N.A.

Selama ini memang agak sulit untuk mendapatkan hidangan khas Vietnam di Kota Bandung, jadi ketika restoran ini buka di Paris Van Java saya begitu antusias. Posisi restorannya todak jauh dari Caribou Coffee dan The Duck King. Restoran nya memiliki bagian indoor dan bagian outdoor. Interior dan eksterior nya dirancang dengan nuansa oriental khas Vietnam, saya sangat suka dengan desain yang diusung, bahkan hingga detail-detail kecil pun tidak luput untuk diberi ornamen Vietnam.

- Cha Gio (22K)
Hidangan pembuka khas Vietnam ini disajikan dengan mengunakan kerangjang rotan yang sangat unik. Menu ini berupa egg-roll dengan isian daging sapi yang disantap bersama saus asam-pedas khas Vietnam. Kulit egg-roll nya sangat renyah dan isian daging nya sangat empuk dan padat. Menu ini semakin nikmat karena disajikan dalam kondisi yang hangat.

- Pho Bo (40K)
Pho merupakan noodle soup khas negara Vietnam. Menu inj terdiri atas mie, sayuran hujau dan daun bawang, potongan daging sapi yang kemudian diguyur kuah kaldu bening. Kuah kaldu nya tidak sekompleks kuah kaldu khas Indonesia, cendrung sederhana, namun segar dan gurih. Kuah kaldu nya juga memiliki sedikit rasa pedas seperti menggunakan jahe dan aroma kulit manis. Tekstur mie nya juga sedikit berbeda dengan mie pada umumnya, tidak begitu kenyal dan licin. Porsi daging sapi nya memang tidak begitu banyak, tapi daging nya empuk dan segar.

- Nuoc Da Me (17K)
Menu ini sebenarnya merupakan Ice Tamarind Tradisional khas Vietnam atau yang biasa disebut juga Es Gula Asam. Setelah menyantap Pho dan Egg-Roll, paling pas memang untuk menikmati minuman yang segar-segar. Selama ini saya tidak terlalu suka Es Gula Asam karena terkadang rasanya yang aneh di lidah saya, namun setelah mencoba Ice Tamarind di tempat ini saya langsung menyukai nya. Benar-benar menyegarkan

Service:
Service di tempat ini juga sangat Okay, pelayanan nya sangat cepat dan ramah, pelayan nya juga sangat memahami menu. Yang paling saya suka dari service tempat ini adalah pelayannya yang menggunakan pakaian traditional khas Vietnam, sentuhan kecil yang perlu diapresiasi. Good Job, Pho Ngon

Cafe ini cukup historical bagi saya karena seringkali saya kunjungi untuk belajar, mengerjakan skripsi dan tugas saat saya masih kuliah. Tempatnya sangat mendukung produktivitas; tempatnya sangat nyaman (terutama bangku dengan meja tinggi), pencahayaannya terang, WIFI-nya mumpuni, serta colokannya memadai. Smoking area dua lantai yang berada di belakang bangunannya juga tidak kalah nyaman, tempat duduknya tidak terbatas, legah, dan tidak kalah artistik. Service dari tempat ini juga impressive, pelayannya ramah-ramah dan hangat. Yang menurut saya agak kurang dari kafe ini adalah parkirannya yang sempit serta sistem antrian kasirnya agak kurang well-managed.

- Say Cheese (29K)
Menu baru in menurut saya cukup unik. Pengunjung dapat memilih pilihan base minumannya, tersedia taro, matcha, dan brown sugar  iced coffee. Kemudian base minuman tersebut ditambahkan cream cheese, baik yang original, maupun flavoured cream cheese. Pengunjung bisa juga menambahkan topping boba ke dalam minumannya. Saya memilih brown sugar coffee dengan original cream cheese, sayangnya toping bobanya sudah sold-out saat itu. Menurut saya, perbaduan antara kopi, brown sugar dan cream cheese-nya sangat harmonis, rasa kopinya yang cenderung pahit tidak serta merta hilang akibat brown sugarnya yang manis. Cream cheese-nya juga berhasil menambahkan creaminess dan memvariasikan rasa dengan tambahan rasa asinnya. Good Job, Hi Brew! I'll be back to order this menu again

