@stelmaris

mungkin cuma di SDC, toko yg dikenal sbg bakery ini membuka cafe dan menjual menua F&B lain selain aneka roti. yg dijual cukup beragam, mulai dari aneka coffee dan milkshake, ada juga crepes, pasta dan bahkan pizza. semuanya dijual dgn harga yg relatif terjangkau dan jadilah saya mencoba Spaghetti Aglio Olio & Flat White sbg menu lunch saya hari ini.
Flat Whitenya disajikan pertama, cepat tp dr rasa mengecewakan. Milky banget, susu rasa kopi. Tidak ada sedikitpun body ataupin acid dan bitter kopi yg terasa.
Spaghetti Aglio Olio ini yg jadi superstarnya. Dr sejak order saya sudah konfirmasi ke staff mengenai isian menu satu ini, katanya ada salad dan mushroom. Seketika bingung, spaghetti kok dimix dgn salad ?

Ternyata, salad yg dimaksud adalah irisan lettuce segar saja yg ditata sedemikian rupa mengelilingi spaghettinya dipiring. Utk plattingnya terlihat ada effort, dibagian atasnya pun dibubuhi sedikit oregano, ya bolehlah. But rasa dan warna spaghettinya itu sendiri yg mencurigakan, coklat seperti kena kecap, bukan kuning pucat dgn bercak merah warna cabai seperti aglio olio umumnya. Rasanya seperti mie ayam jamur, manis gurih dan banyak potongan jamur yg juicy. Enak sih tp ga cocok aja dgn nama menunya, jauh dr kata nyambung.

seperti kuman yg terus berkembang biak, pertumbuhan jumlah coffee shop di area Gading Serpong terus meningkat. seperti cafe satu ini, Double Bond Coffee Shop, buka sejak tanggal 4 April 2016 lalu di komplek ruko Alicante, Gading Serpong.
signage putih jelasnya cukup mengundang perhatian pengunjung. cukup luas dan banyak seating tersedia di area lantai 1. properti didominasi perabotan kayu dgn warna coklat tua, hitam dan putih.
mengecewakannya adalah servicenya. meskipun masih dalam tahap soft opening dan staff yg bekerja tidak banyak, paling tidak harus tetap ada sapaan terhadap customer yg datang. sedangkan ini tidak demikian, bahkan owner yg ditempat saat itu pun terkesan ketus dan tidak senyum sama sekali. utk mengantar order saya yg hanya 1 item pun lama, mungkin karena barista bertugas hanya 1 yaitu owner sendiri (?)
Cappuccino yg saya terima terasa light bodynya, no acid or bitter. tidak sempat menanyakan beans apa yg digunakan but for me, a cappuccino like this: once is enough.

bukan cuma di gading serpong aja, tapi memang resto yg menjual menu satu ini sangat jarang. tbh, ini pertama kalinya saya temukan dan untungnya buka di area yg tidak jauh dgn tempat tinggal.
tempatnya standar, bukan tipikal cafe yg nyaman utk stay lama ya, tdk ada wifi apalagi sofa ataupun jenis minuman kopi atau semacamnya. menunya sederhana, hanya 1 jenis makanan yg dijual dan beberapa jenis minuman.
Nasi Campur Babi Gulingnya dihargai 45rb seporsi dan isinya beragam: nasi, kulit babi, keringan/kerupuk kulit, urap, sate babi, kacang, sambal matah, jeroan babi kering dan tentunya potongan daging babi gulingnya yg dilengkapi dgn saus bumbu mirip dgn bumbu betutu. disajikan bersama kuah kaldu babi yg gurih dan rich banget. tbh, menurut saya porsinya nasinya kurang mengenyangkan but lauk yg didominasi dgn ketidak-halalan ini benar2 worth it utk dicoba. memang overall rasa tidak lebih baik dibandingkan aslinya di Bali tp cukup memuaskan bagia yg ngidam di area GS, ga perlu jauh ke Bali lagi utk melampiaskan ngidam. :)

dr segi rasa, memang tidak berbeda dgn rasa kerak telor pd umumnya. harganya pun relatif standar yakbi 15rb utk telor ayam dan 18rb utk telor bebek. mba yg berjualan sangat ramah dan cepat meskipun orderan dibuatkan satu per satu. kerak telor bebek yg saya pesan dibuatkan cukup kering dgn taburan bumbu diatasnya yg banyak dan gurih cenderung asin. mengingat jumlah penjualnya di area Gading Serpong yg sedikit sekali, disini bisa jd salah satu pilihan dikala ngidam!

