yudistira ishak abrar

Senja adalah bagian waktu dalam hari atau keadaan setengah gelap di bumi sesudah matahari terbenam, ketika piringan matahari secara keseluruhan telah hilang dari cakrawala. Biasanya disaat senja, suasana jadi terasa syahdu, tenang dan melankolis.

Di bilangan Bogor terdapat sebuah kafe yang menggunakan kata senja sebagai namanya. Kala Senja. Ya, kedai kopi ini bernama Kala Senja. Berlokasi di Komplek Pulo Armin, Baranangsiang, kedai ini mengambil gaya modern minimalis sebagai sentuhan utama interiornya.

Bangunan terdiri dari 2 lantai dimana lantai bawah merupakan area sejuk yang bebas asap rokok. Untuk para perokok, Kala Senja menyediakan ruang teras dan lantai atas.

Cafe Mocha (Rp.25.000,-) minuman turunan kopi yang berbalut sirup cokelat. Rasanya cukup manis, nyoklat dan pekat. Ada sensasi kopi dan cokelat yang lumayan menarik. Oke juga, tapi kurang out standing.

Strawberry Macchiato (Rp.25.000,-) masih berupa minuman turunan kopi yang diberi tambahan sirup strawberry. Rasanya paduan antara pekat, manis dan asam strawberry. Lumayan.

Donat (Rp.5.000,-) merupakan menu donat kampung yang empuk, lalu diberi taburan gula bubuk...

Ngopi Doeloe sebuah kafe di jalan Ciheuleut Pakuan, Bogor yang didirkan pada September 2006 di Bandung. Untuk outlet yang ada di Bogor sendiri baru buka pada 1 Juli 2016. Bentuk kafe cukup unik dengan gaya yang artistik dan nyaman.

Cappuccino (Rp.30.500,-++) disajikan didalam gelas yang mengingatkan saya akan game Hayday (kalo pernah maenin game online ini, pasti paham) tiap layer yang berupa foam, espresso dan susunya sengaja dibuat terpisah. Rasanya milky dan agak beda dari kopi di tempat lain.

Roti Bakar Cokelat Kacang (Rp.23.000,-++) tampil dengan anggun bergarnish warna hijau. Satu tangkap roti kampung diberi isian cokelat dan kacang yang dicincang kasar. Siraman susu kental manis rasa cokelat menjadi pelengkap sajian ini. Cukup renyah, unik dan enak...

Siapa yang pernah ke Solo? Mungkin beberapa temen penikmat rasa pernah kesana. Nah, bagi yang belum pernah kesana, cobain deh sekali-kali kunjungi kota yang bernama lain Surakarta ini. Kenapa? Sebab disana banyak destinasi kuliner unik yang dijajakan dalam kemasan sederhana, serta dengan harga yang murah namun memiliki rasa yang enak. Seperti selat solo, sosis solo, jadah bakar, es gempol pleret, susu seger, nasi liwet, sup matahari dan serabi solo.

Nah, kalo kamu salah satu yang belum pernah ke Solo tapi pengen merasakan cita rasa serta sensasi berwisata kuliner disana, cobain deh Resto Solo yang berada di jalan Pajajaran Indah V, Bogor. Memanfaatkan sebuah rumah Joglo khas Jawa, Resto Solo tampak begitu tradisional, otentik sekaligus artistik. Halaman parkir pun cukup luas dengan hamparan kebun yang hijau nan asri.

Selat Solo (Rp.23.000,-) terdiri dari irisan daging sapi, kentang goreng, wortel, buncis, keripik kentang, telur dan kuah. Rasa dari menu ini adalah manis gurih, mirip banget dengan selat solo yang pernah saya coba di daerah asalnya. Yummy.

Nasi Liwet Komplit Istimewa (Rp.37.000,-) terdiri dari nasi, ayam kampung opor, tahu tempe bacem, sayur labu dan sambal. Menu ini juga gak kalah kece, makanan yang Indonesia banget ini terasa gurih dan sedep.

Sosis Solo (Rp.4.000,-) merupakan side dish yang lebih mirip risol daripada sosis ya. Gorengan ini cukup gurih dan nikmat.