Menurut saya Bakerzin boleh disandingkan dengan restoran top lain di Paris Van Java, baik dari segi tempat, rasa, maupun pelayanan. Interior restorannya sangat aesthetic dan classy, saya sangat suka penggunaan kaca lebar yang menghubungkan restorannya dengan taman indoor di sebelahnya. Tempatnya spacious serta tidak overcrowded, saya tetap merasa nyaman sekalipun pengunjung restorannya sedang rama-ramainya. Pelayanannya benar-benar impresif, pelayanannya ramah, hangat, dan responsif. Menurut saya, harga yang ditawarkan memang sepadan dengan apa yang diberikan.

- Strawberry Shortcake (45K)
Sudah menjadi rahasia umum kalau Bakerzin memang memiliki varian-varian cake berkualitas, cake di Bakerzin tidak pernah salah termasuk menu classic ini. Kombinasi antara kue gabus, whipped cream, dan potongan buah Strawberry segar berhasil memberikan sensasi yang fascinating: manis dan asam secara bersamaan, moist dan dry, creamy dan fresh, serta keras dan lembut dalam satu gigitan.  

- Lavender Lychee (38K)
Minuman ini disajikan dengan presentasi yang sangat eye-catching, tanpa mengorbankan unsur terpenting dari sebuah minuman yaitu rasa. Minuman ini pada dasarnya hampir mirip dengan mojito yang ditambahkan sirup lavender. Minuman ini sangat menyegarkan, apalagi jika ditambahkan perasan lemon segar. Karena saya memesan menu yang lain dengan citarasa yang sangat bold, just like an oasis in the desert.

- Boba Taro (35K)
Bakerzin sepertinya tidak mau ketinggalan trend per-boba-an dengan mengeluarkan series boba drinknya, salah satunya adalah varian Taro. Yang paling saya suka adalah presentasinya yang sangat ciamik, boba drink lain yang disajikan dengan menggunakan gelas plastik tentu tidak ada apa-apanya. Base minumannya lumayan OK, citarasa alami ubi ungunya lumayan keluar dengan sedikit hint rasa nutty. Sayangnya penambahan whipped cream membuat minumannya menjadi terlalu manis dan terlalu creamy, enak sih di awal tapi lama-kelamaan membosankan juga. Bobanya juga agak failed menurut saya, boba menggumpal dan tidak selembut kompetitornya.

Restoran yang berlokasi persis di depannya Hotel Grand Gucci ini menawarkan aneka masakan khas Tiongkok daratan, dengan signature in Hongkong and Sichuan's Style. Restorannya mengusung konsep oriental kontemporer dengan didominasi oleh unsur kayu dan warna merah namun tidak terkesan boring berkat penambahan unsur modern dari industrial windowsnya. Interiornya lumayan eye catching sih menurut saya. Tempatnya pun lumayan nyaman relatif tenang juga sih untuk sebuah chinese restaurant. 

Awalnya saya impressed banget dengan penggunaan instrumen oriental yang berhasil membangun ambience orientalnya, namun tak lama kemudian musiknya malah diganti dengan musik Indonesia populer gitu, agak missing aja sih menurut saya. Service dari restoran ini menurut saya perlu banget diacungi jempol. Pelayannya ramah dan responsif. Product knowledge dari pelayannya juga lumayan OK. Owner dan chefnya juga mau terjun langsung berinteraksi dengan pengunjung, meminta masukan serta terbuka terhadap kritikan. Sentuhan kecil seperti ini yang seharusnya setiap restoran harus implementasikan.