menu chicken wrap disini tergolong mahal, berbeda dgn para pesaing fast food lainnya, di BK paket king chicken wrap lengkap dgn minuman dan fries dihargai 46.5k. friesnya bisa diganti menjadi onion ring dan minumnya pun bs pilih mau soda ataupun lemon tea. chicken wrapnya hanya berupa roti tortilla empuk yg tdk terlalu tebal, menyelimuti potongan lettuce segar dan 2 potong fillet dada ayam crispy yg diberi saus mayonaise. sesimpel itu dan mungkin tdk sebanding dgn harganya. utk rasa standar, saya menyukai kerenyahan potongan daging ayamnya saja dan onion ringnya yg begitu gurih dan didominasi rasa mentega. cocok utk cemilan yg mengganjal perut dikala lapar.

sebelum kunjungan perdana ini, udah sering dgr berita terkait rosso yg katanya sih kopinya enak dan beans yg digunakan adalah hasil roasting sendiri. hasil roastingnya dan houseblend mereka pun udah banyak diperjual belikan dan digunakan oleh coffee shop lain di area tangerang. ga nyangka sih, sebuah roastery hadir di komplek ruko pasar modern. rukonya tidak besar, cenderung sempit malah sebenernya, hanya 2 lantai dan mesin roasting ada dekat pintu masuk.

dr awal masuk, sudah terlihat pengunjung yg datang kesini kebanyakan pecinta kopi sejati, terbukti dari bekas pesanan yg bukan hanya sekedar gelas bekas menu milk based, melainkan properti kopi sajian manual seperti vietnam drip, v60 dan chemex. harga yg ditawarkan pun mengejutkan, affordable parah !!  ga heran kalo pecinta kopi senang datang ke rosso.

contohnya saja menu V60 yang saya pesan, hanya dihargai 28rb saja disaat pd coffee shop umumnya dihargai 40k++. itupun beans bisa dipilih sesuka hati kita, pilihannya banyak, mulai dari Mandheling, Flores, Wamena, Linthong, dsb. saya memilih Flores Bajawa yg beraroma manis namun tastenya kental dgn rasa fruity citrus, nutty dan coklat. enak! karakter asli beansnya keluar dgn kadar acid medium yg terasa. worth it !! 

utk Cappuccino, mereka menggunakan houseblend mereka yg dinamai "Rajawali Blend", body espressonya kuat dgn kadar acid rendah. lumayan dan dihargai hanya 23rb, memuaskan! 

interior roastery sekaligus coffee shop ini cukup menarik perhatian saya. aksesoris banyak terpajang di dinding dan area dinding yg tercat warna kuning gading dihiasi beragam tulisan dan gambar dr pengunjung dan pihak rosso sendiri. bak lukisan, dinding tersebut menjadi bukti pula bahwa pengunjung rosso tidaklah sedikit. pd lantai 2, tersedia spot kecil dgn mainan yg bisa digunakan anak kecil utk bermain. 

coffee shop dgn gaya tradisional lokal ini benar2 menyerupai warung kopi kampung dgn properti didominasi kayu coklat muda. cukup banyak beans yg terpajang di sisi kanan warung dan kesempatan perdana ini, saya mencoba beans Wamena yg disajikan dgn disiram atau lebih dikenal sbg V60 pd jaman sekarang. kurang memperhatikan prosesnya, saya hanya tau disajikan ke meja dgn gelas dan saucer kaca yg terkesan klasik. body wamenanya terasa bold sekali namun sayang karakter nutty nya tdk keluar yang sangat dimungkinkan krn filter dripnya yg terlalu sempit. no acid yg terasa sih, bitternya mendominasi, not too enjoyable for me.

mungkin banyak org udh kenal hotstar dgn menu large fried chickennya, kali ini saya antimainstream cobain menu lainnya yaitu Chicken Bites. ada beberapa tasa yg bisa dipilih seperti original, bbq, black pepper dan pilihan saya jatuh pd seaweed. tingkat kepedasan pun bisa dipilih dan saya pilih yg less spicy.
ga nyangka, ternyata chicken bitesnya bukan seukuran yg sekali lahap saja, cukup besar dan porsinya banyak juga. digoreng crispy dan bumbu seaweed serta bumbu pedasnya terasa pas, tdk terlalu pedas sesuai keinginan saya. potongan daging ayamnya pun juicy di dalam dan besar !

berada di area foodcourt yg bersebelahan dgn Ramayana, kedai satu ini tdk sulit ditemukan mengingat tempatnya yg paling ramai dgn banner jika dibanding dgn pesaing sekitar.
menu yg dijual beragam, selain soto mie jg ada nasi kucing, sop buntut, sop iga sapi dll. kali ini saya mencoba soto mienya, dgn request hanya daging isiannya. seporsinya 20rb, belum termasuk nasi ataupun minum.
rasanya enak; potongan dagingnya empuk banget dan banyak, kuahnya terasa kaldu daging. ditambah perasan jeruk dan cabe juga tambah enak. sayangnya mie yg digunakan keriting instan, bukan tipikal mie telor basah yg umum digunakan dlm menu soto mie. risolnya garing diluar dan dalamnya tdk kosong, ada bihun dan mie juga.