













-
3.0Gulu Gulu [ Puri, Minuman ]
Teh Tergulung Keju.
Kemarin, saya beli cheese royal milk tea di Gulu Gulu cabang Puri Indah Mall, dan itu perdana sih. Dibanderol 38 ribu untuk large, milk teanya sebetulnya lumayan namun dicampur cheese sauce jadinya menurut saya berasa tidak begitu nyambung.
Jadi tea-nya digulung rasa keju.
Untungnya atraksi hukum fisika terlihat berjalan di sini : cheese sauce yang lebih kental tampak tidak bercampur dengan milk tea-nya dan mengapung di lapisan permukaan milk tea. Entah mungkin karena partikel milk tea yang lebih fleksibel, atau entah perbedaan mol ataupun tekanan suhu dsb. Itulah sebabnya Gulu Gulu menyarankan minum milk tea-nya itu dengan sudut kemiringan 45 derajat.
Sebetulnya konsep cheese milk tea ini sama seperti lemak yang mengambang ketika waktu merebus sup.
Gerai Gulu Gulu ini juga berupa kios, tapi terlihat ada beberapa meja kecil.Menu yang dipesan: Cheese Taiwanese Royal Milk Tea
Harga per orang: < Rp. 50.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
4.0Tikala Bistro [ Gambir, Indonesia ]
Tatkala Menjajal Tikala...
((Thank you PergiKuliner atas traktiran di Tikala Bistro!))
Adapun suatu momen yang bermanfaat dipetik ketika saya dan teman - teman berkesempatan menjajal restoran khas manado lainnya di Tikala Bistro, yang terletak di Harmoni/Suryopranoto.
Dari luar, Tikala tampak tidak terlalu menyolok, mirip facade Warung Nasi Tim Baru, Mangga Besar. Namun, begitu masuk dalam, interiornya cukup modern, juga.
Piano beserta beberapa alat musik, barista pembuat kopi, dan galeri masakan manado beserta interior berwarna cat putih, menyapa pengunjung. Bersih, pula, dan lebih lega daripada seberangnya, Dandy Co Bakery, walaupun sepertinya sama - sama tidak ramah disabilitas. Bagaimanapun juga, Tikala terlihat hanya 1 lantai saja.
Di Tikala, saya mendapat :
1. Tude Kua Asang
2. Ayam Woku - ayam woku di sini cukup kekuningan. Cukup menyenangkan, namun sedikit mirip opor/gulai jadinya. Saya juga tidak begitu yakin apabila ayamnya menggunakan ayam kampung. Nonetheless, ayamnya masih menarik untuk diteliti.
3. Soup Brenebone - ini berupa sup kacang merah versi manado. Gurih, teksturnya mirip bubur kacang merah, dagingnya sendiri lumayan terurai. Supnya cukup berlemak, mungkin cocok dilengkapi sambal sup buntut kebanyakan restoran.
4. Tinotuan - tinotuan di Tikala juga lagi - lagi kuning seperti ayam wokunya. Isinya ada labu kuning, dedaunan hijau entah bayam atau kangkung, dan terdeteksi jagung, juga. Menggoda, namun saya tidak terlalu menyukai sambal cakalang pelengkapnya, karena memang berbeda selera.
5. Klaapertart - klaapertartnya cukup terlihat dan berasa manis, namun mungil.
6. Chocolate - cokelat dinginnya 27 ribuan, lumayan pekat. Namun, saya lebih suka cokelat yang model lebih light di gerai lain.
Tidak hanya hidangan khas manado, saya juga mengetahui fakta bahwa Tikala juga menjual steak (grilled sirloin, 69 ribu), spageti, bahkan scrambled egg. Banyak pilihan, hidangan juga terjangkau sekitar 30 - 40 ribuan saja, dan servis charge-nya pun kecil sekitar 2.5 persen.
Memang begitu teorinya mengenai bistro : steak, western dishes. Namun, karena dimasukkannya berbagai macam hidangan manado sebagai karakter utama, saya memetik pesan bahwa gerai bistro Tikala ini mencoba mempopulerkan hidangan berwawasan Nusantara ditengah bistro - bistro yang modern. Metode yang fenomenal apabila efektif.