Food:
Surprisingly, makanan di restoran ini dibanderol dengan harga yang jauh di bawah ekspektasi saya, bahkan terdapat beberapa paket yang harganya lebih mirip harga food-court ketimbang harga sebuah restoran. Dari segi harga sih cuan banget sebenarnya. 
- Malat Telor Orak-Arik Sapi (28K)
Menu ini sebenarnya adalah menu paket lunch yang terdiri atas telor orak arik dengan tambahan daging sapi yang disajikan bersama tauge, nasi dan sudah termasuk soft drink. Makan menu ini saja sebenarnya sudah cukup kenyang sih karena porsinya yang cukup besar. Honorable mention: potongan daging sapi pada telor orak ariknya sangat generous. 
- Sichuan Malat Chicken (52K)
Porsi menu ini lebih cocok untuk sharing sih ketimbang untuk personal karena potongan ayamnya sangat besar, kurang lebih 1/2 ekor. Menu ini berupa ayam yang direbus—honestly, mirip ayam pop kalau di Restoran Padang—yang ditambahkan saus mala khas sichuan. Ayamnya empuk, cocok banget dengan saus malanya yang pedas pol. Aromanya ayamnya juga sangat kuat sangat cocok untuk mengundang selera makan. Pecinta makanan pedas wajib banget sih untuk nyobain.
- Roasted Oyster (45K/3) and Roasted Scallop (22K/3)
Honestly, saya tidak pernah berekspektasi tinggi terhadap seafood di Bandung karena seringkali freshness sudah terdegradasi, apalagi untuk bahan seperti Oyster. Surprisingly, oyster dan scallop-nya sangat segar, tidak amis dan tidak pahit akibat kelamaan disimpan. Seasoning yang ditambahkan ke kerangnya juga tidak merubah karakter asli dari kerangnya. I totally enjoyed this
- Roasted Enoki Mushroom (8K)
Mirip sih sama yang ada di buffet-buffet BBQ, not bad all.

Ambrogio selalu saya tempatkan di top list restaurant di Kota Bandung, walaupun restoran ini sudah cukup lama beroperasi selalu saja ada alasan untuk kembali. Tempatnya sangat nyaman, bisa digunakan untuk berbagai acara. Tempatnya lumayan luas dan tematik, saya paling suka duduk di area semi outdoornya di pinggiran kolam ikan, kombinasi antara ambience yang warm, suara riak-riak air, dan ornamen-ornamen hijaunya benar-benar membantu untuk relax. Yang kurang saya suka sih tempatnya yang seringkali overcrowded terutama untuk weekend, seringkali harus menunggu lama di waiting list. 

Food:
Saya sangat suka dengan menu di Ambrogio yang sangat variatif, mulai dari menu western, asian, hingga Indonesia. Tersedia juga aneka pastry yang tidak kalah nikmatnya. Makanan di Ambrogio memang tidak bisa dibilang murah, tapi tergolong standar untuk restoran di kelasnya, ada rupa tentunya ada barang. Kali ini saya nyobain:
- Hamburg Steak (65K): steak dari daging sapi cincang yang disajikan dengan melted cheese, sauteed baby potato, fresh salad, serta saus mushroom.  Saya surprised karena steak-nya bukan yang tipikal tepung banget, citarasa daging sapinya masih sangat intens. Steaknya lumayan empuk dan sedikit juicy. Saus mushroom-nya juga enak, kental dan ada potongan jamur segarnya. 
- Soto Betawi (60K): Sotonya tipikal soto yang medok banget sih, kuahnya kental dengan citarasa yang sangat bold. Isiannya sangat generous, dagingnya pun empuk. 
- Soto Ayam Madura (48K):  Kuah Sotonya tidak begitu medok, cenderung lebih mild dan gurih. Isiannya sotonya pun tidak kalah generous.

Beverage:
Saya dan teman-teman kompak memesan beberapa varian Mojito (32K) untuk sebagai pendamping pilihan makanan dengan rasa yang sangat bold. Mojito jelas mampu menjadi penyegar yang efektif. 

