yudistira ishak abrar

Ngehe (no)' (adv) 'saat keadaan terlalu mengesalkan dan melebihi ekspektasi, ungkapan yang digunakan ketika KZL dan GMZ terhadap sesuatu yang kelewatan owsom' adalah definisi Ngehe menurut Ali Muhamaram, sang pemilik Makaroni Ngehe.

Berlokasi di Jalan Margonda Raya, tak jauh dari Margonda Residence, Makaroni Ngehe merupakan jajanan yang sempet ngehits beberapa waktu lalu. Menu utama mereka tentunya adalah makaroni yang diberi varian bumbu bubuk sesuai selera.

Setiap pembeli disarankan untuk menyicip terlebih dahulu pesanannya, agar dapat benar-benar sesuai dengan keinginan mereka. Tak hanya makaroni, disini pun ada beberapa jenis cemilan berbeda, yaitu lidi-lidian, otak-otak, mie, bihun dan makaroni basah.

Bumbu bubuk yang mereka tawarkan adalah rasa original yang asin gurih, rasa balado yang pedas manis dan rasa keju yang gurih. Level pedas juga bisa ditambahkan sesuai selera.

Saya sih suka sama makaroni basah rasa baladonya. Tekstur makaroninya empuk, cocok dengan rasa bumbu baladonya. Selain itu, Makaroni Original juga enak. Selain kriuk-kriuk, rasa gurihnya bikin nagih gitu...

Martabak, mendengar namanya saja, benak saya langsung terlintas potongan kue berbahan tepung yang berongga, dengan isian cokelat kacang atau keju. Lelehan mentega yang membasahi jari jemari saat menyantapnya, memberikan sensasi makan yang sangat seru.

Kalau kebanyakan martabak tersaji dalam keadaan dilipat dengan isian ditengahnya, namun di Martabak Orins, kue ini dibiarkan bulat terbuka dengan isian yang terlihat seperti pizza. Outletnya sudah tersebar dibeberapa titik di Jakarta, salah satunya terdapat di jalan Margonda Raya, Depok.

Kali ini saya mencoba Martabak Cokelat Wijen ukuran Sedang (Rp.39.000,-). Lapisan isian cokelat, wijen dan susunya tebel. Tekstur adonan martabaknya empuk dan lembut. Saya sih suka, karena selain toppingnya banyak, rasanya juga enak.

Lalu ada dua Martabak Mini yang saya coba, pertama rasa Pisang Keju (Rp.14.000,-) dan Ovomaltine (Rp.19.000,-). Keduanya masih dibuat dalam adonan martabak yang sama, jadi tekstur dan rasanya ga beda dari yang besar. Isian toppingnya berasa dan pas...

Sore ini saya jalan-jalan disekitar jalan Komjen Pol M. Yasin, Kelapa Dua, Depok. Disebrang Mako Polisi Satwa terdapat sebuah kedai soto baru yang nampaknya menarik, Soto Sukowati namanya.

Bentuknya sederhana dan tidak terlalu besar, namun cukup bersih. Bentuk meja panjang terbuat dari kayu jadi pilihan Soto Sukowati agar dapat menyajikan aneka sate dan side dish diatasnya.

Soto Daging disajikan didalam mangkuk kecil bersama nasi dibawahnya. Kuahnya cukup bening, namun rasanya terlalu pedas merica dan kurang kece menurut saya.

Poin plus mereka justru datang dari Es Teh Manis nya. Rasa yang keluar adalah pekat dan manis. Setelah saya tanya, mereka menggunakan teh cap Dandang. Mantab djiwa...

Donat, doughnut atau donut, merupakan penganan berupa roti berbentuk bulat yang diberi bolongan dibagian tengahnya. Sejarah menyebutkan bahwa donat berasal dari Belanda yang dibawa masuk ke Amerika Utara. Cerita lain menyebutkan bahwa donat berasal dari seorang pelaut asal Denmark yang suka ngemil roti dan tanpa sengaja membolongi bagian tengahnya ke kemudi kapal.

Di Indonesia sendiri donat modern pertama kali diperkenalkan di Jakarta Fair oleh salah satu merk waralaba Amerika pada tahun 1968. Baru pada tahun 1985, toko donat asal Amerika lainnya, membuka cabang pertamanya di Hayam Wuruk. Usaha waralaba donat kembali menggeliat pada tahun 2005, dimana sebuah perusahaan lokal mulai merintis usaha donat yang jauh lebih modern hingga sekarang.

Turut meramaikan usaha waralaba kue bulat, munculah sebuah jenis donat baru bernama Donat Madu Cihanjuang. Mulai beroperasi pada Mei tahun 2010, usaha Donat Madu ini didirikan oleh Ridwan Iskandar dan istrinya Fanina Nisfulaily. Bedanya dengan donat lain adalah mereka menggunakan madu sebagai bahan pemanis.

Untuk satu lusin donat dibanderol dengan harga Ro.50.000,-. Pilihan toppingnya pun sangat beragam, mulai dari cokelat, tiramisu, blueberry, kelapa hingga durian. Tekstur rotinya sangat lembut dan empuk, rasa manisnya pas. Sangat worth it dan affordable...