All in all, saya mendapat pesan terselubung itu tatkala mencoba Tikala Bistro.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkMenu yang dipesan: Tude Kua Asang, Ayam Woku, Sup Brenebone, Tinotuan
Harga per orang: < Rp. 50.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.3 pembaca berterima kasih.
-
4.0Maison Tatsuya [ Slipi, Jepang ]
Well-Made Mansions At Maison Tatsuya?
Adapun mengenai Maison Tatsuya cabang Central Park Mall, dia punya mansions dibagi beberapa bagian, terlihat dari adanya tempat khusus teppanyaki. Disamping restoran reguler. Menunya pun cukup banyak pilihan.
Uniknya, pemesanannya menggunakan komputer tablet yang pengalaman antarmukanya sedikit mengingatkan saya akan Genki Sushi. Lalu, orderan dibaca oleh sistem pelayan Maison Tatsuya, jadi tidak harus repot - repot memanggil pelayannya.
Saya memesan bulgalbi melalui tabletnya itu, seharga 147 ribu, belum termasuk pajak dan servis 15.5 persen. Agak mahal, pembayarannya dengan ATM juga belum bisa nirkabel, namun untungnya di sana tidak terdapat rounding bill.
Bulgalbi-nya sendiri cukup empuk dan lebar. Lumuran sausnya berasa agak manis, kentang goreng dan sayuran pelengkapnya cukup melimpah.
Dengan harga 147 ribu tersebut, bulgalbi-nya sudah termasuk nasi dan miso soup. Ketika makan di sana, Maison Tatsuya juga sedang menyediakan dessert gratis, yakni adanya wafel, aneka puding kecil, dan es krim.
Maison Tatsuya juga ramah disabilitas, suasana juga terlihat lebih tenang, walaupun sayangnya di sana belum bisa reservasi secara online melalui Chope. Corkage sendiri di sana terdapat fee 200 ribu.
Apakah dengan bulgalbi yang secara singkat meyakinkan, juga dengan gratisnya dessert, dan suasananya tersebut, Maison Tatsuya berhasil menghadirkan suasana mansion yang homey, saya belum mau memutuskannya. Apalagi, ini baru percobaan pertama.
Yang pasti, Maison Tatsuya ini sebenarnya sudah terlebih dahulu memiliki potensi menjadi mansion alternatif terhadap pecinta teppanyaki dan steakhouse, terlihat dari bulgalbi-nya tersebut.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk
((Special Thanks Untuk PergiKuliner Atas Birthday Voucher Dari Grup Maison Tatsuya - Seribu Rasa - Penang Bistro!))Menu yang dipesan: Bulgalbi
Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
3.4Glosis [ Blok M, Barat ]
Glosis Menjual Sosis Yang Glossy Alias Reflektif?
Setelah Glosis di Puri Indah Mall, saya bertiga ke cabangnya di Oakwood Suites La Maison Jakarta, Melawai. Reservasi online Chope sendiri belum kompatibel terhadapnya.
Sampai di sana, kesan saya juga tidak berasa glossy, interiornya lebih mirip waktu saya makan di Bakmitopia, Kemanggisan. Namun, di Glosis cabang La Maison ini cukup sepi juga, walau masih agak sedikit bau rokok.
Waktu di sana kita mendapat steak tenderloin AUS. Steak tenderloin AUSnya cenderung kurang matang, namun saya senang akan sausnya.
Saya sendiri memesan american mixed grill-nya. Kalau di mixed grill-nya, tenderloinnya malah lebih merata matangnya. Sosisnya juga bukan berasa seperti sosis murahan, jadi malah lebih layak diapresiasi daripada steak tenderloin AUSnya. Saus BBQnya pun cukup asam dan sedikit manis.
Pelengkap kentang goreng di mixed grill-nya itu juga bisa diganti nasi, jadi saya bisa menikmatinya sembari menyantap goulash soup-nya. Goulash-nya masih cukup kaya rasa walaupun tidak seperti Glosis yang dulu.
Saladnya pun melimpah dengan topping dory yang renyah. Mungkin quesadilanya baru menjadi titik lemah lainnya di Glosis, isi kejunya sedikit getir. Selain dari steak tenderloin AUSnya.