Starbucks ini merupakan starbucks andalan saya karena lokasinya yang paling dekat dari kampus dan tempat tinggal saya. Tempatnya cukup luas dan nyaman, cocok banget sih buat nugas maupun buat nongkrong belaka. Spot favorite saya adalah meja di sebelah kasir, kalau ngak kebagian sih Sharing Table nya juga OK banget.
Saya sangat menghindari Starbucks kalau lagi ada promo, karena hampir dipastikan tempat nya bakal crowded dan berisik banget, seringkali saya menyiasati nya dengan datang agak pagian seperti kunjungan saya kali ini. Kali ini termpat nya cukup sepi dan kondusif untuk berkonsentrasi
- Gula Merah Machiato (25K [Promo Line])

Untuk yang suka kopi dengan cita rasa kuat sih tidak akan cocok dengan menu ini karena kopi nya agak kemanisan, tapi masih OK sih kalo menurut selera saya. Oh ya, setiap kali Starbucks dan minumannya diminum di tempat, mending minta ke barista nya agar minumannya di serve menggunakan gelas/mug aja, lumayan loh bisa ngurangin konsumsi plastik :)
- Cinnamons Roll (22K)

Hampir setiap kali ke Sbux saya selalu memesan roti ini, all time favorite lah pokok'e. Bau cinnamons nya sih wangi banget, trus roti nya juga ngak kemanisan, tekstur luar rotinya krispi tapi dalemnya lembut, trus di dalan rotinya terdapat kismis dengan takaran yang pas. Fix sih, roti ini pas banget untuk nemenin menyeruput kopi
- Service

Memang sih ada harga, ada barang, ada pelayanan. Service di Starbucks memang tidak pernah ngecewain. Semua karyawan nya well-educated, well-trained, well-mannered

Cafe ini tidak kalah menarik dibandingkan cafe satu grupnya seperti Miss Bee Providore, Hummingbird, Two Cents, dan lain-lain. Grup restoran yang satu ini memang jago meramu cafe dengan desain yang tematik dan tentunya tanpa melupakan aspek kenyamanan pengunjung. Interior kafe ini didominasi oleh warna putih yang dipadu-padankan dengan warna hijau dedaunan dan coklat kayu.

Tempatnya sebenarnya sangat nyaman, saya betah berjam-jam mengerjakan tugas di tempat ini. Hanya saja, tingkat kebisingan kafe ini sangat bergantung kepada siapa yang datang, jarak antar dinding serta jarak loteng dengan lantainya relatif sempit sehingga sekalinya ada yang berisik, pantulan suaranya langsung intens menggangu. Selain itu pendingin ruangannya juga agak boros untuk ruangan yang tidak besar, it was freezing until we turned it off. 

- Magic (27K)
Seringkali saya memesanmagic setiap kali saya menginginkan milk-based coffee yang sedikit lebih kuat dibandingkan Cappuccino. Magic menggunakan ristretto, yaitu ekstrak kopi yang lebih murni dibandingkan espresso. Tak heran jika karakter kopinya akan jauh lebih keluar. Kopi yang saya pesan memiliki kecendrungan rasa asam yang relatif kuat, sedikit creamy, dengan slightly hint rasa pahit dan manis

- Nutella Velvet Cake (27.5K)
Cake ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai pendamping kopi. Sama seperti red velvet cake kebanyakan, teksturnya cendrung lebih kasar, bukan tipikal cake yang fluffy, namun lumayan moist. Penggunaan nutella pada cake ini berhasil menambahkan citarasa gurih dari kacang pada cakenya. 


- Strawberry Eclair (16.5K)
Menu ini sangat pas untuk dijadikan sebagai refreshment. Tekstur cendrungnya kenyal, diatasnya ditambahkan wipecream yang tidak terlalu manis serta strawberry jam dan potongan buah strawberry segar. What a dessert is

