yudistira ishak abrar

Tepat satu setengah tahun lalu mampir ke Oppa Corndog yang lokasinya berada di Jalan Margonda Raya, tak jauh dari Jalan Kapuk. Kala itu demam corndog lagi hype-hype nya, jadi penasaran aja kepengen nyoba. Tapi alih-alih mesen corndog kaya yang di video-video ASMR atau mukbang yang bercita rasa gurih, saya justru kepincut sama corndog mereka yang bercita rasa manis. Jadi masih ga tau corndog yang savory itu macem gimana rasanya. Tapi akhirnya saya nyobain juga nih beberapa jenis corndog savory. Bukan sengaja beli, tapi karena dapet kiriman dari Perkul setelah memenangkan kuisnya di Instagram. Terima kasih banyak Perkul.

Sore ini saya dikirimi 3 buah corndog dari Oppa Corndog. Tiga jenis corndog dengan isian yang sama yaitu sosis moza tapi dengan beragam variasi selimut yakni original, kentang dan mie. Isian moza nya berada dibagian depan dan meleleh semua. Untuk sosis berada dibagian belakang corndog dengan ukuran kecil. Otomatis rasanya cheezy dan gurih. Kalo mau ada tambahan pedes sama creamy tinggal ditambahin saos cabai serta mayonesnya aja. Untuk selimut original lebih tipis karena hanya berupa lapisan adonan saja. Kalo mau lebih crispy pilih yang corndog mie sedangkan kalo mau ada tambahan karbo pilih yang corndog kentang. Overall, enak-enak, saya suka apalagi datang dalam kondisi masih hangat…

Seharian tanpa kopi, membuat saya seolah rindu akan aroma serta cita rasanya yang khas. Karena sebegitu kangennya, saya pun melepas rindu dengan mengunjungi gerai Kopi Ketje yang ada di Cimanggis Square. Tempatnya engga begitu besar, tapi cukup nyaman untuk disinggahi beberapa saat. Konsepnya berupa coffeeshop modern bergaya desain minimalis dengan beberapa mural yang menggambarkan jati diri mereka.

Surprisingly, pelayanan sang pegawainya sangat ramah. Ia menyarankan untuk mencoba salah satu menu yang menurut saya agak aneh bernama Es Kopi Susu Bango (Rp.18.000,-) Awalnya saya khawatir minuman ini bakalan terasa jadi seperti kuah soto atau bakso karena ada tambahan kecap cap Bango nya. Tapi kekhawatiran saya tidak terjadi, justru rasa minuman ini enak dan mirip es kopi susu yang menggunakan gula aren seperti biasa. Kandungan kopi, susu dan kecapnya cakep sih. Enak, unik dan nyentrik…

Makan siang emang udah paling ajip sama nasi Padang. Selain porsinya yang segunung, cita rasanya pun tak terbantahkan. Bahkan salah satu menu di nasi Padang yakni rendang, masuk lagi ke dalam jajaran makanan paling enak di seluruh dunia. No wonder kalo nasi Padang selalu rame di saat jam makan siang. Seperti yang saya lakukan siang ini. Kebetulan ada sebuah kedai makan nasi Padang yang tak jauh dari keberadaan saya hari ini. Tempatnya bernama RM. Ananda. Areanya hanya berisi 5 set meja makan dengan lemari display yang menyimpan aneka lauk di bagian depan. Sang pemilik melayani dengan sangat ramah, membuat saya merasa sangat diterima disini.

Nasi setengah porsi dengan ayam bakar, telur dadar dan sayuran (Rp.25.000,-) menjadi pilihan saya kali ini. Porsi nasi setengahnya masih cukup banyak, jadi saya minta untuk dikurangi lagi. Ayam bakarnya kering hampir mirip ayam goreng yang disajikan dengan serundeng. Rasanya gurih dan ada sensasi asap yang bisa saya resapi. Untuk telor dadarnya sendiri tebal, renyah dibeberapa sisi dan lembut dibagian dalam. Rasa kunyit dan bumbu rempah lainnya begitu kuat, aromatik dan membuat lidah saya harus menyantapnya bersama nasi serta sayuran. Bicara soal bumbu dan rempah, RM. Ananda ini cukup berani dan engga main-main sih. Salah satu nasi Padang pinggir jalan yang enak menurut saya…

Tahu Go ini merupakan salah satu tahu kekinian yang kalo kalian demen jenis tahu renyah, wajib banget buat cicipin. Harganya 1.600 an per buah, soalnya saya beli 5 bayarnya Rp.8.000,-. Secara tampilan sih biasa aja, kaya tahu Sumedang gitu. Tapi pas digigit kriuk banget, rasanya asin, gurih. Tahunya polos, bagian dalemnya engga padet tapi engga kopong juga…

Siapa sih yang engga kenal sama Jovi Adhiguna dengan Street Boba nya? Yup, setelah sukses dengan minuman boba, influencer dengan rambut panjang ini melebarkan usaha F&B nya dengan membuka Gildak. Sebuah tempat makan yang ngejual aneka makanan jajanan jalanan khas Korea. Salah satu gerainya berada di bilangan Tebet, tak jauh dari perempatan ujung distro-distro. Outletnya tampil modern, minimalis lengkap dengan sentuhan ala K-Pop.