Karena steak tenderloin AUSnya dan quesadilanya, hidangannya juga tidak terlalu memantul, apalagi jika berbicara mengenai harganya. Karena, di Glosis La Maison ini, harganya terlihat kurang kompetitif untuk kelasnya. Totalnya malah menjadi 800 ribu, tax & servis 15.5 persen.
Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa saya memang cukup menyukai goulash dan beberapa sisi kepribadian Glosis yang cukup glossy alias reflektif.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkMenu yang dipesan: Goulash Soup, American Mix Grill, Steak Tenderloin AUS, Quesadillas, Dory Salad
Harga per orang: > Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
4.0Meradelima Restaurant [ Pondok Indah, Indonesia ]
Es Merah Delima Memang Selalu Menyegarkan.
Meradelima di Street Gallery, Pondok Indah Mall 3, bersebelahan dengan The Garden. Interiornya gelap dan ada sentuhan merah, di sini nama restorannya berperan. Dan, kali ini Meradelima ramah disabilitas.
Di Meradelima, hidangan inilah yang kita peroleh :
1. Ayam Panggang Mertua (105 ribu)
Ayamnya menggunakan ayam kampung, lalu dibakar. Sausnya gurih sedikit pedas. Ayamnya cukup besar.
2. Udang kremes (160 ribu)
Udangnya digoreng telur dan beberapa daun kari. Udangnya cukup garing, namun menurut saya kurang cukup kenyal. Mahal juga, dengan tarif 160 ribu. Harga udangnya itu dan harga hidangannya yang lain belum termasuk tax & servis 21 persen, pula. Walaupun cukup mahal, suwiran telur di dalam udangnya itu kolosal dan masif.
3. Kangkung belacan (56 ribu)
Kangkungnya saya anggap netral. Namun, porsi kangkungnya, dan nasi putihnya, cukup fenomenal.
4. Es Kauman Nangka (35 ribu)
Walaupun cendolnya kurang pulen, es nangka ini cukup memuaskan dahaga. Cukup manis, memang.
Yang membuat saya iba, restoran ini cukup jarang pengunjung. Apalagi, reservasi Chope juga tidak kompatibel dengan Meradelima. Sama kasusnya dengan saudaranya, Kembang Goela.
Padahal, es merah delima buatan Meradelima terbukti cukup menyegarkan. Mungkin, banyak pengunjung yang sudah takut bahaya akan minuman manis - manis tanpa mengetahui kebenarannya.
Mengapa harus menakutkan, apabila setiap momen jelas - jelas terdapat pre-activity dan post-activity. Kita semua tahu ini, bukan?
Pasti ada peluang terhadap gerai es merah delima yang menyegarkan ini, untuk mendapat tempat di hati lembaga - lembaga penghargaan internasional. Bukankah terdapat potensi kabar gembira itu, melebihi segarnya es merah delima ini?
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkMenu yang dipesan: Ayam Panggang Mertua, Udang Kremes, Kangkung Balacan, Es Nangka
Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
3.4Kembang Goela [ Sudirman, Indonesia ]
Kembang Goela Bagai Pabrik Gula Yang Berharap Dapat Berkembang Kembali.
Kembang Goela merupakan salah satu restoran yang sulit terekspos oleh penulis. Padahal, gerai ini sudah eksis sejak pertama kali penulis ketahui melalui majalah Sedap edisi sekitar tahun 2005, apalagi ditambah dahulu penulis sering bermain ke Plaza Sentral.
Namun, momen apapun memang terjadi pada waktunya. Penulis akhirnya menginjakkan kaki di sana beberapa waktu yang lalu.
Jadi, Kembang Goela berada di parkiran Plaza Sentral, Sudirman, dari luar bangunannya tampak tradisional. Senada dengan interiornya, begitu penulis masuk, gaya kolonial melekat di tempat ini. Namun, di satu sisi, Kembang Goela tampak perlu sentuhan yang lebih baru, alias renovasi di beberapa titik interior. Karena, gaya kolonialnya cenderung dibiarkan kuno, bukan model yang lebih tertata rapi punya seperti saudaranya, Bunga Rampai.
Uniknya, begitu menelusuri lebih dalam, ternyata Kembang Goela punya ballroom yang menurut penulis bisa muat 250 orang. Ballroom-nya lebih keren. Dia juga punya beberapa ruang VIP.