"Noodletown? Paling juga mirip-mirip sama Upnormal" itu lah pemikiran pertama saya terhadap restoran ini dan ternyata pemikiran tersebut salah besar. Noodletown menyediakan aneka mie dan nasi dengan cita rasa Asia, seperti Singapore, Jepang, Thailand, Vietnam, dan lain- lain.
Ketika kita baru masuk restoran, kita langsung diarahkan menuju stand pemesanan dengan menggunakan iPad. Pelayanan disini sangat ramah dan bersahabat dalam menyambut tamu, menjelaskan menu yang tersedia, serta membantu pemesanan. Setelah memesan, saya diarahkan menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Setelah melakukan pembayaran, saya mendapat sebuah alarm, yang akan berbunyi ketika pesanan saya sudah selesai dimasak. Konsep yang cukup unik.
Karena saya lapar, kali ini saya memesan Hainan Curry Rice with Ayam Panggang + 2 mix toping (35K++). Kali ini saya memilih toping Ayam Panggang Madu (sedang kalap pengen ayam panggang) dan Vietnamese Wings serta pilihan minum Thai Tea yang sudah termasuk ke dalam paket. Kari disini sangat enak, rempah nya sangat terasa (sedikit mirip dengan Gulai Kalio kalau di Padang, pardon my minangnese tongue), ayam bakar nya memiliki kematangan yang pas, empuk tapi tidak bikin eneg, serta madu nya meresap sampai kedalam.  (I'm sure kalo mereka ngak cuma ngolesin Madurasa di kulit ayam nya kayak ayam bakar madu di pinggir jalan Ganesha, Lol) Oh ya, disini mereka menggunakan  ayam kampung, yang pastinya lebih sehat. Menu ini juga disajikan dengan telur rebus yang rasa nya so so sih. Thai tea nya pun lumayan, vietname wings nya masih okay lah. Menu ini juga disajikan dengan kuah bening yang rasa nya lumayan segar (I'm sure kalo ini bukan infused water aka air kobokan). Satu hal lagi yang membuat saya senang makan disini, pilihan saus tambahan nya sangat lengkap dan favorite saya tentunya kecap asin dengan potongan cabe rawit. Saus ini enaknya kebangetan. Menurut saya harga yang ditawarkan sangat murah untuk rasa, tempat, dan pelayanan yang ditawarkan.

Restoran ini berada di jalan Ranca Bentang di daerah Ciumbuleuit, agak tersembunyi sih memang tapi ngak susah kok untuk menemukannya. Restorannya cukup luas, terdapat dua bangunan utama, salah satunya berupa rumah kaca untuk yang berjiwa muda, sedangkan satu nya berkonsep rumah tua yang mungkin lebih cocok untuk keluarga. Tempatnya juga nyaman banget, saya betah banget bersantap di tempat ini.
Awalnya saya agak khawatir karena kunjungan saya ke tempat ini pada malam minggu yang biasa chaotic banget, tapi ternyata tidak sama sekali, management pengunjung nya lumayan bagus. Pelayan nya juga ramah dan sigap. Menu di tempat ini sebenarnya tergolong pricey, tapi masih acceptable sih kalau menurut saya. Berikut menu yang saya dan dua teman pesan:
- Steak Cheese Sandwich (95K)

Menu ini terdiri atas roti, tenderloin steak, salad, dan potato chips. Untuk roti nya saya memilih varian roti Ciabatta, roti nya cendrung salty dan renyah banget.

Tenderloin steak nya lumayan besar dan tebal, dagingnya tender dan seasoning nya meresap. Seasoning steaknya makin nikmat ketika dinikmati bersama Orange Cheddar dan Mozarella cheese, creamy dan cheesy banget. Salad nya juga fresh, jadi ngak begah setelah makan daging.
- Sirloin Steak Local (92.5K)

Sirloin nya di plating menggunakan piring stainless yang lebih mirip wajan, unik banget. Ukuran sirloin nya lumayan besar dan tebal. Dagingnya sih segar, bumbu meresap, tapi sayang steak nya kurang juicy. Steaknya disajikan dengan saus mushroom yang enak banget, jamur nya kuat dan asinnya pas. Sebagai side dishes nya ada mashed potato, dan fresh vegetable berupa brokoli dan wortel yang segar.
- The Comforter Burger (89.5K)

Burger nya terdiri atas beef patty, beef bacon, dan telur mata sapi, onion sama selada. Bun nya lembut dan cendrung manis, patty ngak tebal dan bumbu meresap, dan beef bacon nya renyah. Menu ini disajikan dengan side dishes berupa french fries. Menu ini agak gersang, sayurnya cuma lettuce dan onion di dalam burgernya.
- Passionate Peach Tea (26K) & Jasmin Drag Pearl Tea (26K)

