Micwengeneral B

Massive hotpot, massive price juga memang.

Haidilao cabang Mall Taman Anggrek ini berada di lingkungan Imperial Kitchen & Dimsum dan Seirock-Ya. Internalnya simpel, bambu, sendiri - sendiri dan ada sekatnya, ya, meja pengunjung satu sama lain tidak terlihat enough.

Di Haidilao ramah anak kecil. Kami mendapat mainan dari mereka yang tidak terhitung banyaknya.

Haidilao memang mau membuat kita intim sekeluarga, dan lagi dengan hotpotnya yang memang dihidangkan bukan perorang, melainkan lebih konvensional dengan panci persegi yang besar.

Tampak masif. Ya, sejatinya mereka memang menyajikan hotpot masif, besar sekali, dan juga dengan kuah yang terlihat snowy beserta tomyam goong yang segar dan merah membara.

Tapi saya jujur saja, lebih dibuat bingung dengan gulungan daging shortplatenya itu. Dan lagi, bakso ikannya segunung.

Perlu diketahui, harga kuah dan isiannya ini dipisah. Kuahnya beragam ada yang 70 - 80 ribuan, bisa single rasa maupun beberapa rasa, seporsi dagingnya sendiri 78 ribu, dan irisan ikannya 88 ribu, ini semua belum ditambah biaya tambahan 15.5 persen.

Kita juga perlu membayar 40 ribu per orang untuk paket buffet aneka sambal & penutup mereka, dan tehnya 25 ribu per orang, keduanya itu juga belum nett.

Menarik sekali aneka sambalnya itu. Ada sesame sauce, saus daging pedas, aneka kecap, chili oil, sampai saus barbeque, hanya tidak terlihat tahu merah. Konter untuk aneka sambalnya itu digabung dengan konten buah - buahan & penutup lainnya, serta beberapa side dish.

Overall hotpotnya itu masif, baik dari diri hotpotnya maupun harga dirinya.

Kami kali ini mengorder boks berisikan sushi dkk dari Tom Sushi, isinya ada sushi mayo, sushi salmon (dalamnya ada cheese dan chikwa), karaage, katsu, dan tamago. All in all, decent.

To the point, saya suka sushi mayonya dan katsunya, terutama katsunya yang kulitnya renyah sekali seperti kerupuk.

Kita sempat meng-order kopi Haro Coffee di cabang Kemanggisan melalui ojek online. Saya mencicipi kopi mokanya.

Kopinya agak menyengat, lumayan manis. Namun cokelatnya agak sedikit kurang terdeteksi, mungkin karena dominannya rasa kopinya itu yang sekali lagi lumayan menyengat.

Kami berdua baru beberapa hari lalu plesiran ke Saigon Delight, cabang Grand Indonesia. Sampingnya adalah Remboelan.

Kami membeli phonya yang dibanderol 85 - 95 ribu, dan lumpia goreng vegetariannya yang dibanderol 55 ribu, semuanya belum termasuk biaya tambahan 18.25 persen. Bit expensive.

Walaupun cukup expensive, phonya memang gurih dan kwetiaunya juga so fine. Dagingnya pun demikian, banyak. Lumpianya sendiri juga nyaring, overall memikat.

Hanya, hidangannya yang memikat itu tidak dibarengi dengan penataan tempatnya. Walaupun terdapat antiseptik tangan, menurut saya dengan aksen merah, tempatnya itu agak berkesan seperti suatu ruangan yang terlalu banyak kursi. Merekapun juga belum kompatibel dengan Chope.

Memang Saigon Delight lebih di-purpose supaya pengunjung datang beli pho atau penganannya yang lain, lalu sudah. Bukan buat berlama - lama. Karena kalau mau berlama - lama, mereka sepertinya lebih suka menggunakan brand saudaranya, yakni Saigon Cafe.

Saya pernah beli Tiger Sugar lewat ojek online, ya ampun kayak terlalu cair. Nggak ada milkynya. Bobanya juga biasa, nggak gitu chewy.