yudistira ishak abrar

Outlet baru Janji Jiwa ini berada di Jalan Sentosa Raya, Depok 2 Tengah. Bangunan terdiri dari dua lantai dengan gaya desain modern minimalis yang lumayan nyaman dan bikin betah. Lantai bawah dijadikan sebagai area dapur terbuka, seating area dan tempat pemesanan baik untuk take away maupun dine in, tapi berhubung masih pandemi jadi mereka hanya melayani pembelian untuk dibawa pulang saja. Lantai atas terdapat dua jenis seating area, yaitu indoor dan semi outdoor yang terletak pada balkon. Nyaman sih untuk ukuran outlet F&B yang memiliki jumlah menu sederhana.

Es Kopi Soklat (Rp.20.000,-) dan Es Soklat (Rp.18.000,-) sekilas minuman ini tampak sama karena memang dua jenis minuman ini terbuat dari susu dan cokelat cair. Hanya memang yang satu ada tambahan kopinya. Es Kopi Soklat jadi seperti mochaccino dengan paduan kopi dan cokelat yang kentel. Nah kalo Es Soklat nya jadi lebih ringan saat diseruput, mungkin karena tidak adanya unsur kopi sehingga terasa lebih enteng...

Es Kopi Susu (Rp.18.000,-) sebagai pelepas dahaga setelah selesai menyantap Jiwa Toast yang paripurna. Teksturnya kentel dan creamy. Perpaduan antara kopi, susu dan gulanya saling menyempurnakan satu sama lain. Kopinya memiliki karakter asam yang dominan, ditambah susu dan gula yang manis, membuat minuman ini sukses menyentuh lidah saya dengan sensasi menyegarkan...

Holland Bakery, produk lokal rasa internasional. Merintis usahanya sejak tahun 1978, kini mereka memiliki 22 dapur utama dan lebih dari 400 gerai yang tersebar tak hanya di Janodetabek, tapi juga pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Gerainya selalu tampil khas dengan atas bangunan terdapat replika kincir angin.

Tak hanya roti, Holland Bakery pun menyuguhkan beragam kue kering, pudding, cake dan bolu. Salah satu jenis kue bolunya adalah Bolu Gulung Lemon yang dibanderol Rp.75.000,-. Lapisan kue bolu lembut kaya akan susu, keju dan telur yang lembut, digulung dengan olesan selai lemon segar didalamnya. Perpaduan rasa manis, sedikit asam, milky, buttery dan cheezy langsung terasa dalam satu gigitan. Hmmmm yummy...

Kalo makaroni biasanya dimasak jadi mac and cheese, tapi di Mahe alias Makaroni Ngehe malah dijadiin sebagai cemilan aneka bumbu pedas. Berhubung saya engga suka pedes, tapi suka ngemil, jadi pesen yang rasa keju. Secara teksturnya yang crunchy, jadi pas dikunyah tuh kriuk kriuk banget. Bumbu kejunya lumayan bikin nagih, meski bukan yang se-cheezy itu sih. Tapi lumayan banget lah sebagai cemilan sambil nonton drakor, tau-tau abis setoples...

Entah ini jilid yang keberapa, tapi yang jelas Janji Jiwa di depan sebuah klinik deket Jalan Radar Auri ini tampil dengan gaya minimalis seperti gerai-gerai sebelumnya. Masih mengusung konsep coffee to go, Janji Jiwa disini hanya melayani pembeliam take away tanpa menyediakan seating table satu pun. Walau hadir minimalis, tapi mereka terlihat cukup artistik mirip sebuah rumah mungil khas coffeeshop di Jepang (jaelah, kaya pernah ke sono aja, Bambaaaaaang).

Aye aye...Black Pink is in the house yow...bukan dalam bentuk girlband, tapi dalm bentuk sebuah minuman. Black Pink (Rp.28.000,-) minuman non kopi ini terbuat dari susu, cokelat dan strawberry. Perpaduan rasa kesukaan saya, selain manis, tapi juga berasa susunya, cokelatnya dan pasti strawberry nya. Kebetulan minumnya pas lagi buka puasa, jadi makin tambah seger pas lewatin tenggorokan. Kalo engga inget masih banyak cemilan yang belom kemakan, bisa minum dua gelas nih si Black Pink ini...

Awalnya sih cuma buat nyari menu bukaan pas bulan puasa kemarin. Tapi ternyata di salah satu rak Holland Bakery terdapat beberapa tumpukan kue kering seperti nastar, kue kacang dan kue cokelat. Karena perhatian mulai bergeser ke kue kering, jadilah mengambil beberapa kotak. Selain untuk dinikmati sendiri, kue kering ini juga pantes banget dijadikan sebagai hampers buat sanak saudara di tengah pandemi seperti saat ini.

Nastar (Rp.88.000,-) kue legendaris khas lebaran versi Holland Bakery. Perboks nya cukup mahal, tapi keliatan menarik karena kemasannya unik berbentuk persegi panjang dengan gambar kue yang menjadi cover toples. Seperti bentuk toplesnya, kue nastar pun menyerupai persegi panjang berukuran sedang. Teksturnya sangat renyah dan empuk pas dikunyah. Isian nanasnya pun melimpah, jadi semua bagian adonan terasa manis. Aroma susu begitu kuat, jadi wajar lah kalau harganya lumayan tinggi. Ada rupa ada harga...

Perjalanan es kopsus kekinian saya berlanjut ke Kopi Lain Hati. Bukan tanpa alasan mampir dulu ke gerainya yang ada di daerah Pekapuran ini, karena nanti malem kebagian jadwal ronda, supaya kuat melek jadinya ngopi dulu deh. Selama pandemi ini, Kopi Lain Hati hanya menerima pembeliam online dan take away. Padahal gerainya yang disini cukup nyaman dengan desain kekinian yang nyaman dan modern.

Kopi Bucin (Rp.18.000,-) minuman hangat base espresso, susu panas dan taburan cokelat sebagai finishing touch. Tau ga, ternyata sesuai namanya, minuman ini tuh rasanya manis dan pahit, mirip sama yang dirasain para bucin bucin gitu. Nuansa susu datang dengan deras bersama pekatnya kopi dan sentuhan dark chocolate. Porsinya cuma 3/4 paper cup, jadi cukup kentel pas diseruput.

Es Kopi Tikung (Rp.23.000,-) kenapa dinamain tikung? Soalnya es kopi susu ini bukan cuma terbuat dari espresso sama susu aja, tapi juga ada si penikung yaitu tiramisu. Sesuai dengan perannya, tiramisu berhasil jadi tukang tikung yang piawai, dia cukup menonjol dengan nuansa kacang-kacangan serta manisnya. Baru setelah itu ada cita rasa kopi dan susu yang tercerai berai setelah ditikung...