Wedang Jahe (Rp.13.000,-) minuman jahe yang tak hanya hangat, tapi juga terasa manis. Kopi Susu Jahe (Rp.13.000,-) merupakan minuman kopi yang diberi tambahan susu dan jahe. Rasanya pahit, manis dan hangat...

Third Wave berada di jalan Prof. DR. H. Andi Hakim Nasoetion, Tegallega, tepat disebelah kampus IPB yang di jalan Pajajaran, Bogor. Tempatnya bertema rustic, modern, minimalis dengan nuansa taman yang hijau dan asri.

Bangunan terbagi kedalam tiga bagian, yaitu depan, lantai 1 dan lantai 2. Wajah Third Wave diawali dengan area teras yang mungil namun nyamannya dapet banget. Tak hanya dibawah, teras yang berbentuk balkon di lantai 2 pun mempunyai tema pemandangan yang sama, yaitu tropical floral.

Masuk kedalam kita langsung disambut barista area sekaligus kasir dan tempat meracik setiap menu yang berhadapan langsung dengan sebuah tangga kecil sebagai akses menuju ke lantai atas. Geser lagi kedalam kita akan menemukan ruangan yang bernuansa rustic dengan konsep unfinishing wall and floor.

Naik ke level atas, kita disuguhkan beberapa tempat duduk yang cukup unik. Ada bangku-bangku pantai warna warni seperti di Bali, ada area private yang sedikit menurun seperti lantai mezzanine dan tentunya balkon. Cukup unik dan artistik.

Cafe Bombon (Rp.23.000,-) segelas kecil espresso dengan susu kental manis. Tingkat ketajaman acidity pada espresso membuat minuman ini berasa nendang banget asemnya. Saya sih suka, tapi porsinya terlalu sedikit.

Latte (Rp.28.000,-) minuman ini disajikan dingin dalam gelas jar yang kekinian. Paduan rasa espresso dengan susunya tipis. Kurang creamy dan kurang special.

HK Style (Rp.33.000,-) segelas espresso yang diberi tambahan teh, susu cair dan susu kental manis. Porsi teh nya cukup membawa sensasi rasa dan harum yang berbeda. But its taste just so so.

Poffertjes (Rp.23.000,-) cemilan yang berbahan dasar mirip panekuk ini disajikan bertabur gula bubuk. Teksturnya renyah diluar dan empuk didalam. Rasanya kaya ada tape-tapenya gitu.

Saussage and Fries (Rp.25.000,-) menu cemilan yang terdiri dari 2 potong sosis yang dibagi 2, serta kentang goreng bertabur peterseli. Just ordinary quick bite...

Saya mencoba MM Juice di dalam Giant. Untuk outlet mini didalam pasar swalayan yang notabene nya menjangkau kelas menengah, menurut saya MM Juice membanderol harga yang cukup mahal. Saya memesan jus Sunkist seharga Rp.47.000,-. Pricey. Rasanya sih enak, lembut dan bersih, tapi tetep aja kemahalan ah...

Syahrini. Siapa yang ga kenal dengan selebritis yang terkenal dengan jargon "alhamdulillah ya, sesuatu" ini? Wanita kelahiran Bogor 1 Agustus 1982 yang kini lebih sering tampil sebagai entertainer, mengikuti jejak rekan artis lainnya dalam hal bisnis. Ya, apalagi kalau bukan usaha kue oleh-oleh khas dari kota masing-masing.

Bisnis kue di kalangan artis memang sedang hip banget nih belakangan ini. Sebut saja Makuta milik Laudya Cintya Bella, Rain Cake milik Shiren Sungkar dan Napoleon milik Tengku Wisnu. Nah kalau Syahrini memberi nama kuenya dengan sebutan Bogor Princess Cake.

Basic kue milik Syahrini terdiri dari tiga lapis. Pastry, bolu dan sejenis fla aneka rasa. Kali ini saya mencoba yang rasa cokelat (Rp.72.000,-). Jika kebanyakan kue artis lain berbentuk persegi panjang, Syahrini justru membuat kue lain dari pada yang lain, yaitu berbentuk segitiga. Cukup unik. Soal rasa, kurang begitu impresif. Bukannya ga enak, tapi tergolong biasa aja menurut saya. Ga ada yang salah dengan pastry, bolu dan fla nya, tapi hanya kurang nendang aja...