Kedua jenis hot tea ini disajikan dengan cara yang persis sama. Teh nya diseduh dan disajikan dengan menggunakan ceret stainless, kemudian pengunjung menyaring dan menuangkan teh nya ke mug kosong. Teh nya disajikan dengan sebuah cookies peanut. Dari segi rasa, peach tea nya sangat segar, sedangkan Jasmine Tea nya lebih bold dan lebih berat. Keduanya cocok banget untuk menghangatkan malam berangin di Ciumbuleuit yang dingin.
- Lychee and Basil Ice Tea (29.5K)

Minuman ini segar banget sih, dan agak uncommon juga nemu basil di dalam teh.

Restoran ini merupakan salah satu restoran All You Can Eat favorite saya. Restoran ini menyatu dengan Shaburi Shabu- Shabu yang berdekatakan dengan Sumoboo dan KFC. Restoran ini tidak begitu luas, sedikit sesak dan berisik, apalagi kalau peak hours. Untung nya, seat arrangement untuk restoran ini jauh lebih efektif jika dibandingkan Shaburi jadi terlihat sedikit lebih legah. Food Station restauran ini juga digabung bersama Shaburi, namun untuk daging BBQ nya harus dipesan melalui Waitress nya.
- Regular Buffet (179K)

Kali ini saya memesan menu buffet paling standar dari restoran ini. Dengan menu ini kita bebas memesan tiga pilihan daging untuk panggangan nya. Pilihan tersebut meliputi Beef (Karubi) , Chicken, dan Lamb (Jingisukan) . Masing masing pilihan daging nya juga memiliki beberapa opsi bumbu seperti bumbu Teriyaki, Spicy, Garlic, Cheese, dan lain lain.
Favorite saya jatuh kepada Jingisukan dengan bumbu Garlic. Daging dombanya segar dan tebal, bumbu garlic nya pun cukup meresap. Hanya saja, untuk pilihan daging domba harus dipastikan kalau daging nya matang agar mendapatkan tekstur yang tender dan aroma daging yang tidak amis.
Pilihan ayam dan beef nya juga tidak kalah menarik. Ayam nya disajikan dalam porsi potongan yang sangat besar, daging ayam nya juga sangat segar. Pilihan ayam favorite saya adalah ayam dengan bumbu cream cheese, cream nya kental dan rasanya cukup unik. Berbeda dengan daging lainnya, beef di tempat ini disajikan dengan potongan yang tipis-tipis, jadi sedikit gampang gosong. Daging sapi nya juga sangat segar, bumbunya pun meresap. Yang paling saya suka dari tempat ini adalah panggangan nya yang tidak gampang lengket dan gosong, jadi konsumsi karbon (re:arang) nya dapat diminimalisir.
Selain menikmati menu BBQ nya, saya juga tidak melewatkan mencoba beberapa menu di food station nya seperti Chicken Curry yang rasa nya cukup kuat, tapi ayam tidak begitu banyak, Sushi yang biasa saja, Miso yang segar, Chicken Karage yang renyah, ice cream yang sangat cepat meleleh dan tidak ada varian green tea nya lagi, buah-buahan yang varian nya tidak begitu banyak, dan beberapa minuman segar. 
Sama seperti Shaburi, waktu makan di tempat ini hanya 90 menit untuk Weekdays dan 70 menit untuk weekend. Waktu nya juga strictly limited, jadi sepuluh menit sebelum waktu habis juga akan diingatkan sama waitress nya. Memang untuk restoran AYCE sekelas, waktu nya tergolong singkat tapi buat saya 90 menit sudah lebih dari cukup untuk membuat saya begah daging sampe bego. Value for money restoran ini juga jauh lebih baik dibanding Shaburi. Overall puas banget sih makan di restoran ini, saya yakin akan khilaf kembali dalam waktu dekat