Perihal akses bagi penyandang disabilitas, Kembang Goela bukanlah salah satunya. Untungnya, Kembang Goela tampaknya tidak ada dresscode. Di Kembang Goela, terdapat corkage fee sekitar 200 - 300 ribu, tergantung wine/soju, atau jenisnya.
Di Kembang Goela, penulis menjajal :
A. Iga bakar (400,5 ribu)
Iga bakarnya besar, empuk dan gurih. Sausnya mirip saus barbeque, wedges-nya juga menarik. Sayang sekali, harganya mahal memang, apalagi dengan 400,5 ribu, tarifnya itu dan tarif menu yang lain belum termasuk tax & servis 21 persen. Untungnya, tidak ada rounding bill di Kembang Goela.
B. Gurame (49 ribu per 100 gram)
Penulis membeli guramenya dalam 2 versi, goreng kremes dan goreng telur asin. Yang kremes diberi topping kremes telur biasa, kedua guramenya di-fillet. Sebetulnya guramenya tidak amis, apalagi yang versi telur asinnya, dimana saus telur asinnya benar - benar berasa dominan. Namun, guramenya bukan dari gurame hidup. Terbukti dari daging guramenya yang kurang kenyal.
C. Udang Gladakker (124,5 ribu)
Udangnya juga lagi - lagi kurang berasa baru. Padahal sausnya pedas dan lebih mantap Kembang Goela daripada saus padang pada umumnya.
D. Sate ayam (100,5 ribu) dan sate sapi (181 ribu)
Satenya juga penulis dapati dalam 2 versi, ayam dan sapi. Penulis hanya mencoba sate sapinya, cukup empuk walaupun rempahnya kurang berasa. Sayang, bumbu rempahnya kurang dikembangkan.
E. Asem - Asem Noni (92 ribu)
Asem - asemnya mirip kuah tomyam. Ada seafood, jamur, dan tomat.
F. Kangkung hotplate, gado - gado, dan yang lain.
Kangkung dan gado - gadonya cukup masif. Besar dan bongsor. Oseng - oseng kecipirnya tergantung selera. Penulis juga mendapat lidi spageti, pembuka yang cukup unik namun lebih pedas lidi yang biasa dijual di sekolah - sekolah.
G. Hot chocolate
Minuman cokelat di Kembang Goela cukup pekat, bahkan 50 persen lebih pekat daripada hot chocolate di La Moda, Plaza Indonesia. Sayangnya, cokelatnya itu sedikit.
Miris juga mengetahui apa yang ada di dalam semua hidangannya tersebut. Hidangannya sebetulnya eksotis, namun menjadi tampak seadanya, juga karena sepi peminat. Ya, sepi, mejanya tidak penuh. Apalagi, reservasi online Chope juga belum kompatibel dengan Kembang Goela, sangat disayangkan.
Oleh karena itu, penulis jadi paham. Mungkin hal tersebut juga yang menyebabkan Kembang Goela tampak dibiarkan kuno. Walaupun masih terawat.
All in all, Kembang Goela bagai pabrik gula yang telah berdiri lama dan sebetulnya bisa berkembang, namun sepi pendukung, atau investor.
Berharap dengan diangkatnya laporan ini, ada yang berminat untuk promosi Kembang Goela, ya. Penulis sangat berharap ia berkembang kembali.
— Berharap Berkembang Kembali. —
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkHarga per orang: > Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
3.8Eastern Opulence [ Senopati, Indonesia ]
Mencoba Menjadi Opulent Dari Luar Dan Dalam Hati.
((Special thanks to PergiKuliner atas kesempatan Alfa 2019 di Eastern Opulence.))
Penulis mendapati pula rumah makan yang cukup tenar di bilangan Senopati, yang bernama Eastern Opulence.
Pertama - tama, yang penulis ketahui, Eastern Opulence mencoba menekankan kemewahan, baik dari segi interior maupun hidangan dan pelayanannya. Khusus interiornya, Eastern Opulence terdapat beberapa lantai, dimana lantai dasar sedikit mirip Bunga Rampai. Namun, begitu masuk ke lantai atas, penulis tidak terlalu menyukainya, karena terlalu penuh akan corak - corak dinding. Pengecualian, warna birunya yang terdapat di beberapa bagian corak di lorong. Di atas juga berasa kurang leluasa, mungkin dikarenakan di atas dikhususkan untuk ruang VIP. Positifnya, terdapat akses elevator di Eastern Opulence.