Commuterline merupakan salah satu alat transportasi yang paling bisa diandalkan dalam hal ketepatan waktu. Kebanyakan para penggunanya adalah masyarakat yang tinggal di Bogor, Depok, Tangerang atau Bekasi, tapi bekerja di daerah Jakarta. Selain murah, cepat dan aman, commuterline juga terasa nyaman, apalagi fasilitas-fasilitas yang tersedia di setiap stasiun, kini semakin lengkap.

Salah satu fasilitasnya adalah keberadaan gerai toserba mini dan jajanan. Memanfaatkan peluang itu, Roti'O menjadi salah satu toko yang membuka outletnya hampir di setiap stasiun. Salah satu cabangnya yang nyaman terdapat di stasiun Pondok Cina. Meski terlihat mungil, namun mereka menyediakan beberapa meja serta kursi untuk pengunjung dapat menikmati aneka menu yang mereka tawarkan.

Roti'O sendiri merupakan roti rasa kopi yang sudah cukup terkenal. Tekstur roti yang empuk dibagian dalam dan renyah dibagian luar, membuat roti ini menjadi salah satu cemilan favorit saya. Pas banget dinikmati selepas berdesakan didalam commuterline pada saat pulang kerja...

Warkop Cumlaude. Berlokasi di jalan H. Amat, Kukusan, Beji, Depok, warkop ini hadir dengan gaya kekinian. Lokasi yang berdekatan dengan kampus UI dan berada di kawasan kost-kostan mahasiswa, membuat kafe sederhana ini ramai dipenuhi para mahasiswa yang masih imut dan menggemaskan.

Bentuk kafe dibuat dengan konsep kayu yang dominan. Seluruh dinding menggunakan material anyaman kayu berupa bilik dan dipasang aneka quote board yang kontemporer. Fasilitas stop kontak yang ada pada tiap meja dan back song top chart, sukses bikin para pengunjung betah. Areanya cukup luas sehingga mampu menampung banyak pengunjung.

Makanan disini harganya murah-murah, tapi rasanya lebih banyak yang under expectation. Pertama ada Niwatori Don (Rp.21.000,-) menu ini merupakan chicken rice bowl dengan taburan daun bawang dan sunny side up sebagai topping. Rasanya agak misah-misah gitu, nasi kemana, ayam kemana dan telor kemana. Kurang kece menurut saya.

Tempe Mendoan (Rp.11.000,-) terdiri dari 5 potong tempe goreng mendoan yang kulitnya dicampur telur. Rasanya lumayan, karen ada sambel kecap yang cukup pedes.

Roti Lab Special (Rp.14.000,-) merupakan roti yang dapat kita pilih 2 rasa sebagai topping sesuai selera. Kali ini saya memilih rasa tiramisu dan greentea. Rasanya nothing special.

Greentea Latte (Rp.9.000,-) rasanya ga berasa banget. Failed. Mirip Greentea Latte, Kopi Susu (Rp.4.500,-) juga rasanya gagal. Gak berasa. Minuman yang mendingan rasanya cuma Nutella Milkshake (Rp.17.000,-). Need more improvement...

Sekala diambil dari kata scale yang berarti skala atau timbangan atau menimbang atau keseimbangan. Itu berarti Sekala Kopi ingin melayani dan selalu memberikan takaran yang pas, sehingga rasa yang diterima adalah sebuah keseimbangan yang hakiki. Sekala juga berarti semua, dimana Sekala Kopi ingin memberikan kenikmatan untuk semua kalangan.

Lahir pada bulan Nopember 2016, lokasinya agak ngumpet di jalan Sawo, tepatnya disalah satu sudut gang yang mengarah ke Stasiun Universitas Indonesia. Aksesnya harus melalui sebuah area parkir motor, barulah kita akan menemukan Sekala Kopi yang tampil dengan konsep modern minimalis ini.

Kedainya sangat mungil. Area tempat duduknya gak banyak, tapi mampu menampung beberapa pengunjung sekaligus. Sentuhan modern minimalisnya sangat kental, sekental seduhan kopi-kopinya. It feels like a hidden gem in town.

Sore ini saya mampir dan menikmati beberapa menu andalan mereka. Pertama adalah Kopi Susu Gang Sawo (Rp.14.000,-) yang saya pilih disajikan dingin. Rasanya cukup creamy dan manis. What a affordable yummy coffee.

Selanjutnya ada Latte (Rp.18.000,-) yang saya pilih disajikan didalam gelas take away. Benar saja pilihan saya, cup take away nya sangat kekinian dan tampil begitu cantik. Apalagi komposisi Latte nya memiliki layer warna yang artistik. Rasanya gak kalah asik dari tampilannya lho. Oke juga.

Lalu ada segelas Cappuccino (Rp.16.000,-). Minuman ini punya lapisan espresso, steamed milk dan foam milk yang seimbang. Hiasan latte art yang hadir diatasnya, makin mempercantik tampilannya. Rasanya creamy dan milky, komposisi espresso yang hadir lebih keluar unsur bitterness nya.

Dan donat (Rp.5.000,-/pcs) jadi pilihan cemilan kali ini. Donat ini memiliki bentuk bulat yang tak beraturan. Teksturnya empuk, rasanya manis dan kaya ada kayu manisnya gitu. Boleh lah...