Jessica | IG: @snapfoodjourney

Martabak Cheesebomb dari Ezo Cheesecake! Saya mencobanya di outlet MKG, yang bentuknya seperti pop-up dan lumayan luas. Ada beberapa meja dan kursi di sini dan interior bernuansa hijau. Inovasinya simpel tapi cukup unik, jadi untuk adonan krim kejunya mereka campur dengan coklat leleh dan selai kacang, lalu untuk toppingnya mereka taburi keju parut, meises, dan kacang tanah. Rasanya seperti makan martabak manis klasik tapi dalam porsi kecil dan tidak berminyak. Cukup padat sebenarnya jadi cukup mengenyangkan, tapi pasti makan satu tak cukup, maunya nambah terus. Harganya 12500 rupiah satunya.

Amausaan Uji Matcha telah lama jadi tempat yang saya ingin kunjungi di Central Park, karena saya maniak segala macam teh dan olahannya termasuk matcha. Apalagi ada teman saya, non foodie, yang suka sekali berkunjung ke sini dan bilang ini sangat enak. Jadilah pada akhirnya saya ke tempat ini.

Dari luar tempatnya terkesan sempit, tapi dekorasinya lucu, Jepang banget. Ada pajangan boneka-boneka khas Jepang dan juga di bagian luar kita bisa bermain semacam undian iseng-iseng untuk menguji keberuntungan kita (sayang hadiahnya bukan voucher, tapi selembar kertas yang mungkin bisa jadi penyemangat menjalani hari kita ke depannya, haha).

Saya memesan best seller mereka, Ishida Parfait. Isinya lumayan bervariasi, ada matcha soft cream, mochi, white cream, kacang merah, dan sebagainya. Porsinya kecil, dan sayangnya rasa matcha soft creamnya tidak strong seperti ekspektasi saya, bahkan kalau saya boleh komentar, seperti susu, krim, dan gula dicampur pewarna hijau saja. Hampir tak terasa matchanya di lidah saya, dan soft creamnya juga sangat cepat meleleh. Untuk isian lainnya lumayan enak sebenarnya, tapi rasa matcha-nya saja yang kurang. Harganya juga sangat pricey untuk kualitas soft cream yang seperti ini. Mungkin saya sedang dapat yang zonk atau apa, tapi saya kurang mengerti kenapa rating tempat ini begitu tinggi.

Kesekian kalinya ke Starbucks, kali ini saya mencoba menu limited edition terbarunya yaitu Golden Pearl Frappucinno. Hidangan kopi yang cantik ini sebenarnya cukup fotogenik hanya saja Starbucks tempat saya berada terletak di basement jadi cukup minim cahaya. Rasanya lumayan enak mirip dengan caramel frapucinno menu regulernya Starbucks. Untuk pearlnya ada sentuhan rasa lemon yang cocok dengan kopinya. Sayangnya bukan menu reguler, jadi tak bisa dicoba sering-sering.

Ke Bakso Rusuk Samanhudi untuk kesekian kalinya. Saat saya datang pun selalu ramai, tapi masih ada tempat duduk karena sudah lewat jam makan malam. Saya memesan bakso kecil + rusuk dan bakso urat + rusuk, dengan bihun sebagai pelengkap. Menariknya di sini, pelengkap seperti bihun, sayur, dan lainnya itu gratis, dan jika kita tak memakai itu semua, bakso kita juga tidak ditambah.

Bakso kecilnya ada 6 buah per porsi, teksturnya cukup kenyal dan terasa dagingnya. Rasanya tak terlalu gurih, tapi malah menonjolkan rasa alami daging bakso yang ada.

Untuk bakso urat, di sini ada 2 jenis yaitu bakso urat yang besar dan tanggung. Saya memesan yang besar, dan terasa lebih gurih daging dibanding bakso kecil.

Rusuknya adalah favorit saya di sini, saya biasa makan sampai 2 porsi nasi hanya dengan rusuk ini saja. Rusuknya meleleh di mulut dan dagingnya empuk sekali jadi tak perlu dikunyah. Rusuknya terasa sapi sekali, dan tanpa perlu banyak bumbu juga sudah enak.

Kuah di sini light, namun tetap gurih, mungkin karena minyaknya lumayan tebal. Jadi, jangan makan sering-sering kalau tak mau kolestrol, hehe.

Teh Dayung terletak di lantai Lower Ground Emporium Pluit Mal, tepatnya di seberang Carrefour dan sebelah Century. Agak susah ditemui karena tak terlalu besar, namun tempatnya cukup nyaman.

Saya memesan Lemon Yakult, yang merupakan drink of the day mereka. Porsinya standar, dengan harga 21 ribu rupiah. Teksturnya agak mirip smoothie dan didominasi rasa asam segar. Rasa lemonnya lebih mendominasi dibanding rasa yakultnya.

Aroi Mango baru mengeluarkan menu baru yaitu fresh juice in real fruit. Saya mencoba menu baru ini. Porsinya super besar, dimana satu semangka atau satu nanas dikerok daging buahnya, ditambah dengan es, ditambah sedikit gula jika mau, lalu dijus dan ditambah nata de coco sebagai topping.

Tampak luarnya sungguh unik dan menarik perhatian karena "gelas"nya dari buah. Rasanya seperti jus biasa saja, apalagi saya menambahkan gula tak terlalu banyak. Esnya agak kebanyakan menurut saya, jadinya agak mirip sorbet, jadi saya habiskan dalam jangka waktu yang lama (satu porsi saya habiskan dalam sejam lebih, dan itu cukup mengenyangkan). Untuk semangka cocok sekali dengan nata de coco, dan topping nata de coconya juga cukup banyak.

Kesekian kalinya ke Salt Inc dan kali ini mencoba langsung dine in untuk pertama kalinya mumpung ada tempat duduk di sini. Kali ini saya memesan fusilli dengan dory dan mozzarella serta sunny side up. Ekspektasi saya, fusilli tidak akan terlalu kenyang. Tapi nyatanya, porsinya amat sangat mengenyangkan sampai saya dari lapar jadi kenyang banget. Saus salted eggnya encer tapi cukup flavorful, ada sedikit pedas namun tak terlalu menonjol. Fusili dimasak al dente, dan dorynya juga empuk dan enak. Sepertinya pakai minyak baru. Sayang sunny side upnya terlalu matang. Boleh dinikmati lagi, tapi saya rasa saya akan menyantap sebagian saja dan sisanya untuk makan berikutnya di rumah.