((Special thanks to PergiKuliner atas kesempatan Alfa 2019 di Eastern Opulence.))
Penulis mendapati pula rumah makan yang cukup tenar di bilangan Senopati, yang bernama Eastern Opulence.
Pertama - tama, yang penulis ketahui, Eastern Opulence mencoba menekankan kemewahan, baik dari segi interior maupun hidangan dan pelayanannya. Khusus interiornya, Eastern Opulence terdapat beberapa lantai, dimana lantai dasar sedikit mirip Bunga Rampai. Namun, begitu masuk ke lantai atas, penulis tidak terlalu menyukainya, karena terlalu penuh akan corak - corak dinding. Pengecualian, warna birunya yang terdapat di beberapa bagian corak di lorong. Di atas juga berasa kurang leluasa, mungkin dikarenakan di atas dikhususkan untuk ruang VIP. Positifnya, terdapat akses elevator di Eastern Opulence.
Mengenai hidangannya, penulis dilayani di sana dengan salah satu set rijstaffel mereka, yang terdiri dari :
A. Sate,
B. Semacam ayam drumstick,
C. Semacam gurame sambal matah,
D. Cumi,
E. Semur beef cheek,
F. Bebek asap,
G. Pindang garang asam,
H. Nasi pandan,
I. Buncis.
Hidangannya sebetulnya lumayan, khususnya untuk beef cheek-nya yang unik, dan pindangnya yang asam dan segar. Ayam drumstick-nya juga cukup garing dan sedikit pedas gurih, bebek asapnya juga cukup anti mainstream dengan rasa daging bebek asap yang bercampur konsep bebek peking.
Namun, ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa penulis lebih menyukai metode ala carte, atau manual, di Eastern Opulence. Yakni :
1. Guramenya tersebut. Sambal matahnya sebetulnya lumayan ok, namun daging guramenya agak amis, yang menyebabkan impresi penulis menjadi kurang baik terhadap guramenya. Mungkin, kalau diolah dengan gaya berbeda bisa saja lebih klop.
2. Cuminya. Sebenarnya dengan model hidangan cumi dengan saus buah - buahan seperti ini, lebih baik cuminya digoreng tepung dahulu. Walaupun demikian, ada positifnya, cuminya tidak amis seperti guramenya.
3. Tidak semua hidangan penulis kebagian, dimana untuk buncisnya penulis tidak dapati.
4. Informasi mengenai satenya cukup abu - abu, apakah menggunakan daging sapi ataupun kambing. Walaupun satenya tidak berbau daging dan empuk. Penulis baru mendapati informasi mengenai satenya itu yang berupa sate kambing, setelah penulis mencobanya, bukan sebelum.
5. Penulis untuk kali ini tidak mendapat seluruh dokumentasi lengkap dan memadai mengenai hidangannya masing - masing, hanya beberapa saja.
Untungnya, di Eastern Opulence juga tersedia beberapa pilihan set selain di atas, tidak hanya satu saja, jadi masih bisa disesuaikan dengan selera. Untuk paket meeting juga terdapat set menu, kemungkinan set yang ditawarkan salah satunya adalah rijstaffel ini. Terdapat corkage fee di sana, yakni 350 ribu belum nett. Di sana tidak ada dresscode berdasarkan informasi yang penulis himpun.
Lalu, di lantai dasar, mereka juga menyediakan beberapa produk kue, namun untuk membelinya, perlu inden 3 hari. Eastern Opulence, berdasarkan informasi yang penulis peroleh, juga menerima custom order untuk kuenya, untuk keperluan event khusus semisal ulang tahun, dsb.
Servisnya sendiri, menurut penulis cukup berbenturan, belum opulent. Di satu sisi, penulis tidak kebagian akan buncisnya tersebut, seperti yang telah penulis sebutkan di atas, walaupun terlihat enak. Tisu basah dan reservasi online Chope juga belum tersedia di waktu penulis mengangkat laporan ini. Namun, di satu sisi, ketika penulis membutuhkan sesuatu di sana, pelayan di sana mau mengarahkan penulis, seperti meminta kartu nama, info - info diatas yang ada di Eastern Opulence, bahkan sampai ketika menuju toilet.
Kemungkinan, dengan metode sudut pandang ala carte yang manual ketimbang di setting khusus, Eastern Opulence bisa tampil lebih opulent. Bisa lebih terurut, teratur, dan ter-manage.
Hanya saja, terdapat salah satu catatan terakhir yang tidak menyenangkan, yaitu salah satu sekuriti parkir Eastern Opulence yang tampak individualis. Selepas dari jamuan di sana, penulis memberi uang parkir 5 ribu malah ditolak, dan diminta 10 ribu, namun begitu mau keluar ke jalanan yang diinginkan, sekuritinya langsung menghilang.
Tampaknya akan lebih baik apabila penulis memanfaatkan kendaraan umum saja, untuk menuju ke restoran yang bisa lebih opulent dengan metode manual dan konvensional ini.
-- Manually Opulent. --
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk