Micwengeneral B

Z = ZENBU + MoZARU? ● Mozarunya Zenbu, Central Park, bukan yang terbaik. Nevertheless, Zenbu punya mozaru lebih banyak porsinya, terutama burger mozarunya yang seharga 89 ribu (large). Mozzarellanya masif pula. Tempatnya juga ok lah, desainnya awet muda.
Oh ya, beef teppanyakinya menggoda dan mengesankan. Menunya Zenbu juga banyak pilihan.
-- moZaru(lla) !! --

SERIBU MACAM CITARASA DARI BERBAGAI TEMPAT. ● Seribu Rasa, Lotte Shopping Avenue, bersebelahan dengan Marco, dan dekat dengan eskalator Duck King - Din Tai Fung. Tempatnya nyaman dan penuh dengan material kayu!
Beberapa bulan yang lalu saya kesini, memesan sayur asem, beef curry red, dan omelete tiramnya. Cukup enak hidangannya itu, good, good.
Sayur asemnya sama sekali tidak monoton, beef currynya juga banyak banget! Massive beef currynya. Mangkuk beef currynya terbuat dari roti.
Sayang sekali oyster omeletenya menurut saya sedikit bau tiramnya. Padahal omeletenya lumayan juga. Harganya segitu tambah nasi dan minum 450 ribuan bertiga.
Good, good. Walau beef currynya masih lebih enak di tempat lain, tapi massive amountnya. Sayur asemnya juga tidak membosankan, ada topping udang.
All in all, ribuan rasa muncul dari berbagai tempat. Good, good.

PORT I/O... PORT ELLEN 1979... ● Judulnya ngomongin port nih hehehehe. Anyway, saya barusan mencoba Portico, Senayan City.
Pertama, aksesnya jelek.
Saya harus naik dan keluar mall untuk ke sana, melalui lobby utama. Tidak ada akses langsung dari dalam mall. Sangat tidak ramah penyandang disabilitas... saya nggak suka. Ribet.
Interior Portico sendiri agak gelap. Desainnya penuh ilusi kaca. Sayang, bangkunya jelek. Tapak kertasnya juga mengganggu.
Pastanya Portico sendiri juga biasa saja. Saya memboyong pumpkin cream fettucinenya dan classic bolognesenya.
Sebetulnya pumpkin fettucinenya enak dan tidak membuat eneg. Namun, pelengkap ayamnya tidak ada rasanya. Pumpkinnya juga kurang berasa.
Bolognesenya juga sebetulnya terlihat menarik, apalagi ada meatballnya juga. Namun, meatballnya kurang empuk.
Begitu ceritanya mengapa Portico kurang baik. All in all, Portico minim port.
Akan tetapi, pastanya itu surprisingly murah!
Pastanya tidak murah sebetulnya, namun billnya benar - benar dibawah perkiraan saya. Totalnya hanya 300 ribuan, saya kira 400 ribuan lebih hehehe. Padahal tax & servisnya sudah 21 persen.
Sangat disayangkan pastanya biasa saja sekali lagi. Mesin ATMnya Portico juga belum wireless, padahal tidak ada pembulatan billing pula.
Oh ya, saya juga diberi complimentary bread. Breadnya garing, namun butternya terlalu asin.
Terakhir, Portico juga sepertinya ada wilayah outdoor. Namun, outdoornya sepertinya untuk smoking areanya.
Saya pasti memilih indoor walaupun seatingnya sedikit. Karena saya tidak ingin diganggu bau asap yang menjengkelkan apalagi saat menikmati pastanya itu.

