Micwengeneral B

((Please note : saya menggunakan beberapa informasi dari update sebelumnya, untuk update terbaru kali ini di Palmier, Plaza Senayan. Saya menambahkan data mengenai nasi gorengnya dan fish & chips untuk update kali ini.))

Awalnya, saya sempat melongo melihat restoran - restoran di Plaza Senayan ini sewaktu sehabis Asian Games, antrinya minta ampun! Ke Remboelan nomor urutannya sampai 7, Sushi Tei bahkan 14.

Jadi, ceritanya saya mulai bereksperimen.

Saya mencoba melihat apa saja yang baru di sana. Dan, ketika saya menelusuri bawahnya Metro, saya baru menyadari ada beberapa toko - toko baru. Lalu, saya bertemu gerai yang bernama Palmier yang berseberangan dengan Periplus dan Samsung.

Saya akhirnya memutuskan mencoba Palmier. Kebetulan Palmier ini sepi juga daripada yang lain. Interiornya mirip mebel dari IKEA, simpel saja. Tempatnya ramah kursi roda dan troli.

Saya sempat 2 kali makan di sana. Awal itu, saya memilih hamburger steaknya, chicken gordon bleunya, dan curry ricenya. Totalnya semua dan minum sekitar 400 ribuan, hamburger steaknya 110 ribu, dan tax & servis 10 dan 5.5 persen.

Awalnya surprise banget! Pertama, nasinya banyak banget. Sup misonya juga nggak sembarangan, volumenya sekitar 300 ml, 50 persen lebih banyak dari sup miso yang biasa di Sushi Tei maupun tempat lain. Sangat memuaskan! Dan, ketika kunjungan saya berikutnya porsinya juga masih sama nggak masuk akalnya.

Hamburger steaknya juga lain daripada yang lain. Dihidangkan dalam mangkuk sapo, burgernya ekstra lembut dengan gravy yang hangat dan unik plus pelengkap sayuran dan setengah telur rebus. Sama halnya pula ketika saya mengunjunginya yang kedua kalinya itu.

Waktu kunjungan pertama, chicken gordon bleu yang saya dapati juga tidak berminyak. Sausnya seperti tomat pure. Curry ricenya sendiri juga waktu itu good, ada rasa sedikit manis di currynya.

Nah, saat kunjungan berikutnya di Palmier, saya mencoba nasi gorengnya. Nasi gorengnya banyak juga, ada hamnya. Saya tidak terlalu menyukai nasi gorengnya karena ada seperti tambahan mentega. Telur sunny sidenya cukup cantik, though. Dan, banyak juga, sih.

Fish & chipsnya juga garing. Pelengkapnya berupa singkong goreng kalau tidak salah. Mashed potatonya sendiri very good pula.

Oh ya, beberapa menunya seperti burgernya itu sudah include miso soupnya dan nasinya itu. Di Palmier sendiri ada corkage fee 250 ribu. Sayangnya, ATM di sana belum bisa wireless. Namun di sana tidak ada dresscode dan pembulatan billing sih.

Bagaimanapun juga, saya masih tidak percaya terus terang melihat hamburgernya sampai saat ini. Sama halnya ketika saya mendapat tiket premiere gratis untuk berlibur ke Coco Palm, Dubai.

Nggak masuk akal. Jadi, biarkan begitu saja. Memang, sama juga, banyak benda yang keunikannya cukup membuat banyak orang tidak mengerti. Tetapi, beberapa menangkap benda tersebut sebagai barang yang sangat berharga. Tidak sedikit.

Fenomena tulip tahun 1637an? Ah, saya hanya teringat saja. Namun itu buruk sih, bukan contoh yang tepat. Karena itu kategori bubble, tidak ada dasar fundamentalnya.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Penulis kali ini mau mencoba mendalami Wing Heng, khusus untuk cabangnya di foodcourt Emporium Mall, Pluit. Foodcourt-nya sendiri sekarang kolosal, banyak sekali gerai.

Namun, untuk Wing Heng di sana agak mengecewakan, khusus untuk servisnya. Beberapa item kelupaan oleh pelayannya, dimana mineral water lupa dikasih ke penulis, padahal penulis telah membayarnya. Penulis juga sempat memesan sup seladanya, namun tidak terinput oleh pelayannya, sehingga harus order ulang kembali.

Walaupun demikian, all in all, dimsum-nya kali ini lebih menggairahkan.

Sebetulnya, di Wing Heng sana, menu dimsum utamanya bahkan terhitung tidak mencapai 10 macam (belum termasuk wonton-nya dll.), berbeda dengan induknya yang di Muara Karang. Di Wing Heng Emporium Mall itu, kebanyakan dia lebih bermain di bakmi dan menu nasinya.

Jadi, penulis memboyong mi wonton kuahnya, nasi tim babi cincang, lo mai kai, bakpao telur asin, bakpao babi, seladanya tersebut, dan beberapa yang lain. Wontonnya impresif, minya juga halus, dan wangi. Lo mai kai-nya juga besar dan positifnya, terdapat lapchiong dan telur asin sekaligus, kombinasi yang sangat penulis sukai.

