Micwengeneral B

SATENYA LAGI LOYO. ● Mmm... cabang Sate Khas Senayan di Jl. Kebon Sirih, Menteng, ini lagi throttled, ya.
Satenya masih bertahan, namun sotonya kali ini mengecewakan. Citarasanya lagi datar, padahal sebelumya penuh rasa kunyit.
Terus kuah sotonya itu tidak penuh juga saat pertama kali keluar. Akhirnya diisi ulang kuahnya, namun tetap saja tidak sebanyak biasanya. Agak kacau.
Ayam kremesnya juga kusut rasanya ketika saya coba, dengan harga 71 ribu. Untungnya gado - gadonya sedikit banyak menghibur.
Namun saya tetap agak miris jika mengomparasinya dengan tempatnya. Ya, padahal tempatnya paling saya sukai; khas perumahan pusat kota yang berjalan lebar...
Banyak pohon...
Lama - lama tempatnya mending dipakai saudara elitnya deh si 1945 atau Tesate.

Orang tua saya suka Bakmi Gang Kelinci, Pasar Baru. Terutama locupannya. Saya sih tidak, saya lebih senang makan di Alok, Bakmi Lili Petojo, atau Bakmi Khek Sawah Besar.
Namun untuk pagi ini sih minya lebih mending ketimbang pertama kali saya makan. Tempatnya sendiri berbangku merah muda dan meja putih, mengingatkan saya akan restoran AH yang dulu banget.
Untuk harga minya sekitar 25 - 40 ribuan, belum termasuk tax 10 persen.

NEW OUTSIDE, OLD INSIDE? ● Kali ini saya dinner bersama keluarga di New Kowloon Restaurant, Kelapa Gading, berhubung karena tidak jauh pula dari Harton Tower dan hanya lewat 150 meteran dari toko Inezia.
Ternyata jati hidangannya tidak sesegar namanya. Terutama mi gorengnya yang sangat biasa. Sayurnya juga membosankan, nasi gorengnya sulit dihighlight pula. Mungkin yang enak dari yang saya pesan hanya salad dingin dan ayamnya saja yang berjumlah 1/2 ekor. Mahal pula, salad dinginnya 200 ribu lebih!
Interiornya juga agak kuno. Terlihat dari bangku berwarna merah dan meja bundar. Oh ya, tax servis 10 dan 5 persen, dan di sana ada pembulatan bill juga, saya tidak menyukainya.
Untung terakhir saat selesai saya diberi free puding walau manis. Dan tempatnya ramah kursi roda dan troli segala.

HEALTHY & HALAL. ● Setelah The Halal Guys cabang Senayan City, dia diam - diam nongol di Grand Indonesia.
Adapun waktu ke sana beberapa hari yang lalu saya sudah kenyang berburu dimsum di Tim Ho Wan, maka di Halal Guys saya hanya mencoba combonya (beef + chicken) yang reguler. Harganya saya lupa, tapi totalnya sih tambah 2 aqua jadi 71 ribu.
Combonya sebetulnya tergantung selera, namun saya anggap sama decentnya. Sayur pelengkapnya sendiri renyah.
Letaknya di foodcourt yang baru (Foodprint ya?). Foodcourtnya bersih namun kini sayonara sudah cityview!
(Sudah disunting)

EFFATA GOOD SEBAGAI TEMPAT JAJAN MI AYAM DI KAMPUS TAPI SELEBIHNYA MENDING KE LUAR KOTA, DEH. ● Ceritanya begini. Bakmi Effata berlokasi di kantin kampus anggrek bina nusantara. Kantinnya sendiri berada di lantai paling bawah, di wilayah tempat parkir dosen.
Kalau jam istirahat Effata selalu ramai. Maklum, karena di kampus anggrek dia cuma satu - satunya counter yang menjual mi ayam. Kantinnya memanjang.
Saya terkadang suka beli mi ayamnya. Mi nya keriting, namun porsinya lumayan gede. Rasanya biasa, mau dibilang gurih malah asin, tapi ga dibilang manis malah agak sedikit manis. Walau sekarang lebih baik ketimbang awal - awal saya coba pertama kali. Satu porsi 23 ribuan.
Disini tidak bisa request kuahnya minta campur. Itulah salah satu kelemahannya. Soalnya kebiasaan saya di Bakmi Khek Sawah Besar minta campur kuah sih hehehehe.
Baksonya acceptable. Lumayan berasa dagingnya, namun tidak sampai ke taraf seperti baksonya Bakmi Alok. Sedangkan pangsitnya kurang.
Sebenarnya di Kampus Syahdan ada satu counter jual mi ayam lagi, di kantin Syahdannya, namanya Bakmi Sion. Namun sering saya harus jalan kaki dan menghindari keruwetan di Kemanggisan sepanjang sekitar 750m dari Anggrek.
So, bakmi Efata biasa saja menurut saya walau sekarang lebih ok ketimbang awal - awal. Dia punya nama karena di Kampus Anggrek counter khusus mi / bakmi ayam cuma dia saja sehingga anak - anak yang sedang kuliah di kampus sana tidak punya pilihan lain, kecuali kalau mau jalan keluar sedikit. Dan satu lagi, tukang jualannya yang tante pemiliknya itu yang karakternya yang terkenal...
Di luar itu, kalau sekadar ingin mencoba sebenarnya di daerah tempat lain banyak counter mi ayam yang lebih menggoda dengan harga yang tidak terlalu berbeda jauh, sama murahnya (ada yang di sawah besar seperti Bakmi Khek tadi, ada yang di Petojo seperti Bakmi Lili Pasar Petojo (bukanya sampai siang saja), terus Bakmi GM, Bakmi Kadut (saya belum coba mi kadut), Bintang Gading, dsb.
Tapi tergantung selera sih hehehehe. Dan pilihan ditangan my viewers :) Selamat berpesta bakmi!!
(Sudah disunting)

SERVIS & TAXNYA 7 DAN 10 PERSEN... BUKAN HOTEL!! HOTEL TEORINYA 21 PERSEN!! ● Ini ambigu banget.
Adapun di Hongkong Sheng Kee Desserts cabang Mall Taman Anggrek, orang - orang tampaknya mencaci makinya karena overprice... but I want to tell you something.
Bill saya hanya 300 ribuan.
Dan itu setelah saya memboyong sekitar 1 mi urat sapi yang banyak dan 5 macam dimsumnya yang cukup besar - besar, kecuali bakpao chasiunya yang hanya 2 buah. Tidak buruk sama sekali, apalagi mi urat sapinya itu yang agak melampaui ekspektasi saya. 300 ribupun karena kami bertiga minum manis - manis, bukan mineral water maupun teh.
Apalagi mengenai tax & servisnya. Hanya 10 dan 7 persen, ya. Bukan servis hotel. Hotel teorinya 21 persen semua, ya. We warn you on this really.
Meskipun demikian, mungkin masih perlu ada renovasi khusus untuk beberapa dimsumnya, terutama kue lobaknya yang agak kebanyakan tepung. Sama tempatnya yang panas karena imbas dari mallnya yang sedang manage AC di lantai atas waktu saya ke sana, padahal cukup terlihat cemerlang.
Tambahan, tempatnya ramah disabilitas, dan sepertinya tidak ada pembulatan bill. Letaknya seberangan Ariston, Hongkong Sheng Kee menyatu dengan Pho Streets, so saya juga bisa memboyong penganan dari Pho Streets itu, begitu juga sebaliknya.