Tempat ini sepertinya nyaman. Tapi pas saya datang Kamis yang kebetulan tanggal merah, ulala sumpek, nyaris saja enggak dapat tempat di area nonsmoking. Hampir di semua meja pengunjung sibuk di hadapan laptop, yang entah kapan kelarnya. Untung stafnya sigap banget melayani kami.
Ada meja kayu besar menganggur di dekat toilet, digeser ke tempat kosong yang cukup nyaman, kemudian melengkapinya dengan dua buah kursi kayu. Voila, jadilah saya dan teman saya bisa duduk, mana mejanya besar jadi cukup menampung pesanan kami. Nah sekitar 10 menit duduk, entah staf atau pemilik memperhatikan, bangku yang diduduki teman saya goyang - padahal teman saya ini juga enggak sadar lo. Dia lantas menggantinya dengan bangku lain. Keren!
Kami pesan fritto misto (gorengan udang, cumi-cumi, bawang bombai, brokoli), pisang goreng, almond chocolate croissant, piccolo (sudah termasuk potongan kecil pandan sponge cake), iced latte, chai coffee latte, serta bungkus nasi goreng kebuli dan red velvet soft cookies. Yang enak menurut saya: fritto misto, almond choco croissant yang meski agak kecil tapi buttery, chai coffee latte (ini kalau perlu di-highlight), nasi goreng kebuli. Khusus red velvet cookies saya enggak ikut mencoba karena beli untuk orang lain.
Menurut saya iced latte biasa saja, kopinya terlalu ringan. Nah chai coffee latte yang salah satu minuman baru ini juga kopinya ringan, namun sesuai dengan bahan lain dalam minuman kopi yang unik ini. Awal minum kaget, karena kayak minum jahe merah dan kopinya tidak terasa. Tapi semakin lama semakin enak, rasa jahe merah menipis, ganti rasa dan wangi kulit jeruk yang dominan dengan rasa kopi yang ringan. Coba deh!