VICTORIA = VICTORY. ● Kafe Victoria merupakan restoran yang suka saya kunjungi di masa lalu, 2003an - 2007an. Sudah lama saya tidak ke sana, jadi saya memutuskan ke sana beberapa bulan yang lalu.
Sebelum waktu itu, cici saya pernah berceritera, dia pernah ke situ beberapa bulan yang lalu, ngemil kuenya. Cerita cici saya, kuenya biasa. Kemudian katanya, mahal, 1 orang bisa 200 ribu. Nah, saya penasaran hehehe, karena seingat saya dulu makanannya dia enak, dan karena dulu saya juga belum pernah mencoba dessertnya.
Dahulu, Kafe Victoria berada di tempat yang kini ditempati Tory Burch, selantai dengan Bulgari (tulisannya Bvlgari). Kini, dia menempati wilayah yang berhadapan dengan Vertu (bukan Harris Vertu, ya hehehehe). Tempatnya nyaman seperti dahulu, lantainya kayu, bangkunya cukup empuk, dan sedikit gelap.
Apa yang saya dapati di sana waktu itu? Saya memback-up data jyu - jyu steaknya, lalu tom yam, dan sebagai cemilan manisnya, saya membeli banana frittersnya. Kesan pertama saya terhadap jyu - jyunya, daging dan sayurnya cukup banyak, namun dagingnya seperti hanya diberi bawang putih goreng saja. Ternyata, dagingnya cukup empuk walau sedikit kering. Jyu - jyunya tidak bau daging! Enak.
Saus jyu - jyunya ada 2 macam, yang pertama saus bawang, cukup manis, yang lainnya adalah saus kacang. Saus kacangnya enak juga, cukup berasa kacang tanahnya, dan ditabur wijen. Saya cukup menyukai kedua sausnya tersebut hehehehe. Sedangkan sup misonya biasa, supnya dihadirkan sebagai pelengkap jyu - jyu.
Tom yamnya diisi daging ikan, lalu kerang, dan jamur. Kuahnya cukup asam, namun, menurut saya, kuahnya kurang gurih sedikit. Meskipun demikian, tom yamnya wangi, lebih enak dari tom yamnya Hotel DoubleTree, dan sudah termasuk nasi hehehehe.
Untuk banana frittersnya, pisangnya hangat - hangat! Pisangnya juga renyah. Sayangnya, saus cokelatnya dikasih tidak terlalu banyak, dan juga kurang manis sedikit. Walau demikian, sausnya buatan restorannya sendiri, tidak berasa seperti susu kental manis.
Dahulu, saya pernah membeli sirloinnya, harganya hanya 85 ribu. Namun, sekarang, saya agak ketar - ketir melihat harganya. Yup, harganya memang sudah mahal. Pesan makanan yang sudah saya sebutkan semua di atas, ditambah semangkuk nasi, dan minuman, totalnya 570 ribu. Jyu - jyunya sendiri 190 ribuan, sedangkan tehnya 50 ribu, dan banana frittersnya 75 ribuan, waktu itu.
Ya, banana frittersnya memang biasa walau garing. Makanannya juga mahal, sesuai dengan yang cici saya ceritakan. Namun, selebihnya, hidangannya sangat berkelas dan menawan!! Saya terkesan oleh jyu - jyunya saat ini.
Kafe Victoria tampak menang dan berkarisma, sesuai dengan namanya.

TERLIHAT HOTPLATE, NAMUN SEBENARNYA LAVA (BERCANDA). ● Pepper Lunch di T.A sebelahan dengan Tempura Tenya Tendon. Tempatnya beraksen kuning, saya really menyukai hamburger steaknya.
Beef pepper ricenya juga sebenarnya menggugah, cuma saya jarang pesen karena jadinya suka sedikit hehehe. Tips : bisa minta bantu pelayannya masakkin hidangan hotplatenya!
We warn you supaya jangan menyentuh hotplatenya. Kayak lava.

DAHULU TAWAR, SEKARANG JUGA SAMA NAMUN DENGAN CASE YANG BERBEDA. ● Dulu tampaknya saya pernah berkomentar mengenai Bakmi Joss tawar deh. Sekarang juga sama saja dengan case yang berbeda.
Begini ceritanya, saya beberapa waktu yang lalu mencoba kembali bakmi itu. Letaknya dekat Biomedika Kebon Jeruk. Tempatnya berupa ruko.
Dulu bakminya sekali lagi terus terang tawar. Sekarang, saya memesan bakminya itu lagi beserta pangsit, dan saya juga iseng2 mencicipi nasi liwetnya. Nasi liwetnya sih lumayan enak, tapi...
Bakmi dan pangsitnya saya benar - benar lupa dalam beberapa hari saja. Padahal saya menyantapnya.
Lupa really. Ya begitulah ceritanya.