Fannie Huang||IG:@fiehuang

Hari ini merupakan hari ke-3 ku makan burger secara berturut-turut. Selama 3 hari terakhir, aku memutuskan mencoba 3 burger dari kedai berbeda yang harganya 11 12.

Kali ini aku tertarik mencoba Burger Bangor yang masih dalam radius 5 km dari runah. Burger yang satu ini memiliki beberapa cabang & harga menunya juga terjangkau. Mulai dari 10 ribuan udah bisa dapet seporsi burger.

Aku memesan burger via Gr*b dan kebetulan lagi ada diskon 35%. Yang kupesan :

1. Paket Berandal (IDR 55k)

Seporsi berisi burger Juragan Cheese, kentang goreng & minuman. Satu hal yang aku suka, minumannya seharusnya soft drink, namun bisa diganti ke Frestea tanpa biaya ekstra. Aku kurang suka softdrink dan senang banget ada opsi begini.

Untuk porsinya ternyata mengenyangkan. Kentang gorengnya ada 2 bungkus, beneran banyak. Lalu kentang gorengnya juga beneran enak.

Kentangnya berukuran kecil (shoestring) dan teksturnya renyah tapi nggak mengendap minyak. Selain itu kentangnya juga empuk dan rasanya gurih meski dimakan begitu saja karena kentangnya ditaburi garam.

Isian burgernya ada sayur, tomat, daging sapi, keju, saus dan bun. Jujur, rasa bunnya biasa saja. Not bad, tapi norhing special. Untuk bun di sini nggak dipanggang. Untuk dagingnya nggak tebal dan rasany plain, namun setidaknya nggak berbau sapi yang terlalu tajam dan menganggu. Aku prefer yang begini ketimbang yang sapinya bau.

Selain itu pattynya juga low fat dan yang kerasa emang dagingnya. yang sepertinya bukan bagian yang berlemak. Yang bikin rasanya jadi lebih enak itu saus dan kejunya. Kejunya gurih dan sausnya sendiri creamy + gurih.

So far, rasanya not bad menurutku. Boleh buat dicoba kalau kalian pengen coba burger affordable.

Sebelumnya beberapa kali liat merchant ini di aplikasi delivery & agak ragu. Berhubung lagi promo, aku akhirnya memutuskan mencoba dan udah prepare in case aku harus beli second lunch.

Aku mencoba :

1. The Juicy Lucy (IDR 41k)

Di luar dugaan, burgernya beneran enak banget buat ukuran burger dengan harga segini. Aku biasanya jadi suka banget sama burger di sini , in the end aku sampai beli buat dinner. Dibandingin 'Raja Burger' yang cabangnya ada di mana-mana itu, jauh enakan ini. Serius.

Pertama, rotinya empuk dan adonannya wangi. Sepertinya pakai sweet buj karena terasa manis tapi bawahnya dipanggang sehingga sedikit renyah.

Selain itu dagingnya juicy dan nggak super tipis + seasoningnya meresap. Lalu matangnya pas sehingga nggak berbau. Di dalamnya ada keju mozzarella meleleh yang menambah cita rasa gurih.

Selain itu ada saus creamy gurih yang membuat vurgernya nggak kering banget dan ada pickle yang asam. Bahkan birgernya udah enak meski dimakan tanpa saus cabe.

Overal, burger ini definitely must try. Beneran seenak itu sampai aku pengen beli lagi buat breakfast besok.

Restoran ini terletak di lantai dua Apotek Roxy dan menjual aneka chinese food serta dimsum. Untuk pilihan menunya cukup beragam, mulai dari ayam, pork, hingga seafood.

Satu hal yang saya suka, waktu penyajian di restoran ini beneran super cepat. Semua pesanan saya keluar dalam waktu kurang dari 20 menit dan pelayan juga responsif.

Saya mencoba :

1. Cuni Goreng Tepung

Saya suka banget cuminya, tekstur dagingnya renyah dan seafoodnya cukup segar. Tepungnya pun terasa gurih dan tidak oily.

Selain itu tepungnya cukup renyah namun tidak alot, bagian dalamnya agak empuk. Dimakan begitu aja sudah enak, namun kalau dicocol pakai sambal atau minyak cabai jadi makin enak.

2. Gurame Tahu Tausi (Rp. 150.000)

Seporsi bisa sharing 3-5 orang karena ukuran ikannya besar. Guramenya sama sekali tidak berbau lumpur dan dagingnya empuk serta ikannya gurih.

Potongan tausinya cukup banyak dan tahunya renyah serta lumayan lembut. Rasa saus tausinya enak. Saus tiramnya cukup kental dan rasanya cenderung gurih.

