Chris Chan

Salah satu tempat makan Jepang yang emang vibesnya udah Jepang banget sih. Walaupun kurang dikenal tapi koq tetap ada aja terus yang makan ya (setiap kesana ga pernah kosong). Kali ini coba yakitori dan oyster. Untuk yakitorinya I have no complain at all, endul banget! Ga kalah sama yakitori yang saya coba di Tokyo. Kalau untuk oyster kamu memang tampaknya tidak diciptakan untukku a.k.a ga suka oyster. Kalau untuk service mon maap agak lama sih ini. Jadi harus tahan lapar dulu deh.

Sebenarnya ini bisa dibilang kunjungan ke 3 secara official ke Ruang Lapang ini sih. Tapi yang benar-benar buat enjoy baru sekarang. Untuk masuk per orang dikenakan fee 30 ribu tapi bisa ditukar dengan susu atau jagung bakar. Susunya enak sih cukup kental dan bisa diberi rasa-rasa juga seperti moca, melon, jeruk, dll. Untuk makanan dan minuman lainnya masih banyak pilihannya tapi ya harganya memang sedikit diatas harga standar cafe/coffee shop di kota. Kalau bicara soal kebersihan sih memang susah ya karena outdoor tapi mereka menyediakan hand sanitizer dimana-mana sih. Buat sesekali healing boljug lah enak ngadem

Udah lama ga makan junk food tampaknya membuat saya sedikit kangen. Pas banget juga lagi ada urusan di sebelah tempat ini, why not jajan dulu mengisi perut dan tenaga. Saya order paket burger + kentang + minum dan ternyata ada paket yang isinya 2-2-2 cuma 50 ribu aja! Wah bisa buat 2x makan ya lumayan. Oke fix bungkus. Rasa enak dan porsi cocok buat ngemil. Sayang untuk ukuran franchise internasional lokasinya agai kotor di beberapa spot terutama toiletnya.

Edisi pakai kupon sebelum expired, kali ini pesanannya mau coba tora queen dan beef shabuyaki. Yang tora queen 65 ribu dan yang shabu 35 ribu. Entah kenapa saya dan teman sepakat lebih enak yang shabuyaki ya? Mungkin karena ada lemaknya dan bukan daging "olahan" seperti meltique jadi berasa lebih sapi. Cocolan2nya enak-enak semua. Sayang berasa agak mahal sih dan ga gitu kenyang. Oke deh gpp kan dipotong kupon.

Setelah beberapa tahun tak menginjakkan kaki disini akhirnya balik lagi! Secara tampilan kasat mata tak banyak perubahan sih untuk interiornya, hanya terkesan dimakan usia karena mungkin kurang dimaintain. Well menunya sih sudah banyak berubah ya tampaknya dan semakin banyak menu yang comfort food like pasta, ricebowl dan snacks. Dari yang saya coba overall tastenya cenderung ke manis, maybe chefnya orang jawa? Ya secara lidah saya sukanya yang asin ya jelas agak kurang cocok ya tapi dari bumbu dan penampilan serta porsi sih oke. Untuk cold brewnya juga oke enak tapi hazelnutnya sedikit kurang nendang. Pelayanan agak lambat tapi ramah.

Pertama kali cobain, ternyata rasanya ga kalah dink sama ayam krispi Taiwan sejenis dari brand lain yang terkenal. Terus ternyata ini rebrandingan dari brand sebelumnya yang berlokasi di FCL dan saya pernah coba. Sayang lokasinya agak terpencil dan panas juga kalau buat nongki agak lama. Oke deh gpp yang penting makanannya enak dan banyak promo!

Setiap bawa tamu baik itu kerabat maupun sanak saudara dari luar kota selalu ada agenda mau jajan aneka kue basah & jajanan pasar di Sari-sari ini. Entah mereka tahu darimana atau diberitahu siapa tapi tempat ini famous justru di kalangan turis domestik. Harganya memang murah dan ga beda jauh dibanding beli di pasar tradisional. Ditambah lagi pilihannya banyak dan ber-AC pula. Kalau datang baiknya sih agak pagi biar masih lengkap ya. Sayang waktu penyajian agak lama nih dan karena sistemnya self-service jadi kurang di segi higienitas/kebersihan.

Tbh i expect something more when I heard the word "bos" in their name, mungkin rasanya yang luar biasa atau ukurannya atau ada kombinasi unik yang beda dari brand lain. Ternyata keunggulannya hanya di sisi harga yang ekonomis dan outlet yang tersebar di segala penjuru dan mayoritas buka 24 jam! What a name kan? Saya coba kebab, burger dan piscok; ya not bad but nothing special juga. Banyak yang lebih enak tapi inipun ga zonk ya.