Nasi tim babi cincangnya juga perlu diapresiasi kali ini, daging cincangnya itu lembut, nasinya juga pulen. Penulis juga cukup menyukai keunikan bakpao telur asinnya, bakpaonya empuk, isinya yang berupa telur asin yang dicampur semacam campuran susu ini memberi citarasa manis telur asin tersendiri.

Harganya pun terjangkau, mi wontonnya itu 32 ribu, dimsumnya juga kebanyakan seharga 20 ribuan saja per porsi, bahkan itupun sudah nett. Maka, tidak mengherankan bahwa kali ini Wing Heng berasa benar - benar mengembangkan sayapnya, tidak main - main.

Mungkin, penulis berharap, kelak, menu - menu dimsun lain seperti misalnya bakpao chasiu, kue lobak, dan yang lain ditambahkan ke Wing Heng Emporium itu. Plus, perbaikan servisnya itu.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Kamseng Restaurant, Mangga Besar, berada di beberapa ruko sesudah Hay Thien dan Bubur Ayam Mangga Besar 1. Tempatnya lebih nyaman dan lebih bercorak dari Bubur Mangga Besar 1 itu. Namun sepertinya Kamseng tidak begitu ramah disabilitas, walaupun demikian sekarang jalanan di depan Kamseng sudah diperlebar.



Buburnya Kamseng kolosal. Saya beli buburnya yang model tiga rasa, buburnya halus, telur phitan-nya juga buttery, tidak seperti telur phitan yang biasa. Benar - benar kolosal.



Namun, untuk ayamnya saya lebih menyukai Bubur Mangga Besar 1 punya. Akan tetapi, Kamseng ada sisi positifnya juga, bumbu ayamnya disajikan lebih.



Cakuenya sendiri garing, tahu kecapnya lumayan enak juga namun lebih lembut Mangga Besar 1. Kailannya ok saja, cukup renyah, dan diberi saus tiram.



Sayangnya, kuotie-nya walaupun lumayan juicy, kuotienya kurang bumbu sedikit. Padahal ukuran kuotie-nya sudah cukup gemuk.



Untuk harganya sendiri, bubur tiga rasanya itu 42 ribu. Ayamnya untuk seperempat ekor 50 ribu. Itu semua belum termasuk pajak saja. Jeleknya, Kamseng belum bisa menerima pembayaran kartu ATM.



Kamseng juga ada baiknya mencoba masuk ke reservasi online. Di Chope, dia jelas belum masuk.



Terakhir, kalau di Bubur Mangga Besar 1 itu penuh, banyak juga pengunjung yang pindah ke Kamseng ini sebagai ‘pelampiasan’. Di Kamseng, gerainya seingat saya juga buka 24 jam.



All in all, ada alternatif bubur, ya, di Mangga Besar.



IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

((Please note : update kali ini terjadi hanya beberapa hari setelah kunjungan saya yang pertama di Roemah Rempah sewaktu Asian Games, update kali ini hanya menambah cerita mengenai iga bakarnya dan mi kangkungnya.))

Roemah Rempah di Plaza Senayan ini bersebelahan dengan salah satu restoran terekstrim sampai saat ini, Katsura. Rempahnya sendiri cukup berperan penting.

Memang, nasi gorengnya sedikit keasinan, ayamnya menggunakan ayam negeri, dan tempatnya tidak ramah kursi roda. Mi kangkungnya juga kurang gereget, walaupun dengan kuah yang penuh dan dengan isinya yang komplit.

Namun, lontong sayurnya kelewat banyak. Nasi gorengnya itu sendiri walau biasa, parasnya sangat manis! Tampangnya itu sama persis dengan nasi goreng hotel. Tambahan sunny side eggnya itu juga meleleh. Iga bakarnya juga very good, dagingnya empuk, dan sausnya sedikit ada tambahan terasi.

Tempatnya ekstra nyaman, agak gelap, dan dalamnya sekilas mirip restoran thailand Chandara dengan beberapa ornamen lampu yang digantung. Dindingnya kayak anyaman bambu. Di sana tidak ada dresscode.

Hidangannya sendiri secara tidak terduga terjangkau, pula. Makan bertiga dengan memesan iganya itu hanya 350 ribuan. Nasi goreng dan lontong sayurnya masing - masing 50 ribu, ayamnya 75 ribu dengan porsi 5 potong, dan tax & servis tambahan 10 dan 5 persen (tidak ada pembulatan).

Pelayanannya juga cukup keren, saya diberi pembuka sejenis combro. Di sana juga sedang ada promo 17an, beli menu barunya steak apa dapat free jus. BYOB tidak diketahui.

Menyenangkan sekaligus memuaskan waktu mencoba Roemah Rempah walau hidangannya biasa saja. All in all, rempah di Roemah Rempah sedikit, namun cukup krusial.

IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk