangkan mienya menggunakan mie berukuran kecil ala mie Hongkong. Menurut saya tingkat kematangan mienya sudah pas. Somehow pas saya makan, rasa mienya sendiri juga asin gurih. Rasa asin gurihnya berbeda dengan kuahnya.Sepertinya sebelum dicemplung ke kuah kayak dikasih bumbu minyak, diaduk sehingga merata, baru dikasih kuah.

Untuk telurnya juga nggak kalah enak. Telurnya cukup lembut dengan kuning telur yang empuk dan sedikit melted . Sayangnya bamboo shotnya sedikit pahit ketika dimakan begitu saja meski renyah.

2. Ocha (Refill, IDR 23k)

Harga ochanya sendiri cukup tinggi dibanding kedai ramen dengan kelas yang sama. Maka saya berekspektasi ochanya bakal menggunakan green tea Jepang beneran sehingga warnanya bakal terlihat hijau, apalagi Y*shinoya yang harganya lebih affordable saja bisa menyajikan ocha dengan bubuk green tea Jepang dan juga bisa refill.

Begitu datang, saya auto kecewa melihat warnanya. Nggak salah, sih. Yang datang memang teh hijau. Namun teh hijaunya menggunakan teh hijau buatan lokal. Rasa maupun aromanya jelas berbeda, begitupun dengan rasa pahitnya.

Saya sangat maklum kalau di kedai yang menjual ocha dengan harga 10 ribu atau lebih murah serta bisa refill, namun tidak dengan resto yang menjual ocha seharga 23 ribu (belum service tax dan tax). Terlalu overprice.

Bakerman merupakan salah satu outlet yang baru buka di Ashta. Sepertinya brand ini juga masih satu grup dengan Social Affair.

Saya sendiri berkunjung tadi siang dan antri lumayan panjang. Pas melewati tempat ini, aromanya sungguh menggoda dan membuat saya tertarik mengantri, namun untungnya pelayanannya cepat & ramah.

Yang dicoba :

1. Croffle Cinnamon Sugar (IDR 22k)

Croissant merupakan singkatan croissant waffle. Croissantnya sendiri renyah dengan aroma butter yang wangi dan teksturnya nggak kering banget.

Aroma cinnamonnya juga wangi dengan taburan gula pasir yang cukup banyak. Rasanya agak kemanisan buat saya yang memang kurang suka manis meski saya suka rasa cinnamonnya, namun buat nyokap yang lebih suka manis rasanha malah enak.

2. Truffle Mushroom Croissant (IDR 25k)

Croissantnya sendiri cukup besar dengan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam. Rasa butternya juga cukup strong.

Sayangnya saya sama sekali tidak mendapati aroma truffle yang wanginya tajam. Yang ada hanya isian berupa potongan jamur yang sedikit dengan rasa yang plain.

Ini kurang recommended menurut saya.

3. Nutella (IDR 25k)

Dari semua yang saya coba, saya paling suka croissant yang ini. Croissantnya juga renyah dan gurih sert wangi dengan isian coklat yang cukup banyak.

Rasa isian croissantnya kalau boleh jujur bukan rasa Nutella dengan rasa coklat kacang yang storng banget, namun isiannya masih oke manisnya.

Sebelumnya pernah nyobain yang Chicken Mentai & merasa puas banget sama rasanya. So, kali ini pesan rasa yang berbeda demgan harapan rasanya bakal sama enaknya.

Yang dicoba :

1. Beef Truffle Mayo

Dari awal saya memang nggak berekspektasi aneh-aneh mengingat harganya maskh kisaran 30 ribuan. Namun mendengar kata 'truffle', saya ngarepin bakal ada aroma truffle setidaknya. Saya pernah makan nasi + chicken crispy dengan kisaran segituan yang nama menunya ada kata 'truffle', seengaknya masih ada aroma trufflenya.

Namun ketika saya membuka kemasan, saya langsung kecewa. Saya sama sekali nggak merasakan aroma truffle yang semerbak. Saya masih positive thinking, mungkin namanya mayonaisse nggak bakal wangi banget, kali aja pas dimakan baru kerasa aromanya.

Namun setelah mencoba gigitan pertama saya auto kecewa. Saya juga tidak menemukan aroma trufflenya. Mungkin ada, namun sangat samar karena entah kenapa saya merasa rasa maupun arkma mayonaissenya malah lebih mirip garlic.

Namun untuk rotinya as usual memang lembut dengan permukaan yang renyah. Isinya berupa beef patty yang bumbunya meresap dan rasanya perpaduan manis dan gurih serta terdapat keju yang membuat rasanya makin cheesy dan gurih.

2. Caramel Macchiato

Sesuai namanya, minuman ini menggunakan sirup caramel sebagai bahan bakunya. Rasa kopinya memang nggak terlalu strong meski masih ada rasanya dengan perpaduan susu.

Selain itu juga terdapat sirup caramel dengan rasa manisnya yang khas namun nggak sampai oversweet. Buat saya yang sebenarnya nggak terlalu suka manis, saya manis menikmati minuman ini.