Mengenai hidangannya, penulis dilayani di sana dengan salah satu set rijstaffel mereka, yang terdiri dari :
A. Sate,
B. Semacam ayam drumstick,
C. Semacam gurame sambal matah,
D. Cumi,
E. Semur beef cheek,
F. Bebek asap,
G. Pindang garang asam,
H. Nasi pandan,
I. Buncis.
Hidangannya sebetulnya lumayan, khususnya untuk beef cheek-nya yang unik, dan pindangnya yang asam dan segar. Ayam drumstick-nya juga cukup garing dan sedikit pedas gurih, bebek asapnya juga cukup anti mainstream dengan rasa daging bebek asap yang bercampur konsep bebek peking.
Namun, ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa penulis lebih menyukai metode ala carte, atau manual, di Eastern Opulence. Yakni :
1. Guramenya tersebut. Sambal matahnya sebetulnya lumayan ok, namun daging guramenya agak amis, yang menyebabkan impresi penulis menjadi kurang baik terhadap guramenya. Mungkin, kalau diolah dengan gaya berbeda bisa saja lebih klop.
2. Cuminya. Sebenarnya dengan model hidangan cumi dengan saus buah - buahan seperti ini, lebih baik cuminya digoreng tepung dahulu. Walaupun demikian, ada positifnya, cuminya tidak amis seperti guramenya.
3. Tidak semua hidangan penulis kebagian, dimana untuk buncisnya penulis tidak dapati.
4. Informasi mengenai satenya cukup abu - abu, apakah menggunakan daging sapi ataupun kambing. Walaupun satenya tidak berbau daging dan empuk. Penulis baru mendapati informasi mengenai satenya itu yang berupa sate kambing, setelah penulis mencobanya, bukan sebelum.
5. Penulis untuk kali ini tidak mendapat seluruh dokumentasi lengkap dan memadai mengenai hidangannya masing - masing, hanya beberapa saja.
Untungnya, di Eastern Opulence juga tersedia beberapa pilihan set selain di atas, tidak hanya satu saja, jadi masih bisa disesuaikan dengan selera. Untuk paket meeting juga terdapat set menu, kemungkinan set yang ditawarkan salah satunya adalah rijstaffel ini. Terdapat corkage fee di sana, yakni 350 ribu belum nett. Di sana tidak ada dresscode berdasarkan informasi yang penulis himpun.
Lalu, di lantai dasar, mereka juga menyediakan beberapa produk kue, namun untuk membelinya, perlu inden 3 hari. Eastern Opulence, berdasarkan informasi yang penulis peroleh, juga menerima custom order untuk kuenya, untuk keperluan event khusus semisal ulang tahun, dsb.
Servisnya sendiri, menurut penulis cukup berbenturan, belum opulent. Di satu sisi, penulis tidak kebagian akan buncisnya tersebut, seperti yang telah penulis sebutkan di atas, walaupun terlihat enak. Tisu basah dan reservasi online Chope juga belum tersedia di waktu penulis mengangkat laporan ini. Namun, di satu sisi, ketika penulis membutuhkan sesuatu di sana, pelayan di sana mau mengarahkan penulis, seperti meminta kartu nama, info - info diatas yang ada di Eastern Opulence, bahkan sampai ketika menuju toilet.
Kemungkinan, dengan metode sudut pandang ala carte yang manual ketimbang di setting khusus, Eastern Opulence bisa tampil lebih opulent. Bisa lebih terurut, teratur, dan ter-manage.
Hanya saja, terdapat salah satu catatan terakhir yang tidak menyenangkan, yaitu salah satu sekuriti parkir Eastern Opulence yang tampak individualis. Selepas dari jamuan di sana, penulis memberi uang parkir 5 ribu malah ditolak, dan diminta 10 ribu, namun begitu mau keluar ke jalanan yang diinginkan, sekuritinya langsung menghilang.
