Pizzza Dealer (yes they put extra Z for a reason) lokasinya ada di Pelaspas Nipah. Emang sih jauh dari transport umum, tapi buat yang nyari ketenangan, tempat ini boleh dicoba. Gue pesen Blow, yaitu pizza dengan white sauce, mushroom, cheddar dan ham. Pas dateng ukurannya besar, okay. Not bad for 35k sliced pizza. Pas gue gigit dong meleleh di mulut bener. This surely has candidate for the tastiest pizza I've ever seen, second to Grand Lucky.
Bakmi Hoya ini ada di Mangga Besar, di depan Jalan Mangga Besar 38 seberang tukang bakmi lain yang juga pake nama 38.
Bakminya pork based dan jenis mie yang dipake bakmi karet. Daging yang dipake bervariasi, mulai dari chasiu sampe samcan garing, dan dagingnya banyak banget. Gue pun lahap makannya karena emang rasanya seenak, bukan, lebih enak dari yg seberang. Liang Teh pun gue pesen buat melengkapi bakmi ini beserta pangsit goreng dan tongcai yang siap sedia di meja.
Saat gue bayar, gue kaget sendiri dengan daging sebanyak itu kok murah ya 25 ribu.
Menu yang dipesan: bakmi kecil, Liang Teh, Pangsit Goreng
Hela Coffee ini lokasinya ada di FUA Centre, ga jauh dari Bake-a-Boo dan tangga naik MRT. Hela ini tempatnya kecil tapi lapang, karena nyatu sama Hijoo Salad kali ya.
Gue pesen Es Kopi Hela, yaitu es kopsus gula aren biasa sih. Tapi pas di sedotan pertama, rasa creamy coffeenya kerasa banget. Manisnya ga kebangetan dan pahit kopinya hampir ga ada. Perfetto! Kalau gue ke Cipete, this is a serious alternative to Animo.
R&B Tea lokasinya di MKG 5, depannya Eat&Eat yang sekarang ditutup.
Gue pesen Loacker Choco Cloud, menu seasonal mereka. Untuk penyajian datang dengan Loacker mini dan rasanya tasty, coklatnya ga pahit banget malah cenderung manis. Kalau gula untuk yang conscious, ga kemanisan kok udah sangat cocok.
Tsurukamedou ini lokasinya di Greenville, tempatnya kecil kalau dari luar tapi didalem gede.
Vibenya Japanese walau ga kental banget. Gue pesen Yaki Chashu Tonkotsu Ramen. Bedanya dengan yang biasa itu dagingnya dipanggang bukan dikukus. Untuk kuahnya memang ga strong, especially for pork-based ramen. Untuk dagingnya puas dan gede. Rasa porkynya pun kejaga. Untuk price tag segini sih, wajar walau value yang gue dapetin ga seworth ramen parlor lain.
Yang gue suka dari ini adalah ochanya selalu direfill setiap saat, dan ini nilai tambah tersendiri.
Kapitan Lim ini lokasinya ada di Tanah Abang, diantara gedung-gedung pasarnya. Vibenya Chinese tea house gitu, lengkap dengan ornamen-ornamen khas pecinan. Yang gue suka itu jendelanya dibikin open dengan kaca biar udara dingin AC-nya tetep kejaga tapi tetap ada view keluar.
Gue ga pesen makan berat, cuman Roti Bakar Traditional Kaya dan Es Kopi Tarik. Untuk rasa sih ya gimana ya, not bad but not excellent banget either. Kopinya ga kerasa manis, light banget ya. Yang gue suka suasananya sih, cozy banget ditengah hiruk pikuk Tanah Abang.
Menu yang dipesan: Roti Bakar Traditional Kaya, Es Kopi Tarik
Lukumades yang gue coba adalah Lukumades yang di AEON BSD, the first of its kind. Harganya agak pricey, tapi mungkin worth the hype. Gue pesen Bueno, which mimics the real bueno bar. Rasanya manis ala bueno, which they done right. Tapi kalau tekstur donatnya ya gitu, ga cukup kalau 5. Dan crunchynya mengingatkan gue pada odading, yang menurut gue udah bener this is just a glorified odading. Odading with a taste and finesse.
Santosa ini ada di La Reine, ga jauh dari Sate Blora, Ka Im Tong, dan Bobobox. Gue dulu udah makan dari pas mereka masih di tempat yang sekarang jadi Ujenk Gemi dan rasa mereka masih ga berubah. Tempatnya ga bagus-bagus amat sih but don't let that look gave you away, it's the food that matters here.
Gue pesen Mie Siram dan Nasi Goreng buat take away. Mie Siramnya manis dan bisa ditambah saus untuk penambah rasa. Nasi Gorengnya sih biasa aja, typical good nasi goreng, tapi sausnya itu yg bikin enak.
Jika anda mengira Ban-Da Ramen ini ada di Jalan Banda, Anda salah saudara-saudara!
Ban-Da Ramen ini ada di jalan Cibadak, ya kuliner malamnya Cibadak, jadi cuman buka dari sore sampe malem. Gue pesen Toripaitan Ramen, Yakitori, dan Ice Cream.
Ramennya bisa pilih antara mie kecil, mie hitam, dan mie besar. Dan bisa free refill dong! Untuk kuahnya gue akui rasanya light, ga strong banget jadi sesuai buat ramen yang ramah di lidah. Ayamnya pun lembut dan smoky.
Yakitorinya gue suka banget yg shio (jadi gue pesen Spicy BBQ, Teriyaki dan Shio) dari ketiga yang gue pesen. Ayamnya halus banget dan asinnya pas!
Untuk ice creamnya memang rasanya agak mint gimana gitu ga matcha banget, tapi untuk harga dibawah 10ribu udah worth sih. Oh ya gue pesen Genmaicha Milk Tea, dan agak kecewa rasa manis milknya lebih mendominasi dibanding tehnya.
Untuk suasana tempatnya entah mengapa ini kok kaya terlalu fancy ya untuk sebuah ramen parlor wkwkw. Tapi nyaman banget, bukan buat nyantai tapi kalau buat sekadar menikmati ramen, it's fine.
Menu yang dipesan: Toripaitan Ramen, Mix Ice Cream, Yakitori, Genmaicha milk tea
Gooma sebenernya banyak (di Gading ada, Senayan ada) tapi kali ini gue coba yang di Sumbersari Junction.
Gue coba Matchata, yaitu Horchata (rice milk) dengan matcha khas Gooma. First impression sih rasanya cinnamon banget, karena mereka tambahin kayu manis ya. Tapi sayangnya kayu manis ini malah ngalahin rasa matchanya