3. Pocai 3 Telur (Rp. 95.000)

Sebenarnya saya kurang suka pocai 3 telur, namun karena saya pergi bareng kenalan dan dia mau pesan ini, akhirnya saya cicip.

Ternyata pocai di sini rasanya enak. Teksturnya lembut namun sausnya terasa gurih, nggak hambar. Telurnya memakai telur dadar, kuning telur asin dan telur phitan.

Jujur harganya agak pricy menurut saya. Seporsi 104.500 (sesudah tax). Namun terobati dengan rasanya .

4. Bakmi Goreng Ulang Tahun

Penyajiannya cukup cantik dan mienya enak. Meski mie goreng hidangan sederhana, faktanya nggak semua mie goreng di restoran enak.

Kadang saya meenmukan yang mienya kelembekan, rasanya hambar atau malah kemanisan. Namun mie goreng di sini beneran pas rasanya.

Mienya nggak terlalu alot atau terlalu lembek. Selain itu perpaduan rasa manis dan gurihnya pun pas. Isiannya asa telue puyuh, bakso dan beberapa bahan lain yang lumayan banyak.

Union terkenal menjual aneka cake dengan rasa yang cukup unik. Selama ini aku selalu beli buat take away, namun kali ini aku memutuskan pesan kue buat dine in.

Aku mencoba :

1. Ube Cake (IDR 70k)

Sepotong kue cukup besar dan bisa sharing ber-2 atau bahkan ber-3. tekstur kuenya bukan yang super lembut, namun rasa manisnya pas dan nggak terlalu creamy.

Di bagian atasnya ada crumble yang menambah tekstur renyah, sedangkan di bagian tengah ada potongan ubi. Di atasnya ada macaron berukuran kecil yang renyah.

2. Back To The Root (IDR 45k)

Merupakan perpaduan jus wortel yang segar, jus jeruk dan Yakult. Jusnya agak kental dan nggak watery karena menggunakan jus wortel asli serta sedikit asam dari Yakultnya.

Kedai kopi sekaligis eatery yang satu ini mengusung konsep tradisional Indonesia, namun cukup elegan. Seating areanya terdapat di outdoor, dan indoor (lantai 1 dan 2).

Karena sedang terburu-buru, saya memilih duduk di lantai 1 yang dekat pintu keluar. Suasana agak ramai ketika saya berkunjung dan ... saya sempat confuse. Namun ternyata sistemnya duduk dulu kemudian pesan.

Dari tempat duduk saya, saya bisa mendengar alunan musik jazz ala kedai kopi yang volumenya pas meski sedang ramai. Saya tidak merasakan suasana bising karena suara-suara konversasi yang membaur di udara.

Pesanan saya datang dalam waktu sekitar 10an menit, masih tergolong wajar walau sedikit sulit memanggil waiter karena ramai. Mungkin sebaiknya dipertimbangkan untuk memasang tombol bel di setiap meja.

Untuk menu yang disajikan, mostly makanan Indonesia, namun ada juga pastry. Untuk minumannya tersedia mulai dari kopi, non kopi, alkohol sampai cocktail yang memadukan kopi dan alkohol.

Saya mencoba :

1. Iced Coffee + Plantation Madu (IDR 48k)

Awalnya, saya udah expect rasanya bakal super sweet. Saya sendiri kurang suka manis, namun ingin mencoba karena penasaran.

Ternyata saya malah suka kopinya. Perpaduan madu dan kopinya pas sehingga tidak terasa rasa madu yang super manis. Rasa kopinya juga pas, rasanya cenderung pahit dan rasanya cukup strong.

Rasanya creamy, namun juga terasa pahitnya kopi.Ternyata rasa manisnya malah pas sesudah diaduk. Tekstur creamynya jadi tidak terlalu menganggu.

Selain itu gelasnya besar dan penyajiannya juga cantik. Beneran recommend untuk dicoba.

2. Mini Croissant (IDR 10k)

Harganya masih tergolong affordable untuk ukuran kedai kopi. Croissantnya mini, namun disajikan dengan cantik serta terdapat selai.

Sayangnya, tekstur croissantnya tidak renyah. Melainkan alot dan tidak flaky. Untuk selainya tidak terlalu manis.
.
.
Saran buat customer, sebaiknya beneran cek lagi harga billnya. Kalau kalian beli croissant, ukuran full size dan mini harganya beda 3x lipat.

Pas saya mampir, saya pesan mini cinnamon roll dan mini croissant, yang dimasukkan malah harga croissant yang 30 ribu. Akhirnya saya confirm, untung tagihannya bisa diubah.