Tampaknya akan lebih baik apabila penulis memanfaatkan kendaraan umum saja, untuk menuju ke restoran yang bisa lebih opulent dengan metode manual dan konvensional ini.
-- Manually Opulent. --
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkHarga per orang: > Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.4 pembaca berterima kasih.
-
3.8Saigon Delight [ Kelapa Gading, Vietnam ]
Saigon Versi Pho...
Percaturan berikutnya terjadi di ‘Saigon’ versi gerai pho, Saigon Delight, yang berada di samping Willie Brothers Steakhouse, Mall Of Indonesia, Kelapa Gading. Begitulah letaknya.
Phonya no problem, juga. Kwetiaunya dan kuahnya banyak, dagingnya pun baik sengkel dan australian beef juicy. Kuahnya juga ringan, tambahan ketumbarnya juga diberi cukup banyak. Harganya 95 ribu, belum termasuk tax & servis 16.6 persen, yang sayangnya juga, ada rounding bill. Mesin EDC Saigon untungnya sudah wireless.
Namun, servisnya bland. Kita bertiga makan di sana tadinya awalnya memesan 2 saladnya, sapi dan chicken sausage (saya lupa namanya), terus dibatalkan sehingga hanya 1 saja yang kita pesan (sausage-nya saja kalau tidak salah), namun akhirnya tetap yang keluar kedua saladnya itu. Untung saladnya tidak begitu asam, sapinya mirip bulgogi.
Tempatnya nyaman, sedikit mirip Seribu Rasa, mungkin. Saigon juga ramah disabilitas. Tadi untungnya juga kita dapat free parkir (walaupun saat redeem di tempat redeemption di mall rumit).
Phonya sih no problem.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkHarga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.1 pembaca berterima kasih.
-
4.6Hongkong Sheng Kee Dessert [ Slipi, China ]
Aura Hong Kong Sheng Kee Di Taman Anggrek. (2nd Update)
Hong Kong Sheng Kee Desserts di Mall Taman Anggrek ini menyatu dengan Pho Street. Restorannya mereka berdua saya sukai karena :
A. Mi sengkel sapinya yang bersaus kental. Agak asin, dan ditambah daging sengkel yang gurih, makanya selalu selaras dengan minya.
B. Lo mai kai. Tampangnya mirip nasi tim biasa, namun dengan topping daging dan jamur yang besar - besar, saya tidak tahan melihatnya. Benar, lapchiong dalam lo mai kainya benar - benar buttery, benar - benar mindblowing, dan lebih hebat dari lo mai kai Wing Heng.
C. Kita bisa memesan menu dari Pho Street. Di Pho Street ada banh mi yang benar - benar garing dan masif.
D. Ada siomay juga di sana yang tak kalah menggoda, atasnya ada wolfberry.
E. Pangsitnya juga luar biasa, bakpaonya renyah dan manis bbq pula.
By the way, saya di Hong Kong Sheng Kee mendapat info dari salah satu pelayan, bahwa tidak ada corkage fee.Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.1 pembaca berterima kasih.
-
3.8Pepper Lunch [ Slipi, Jepang ]
Bertemu Lagi Dengan Piring Lava Di Pepper Lunch. (Updated)
Dulu waktu event Alfa 2018 di Pasola, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, saya mendapat voucher 50 ribu Boga Group. Memang seru waktu di sana.
Nah, vouchernya sendiri saya gunakan untuk makan di Pepper Lunch di Taman Anggrek. Sudah lama tidak makan di sana, sang restoran spesialis hidangan diatas piring sepanas lava (bercanda).
Hotplate-nya masih seenak dulu ya. Irisan beef-nya gurih dan ayamnya cukup besar di BBQ beef & chicken combo, ditambah nasinya juga panas. Burger steaknya juga sama saja lembut.
Beef & chicken combonya itu 83 ribuan, belum termasuk tax & servis 13.3 persen. Di Pepper Lunch ini no rounding bill, ya, very good. Tempatnya juga kini baru dengan suasana lebih gelap daripada dulu, dan ramah troli.
Namun, saya kali ini hanya mau cerita itu dulu, ya, sang piring lava. Berhubung juga ini lebih mengarah ke efek hadiah voucher dari event Alfa yang extraordinary.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconkHarga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.