N.A.

Jajanan jalanan khas Korea miliki seorang Youtuber ini menempati salah satu space di Dipa Junction. Konsepnya sebenarnya lebih mirip restoran cepat saji, baik dalam hal penyajian makanannya maupun pelayanannya. Meskipun begitu, dari segi tempatnya menurut saya jauh dari image restoran cepat saji, tempatnya benar-benar tematik dan cukup nyaman.

Food and Beverage:
Kali ini saya nyobain Busan Odeng (18K) dan Sindang Tteobokki (18K) yang rasanya surpringly so good. Porsinya menurut saya tidak begitu banyak, namun di menunya tidak tersedia menu pure tteobooki atau pure odeng dalam ukuran yang lebih besar--adanya Busan O-bokki yang berupa campuran tteobokki dan odeng.

Lepas dari porsinya yang kecil, tteobokki-nya menurut saya enak banget Ttteobokki-nya benar-benar empuk dan chewy--jauh lebih chewy dibanding kompetitor sekelasnya. Tteobokki-nya disajikan bersama bumbu gochujang yang sepertinya sudah di-adjust ke selera lokal dimana citarasa sausnya lebih pedas dan lebih gurih.

Odeng-nya menurut saya juga tidak kalah nikmat. Odeng-nya memiliki citarasa serta aroma ikan yang sangat intens. Saya memilih agar odeng saya disajikan dengan kuah originalnya yaitu kuah kaldu. Kaldunya segar dan gurih, tidak begitu medok namun sangat efektif menghangatkan.

Tidak sedikit yang menyebut kalau bubur yang berlokasi di perempatan Jalan Aceh dengan Jalan Cihapit ini sebagai salah satu bubur nikmat di Kota Bandung, saya pun setuju dengan klaim klaim yang satu ini. Nikmat, tapi bukan yang paling nikmat. Tempatnya sebenanrnya biasa saja tipikal kantin atau rumah makan gitu. Untuk sekadar sarapan sebenarnya sudah cukup nyaman. Pelayanannya tergolong cepat namun akan jauh lebih OK kalau pelayannya sedikit lebih ramah dan bersahabat.

Food:
- Bubur Ayam Apel (18K)
Buburnya tipikal bubur yang kering dan kental banget dengan citarasa yang cenderung plain sehingga wajib hukumnya untuk menambahkan sambalnya rawitnya yang pedas, kecap, beserta potongan daun bawang. Bubrunya juga bukan tiikal bubur yang satisfyingly aromatik gitu, mungkin signature-nya lebih ke simplicity. Bubur ini menurut saya kurang cocok untuk yang terbiasa sarapan dengan porsi besar karena porsi buburnya tidak sebanyak bubur lain. Untungnya topping buburnya seperti ayam, cakue, dan ati ampela (apel)-nya sama sekali tidak pelit. Yang saya suka adalah ati-ampelanya tidak amis. Selain itu, topping ayamnya tidak disuir seperti bubur ayam kebanyakan, melainkan dipotong dadu sehingga ayamnya tidak begitu kering dan masih terasa crunchiness-nya. 

Kafe ini berada di Hotel Saskava di dekat Lapangan Supratman. Dari segi desain sebernarnya kafenya menurut saya tidak begitu spesial, tipikal kafe di gedung yang cukup tua dengan sedikit peremajaan. Sayang banget, kafenya agak kurang terawat, banyak sekali bangkunya yang dibiarkan kotor berdebu yang terkesan sudah cukup lama dibiarkan.

Suasana di kafe ini sebenarnya cukup nyaman, terutama untuk area outdoornya, sedangkan indoornya menurut saya sedikit boring. Yang saya suka dari kafe ini adalah jam operasinya yang dari pagi banget sehingga bisa dijadikan sebagai tempat ngopi sebelum atau setelah berolahraga atau bahkan sebelum ngantor.

Beverage:
- Cappuccino (33K)
Cappuccino-nya disajikan dengan latte art yang cukup ee catching, sepertinya baristanya menggunakan sedikit bubuk coklat. Citarasa cappuccino-nya menurut saya lumayan OK, citarasanya cukup balance--creamy dan milky-nya lumyan dapat tanpa menghilangkan karakter dari kopinya. Great Job,, Cupola

Juice Bar ini berlokasi di depannya Eduplex Dago. Saya lebih menyarankan untuk memesan minumannya untuk dibawa pulang atau memesan dengan menggunakan jasa pesan antara karena tempatnya hanya berupa semacam kontainer dengan tempat duduk portabel di depannya. Yang sangat saya apresiasi adalah store-nya yang sangat bersih, apalagi jika mengingat kalau ini bukannya juice bar dengan harga premium—benar-benar bersih untuk kelasnya. Yang menurut saya perlu ditingkatkan adalah waktu penyajian minumannya yang sebagiknya sedikit lebih cepat.

Beverage:
- Korean Strawberry Milk (15K)
Campuran antara susu dengan strawberry-nya benar-benar magic—milky, creamy, dan segar secara bersamaan, terlebih karena strawberry yang digunakan bukan sekadar perisa belaka, melainkan jus strawberry segar.
- Green Booster (13K)
Minuman ini berupa campuran antara sawi dengan nanas. Sejujurnya sebelumnya saya tidak begitu suka olahan jus sayur karena citarasa yang tidak begitu pleasant, namun lain cerita dengannya dengan jus ini. Citarasa segar dan asam dari nanas berasil menetralisir citarasa grassy dari sayurannya. Jusnya juga sedikit creamy dan foamy, serta sama sekali tidak watery.
- Jus Jambu (9K)
Jus yang ini memang tidak spesial—sama seperti jus jambu kebanyakan, namun ketika kembali mengingat harganya yang tidak lebih mahal dari jus abang-abang, jus ini terasa spesial karena kekentalan serta rasa buah jambunya yang cukup intens.

Penjual street food khas Korea ini sangat banyak dibicarakan di media sosial Tiktok, secara mereka menjual aneka snack khas korea dengan harga yang relatif sangat terjangkau. Lokasinya berada di jalan kecil di dekat kampus Unisba Tamansari. Tempatnya hanya berupa food container dengan beberapa tempat untuk dine-in. Saya pribadi prefer untuk men-take-away saja. Kemasan take-away sebenarnya sudah cukup oke, sudah sangat ready to eat, namun pengemasanya agak sedikit blepotan. Pelayannya menurut saya juga cukup impresif, terutama untuk waktu penyajian makannnya yang lumayan express, padahal waktu saya datang tempatnya lumayan ramai.

Food:
- Rabokki Spicywon (20K)
Menu ini merupakan campuran antara ramyeon 라면 dengan tteokbokki 떡볶이 lengkap dengan cracker, nori, keju parut, dan wijen. Meskipun harganya relatif sangat murah, namun sama sekali tidak terasa murahan. Porsinya cukup besar sehingga cukup mengenyangkan. Mi-nya lumayan kenyal, teksturnya sekilas mengingat saya dengan mie instan indonesia yang ada oppa-oppanya. Tteokbokki-nya agak sedikit lebih keras, namun masih OK. Saus gochujang-nya jauh lebih pedas dibanding yang pernah saya coba, tak heran jika nama brand-nya diembel-embeli kata 'spicy'. Saya belum pernah mencoba cracker seperti ini, namun teksturnya yang seperti kerupuk masuk angin ini tidak begitu saya suka. Lepas dari itu, saya masih berani untuk mengacungi jempol untuk value for money-nya