Busan O-Bokki Bulgogi (Rp.30.000,-) jadi ini tuh semangkuk odeng dan toppoki dengan kuah manis bertabur wijen. Tak hanya manis, kuah juga bernuansa sedikit pedas dan hangat karena ada tambahan ladanya. Jadi mirip sup hanya memang dihidangkan dalam keadaan tidak hangat. Tekstur toppoki dan odeng nya sendiri cukup lembut, rasanya gurih. Sensasi kenyalnya pas digigit, engga bandel tapi engga langsung pasrah juga.

Hangang Corn Dog Noodle (Rp.28.000,-) cemilan khas Korea ini berisi keju mozzarella dibagian depan dan sosis dibagian belakang. Engga cuma berselimut tepung, tapi ada juga tambahan noodle crumbs. Teksturnya cukup renyah, tapi sayang tersaji dalam keadaan suhu ruang. Rasanya cukup cheezy dan gurih. Tambahan saus kejunya menambah sensasi creamy dan cheezy. Mungkin kalau harganya antara 20-25 ribuan akan lebih sepadan sih menurut saya.

Daegu Ramyeon Gochujang (Rp.9.000,-) karena harganya juga engga mahal, jadi porsinya hanya tersaji didalam papercup kecil. Ramyeon dengan sepotong toppoki ini diberi saus pedas khas Korea bertabur wijen. Ternyata pedasnya lumayan nendang sih. Kombinasi antara cabai dan rempah lain, sehingga terasa tak hanya di dalam mulut, tapi berlanjut hingga ke tenggorokan. Teksturnya sedikit undercook, tapi bukan yang sampe keras belum matang juga, tetep enak pas dikunyah.

Karena ada promo dine in dengan membeli makanan lebih dari 70 ribu dalam satu struk, akhirnya saya mendapat Incheon Chicken Wing yang kalau dijual seharga Rp.30.000,- secara gratis. Berisi 4 potong sayap ayam goreng crispy yang disajikan bersama saus merah bertekstur creamy, bercita rasa sedikit pedas, manis dan asam. Ayamnya sedikit berbumbu dan tepungnya lumayan renyah. Untuk menu gratisan ini sih worth it banget lah. Auto happy jadinya…

Naoki, kedai kopi di daerah Tebet yang mengadopsi gaya negeri sakura. Signage yang menampilkan logo Naoki dengan huruf a nya diganti gambar burung, begitu serasi dengan kusen kayu pada kaca serta pintu depan yang dilengkapi kursi-kursi yang juga terbuat dari kayu. Masuk kedalam pengunjung disuguhkan dengan konsep bar lebih dominan. Naik ke lantai atas, tempat duduk jauh lebih banyak dan beragam yang merupakan ruangan khusus untuk smoking.

Es Kopi Susu (Rp.25.000,-) terlihat dari layer yang tampil dipinggiran gelas, ada tiga warna yaitu coklat pekat berupa gula aren, putih pekat berupa krimer dan coklat muda berupa kombinasi espresso dengan susu. Saya aduk dulu sebelum diminum supaya paduan rasanya menyatu. Pertama yang langsung menyapa lidah adalah manis berkaramel dari gula aren. Setelah itu ada nuansa krimer yang creamy sambil diikuti karakter kopi yang memiliki ciri khas asam menyegarkan. Teksturnya cenderung medium bold, enak dan menyegarkan.

Hazelnut Latte (Rp.31.000,-) tersaji didalam gelas gerabah berhias latte art sederhana namun kaya makna. Aroma hazelnut menguar menyelimuti indera penciuman sesaat setelah bibir ini mendekat kearah gelas. Tekstur lembut bernuansa susu yang diikuti rasa manis langsung menyentuh lidah bersama espresso yang menampilkan karakter kopi asam menyegarkan. Menyesapnya membuat saraf saraf saya seolah tengah dimanjakan oleh pijatan rileksasi yang menenangkan dan terasa nyaman.

Takoyaki (Rp.25.000,-) dihidangkan dalam keadaan masih panas, membuat katsuobushi menari-nari dengan indahnya diatas bola bernama takoyaki. Gigitan pertama yang saya rasakan adalah perpaduan lembut tepung, telur, daun bawang yang menyatu menghasilkan sensasi gurih. Saus khas dan mayones, memberikan rasa manis serta tekstur creamy di lidah. Menu ini cocok dijadikan sebagai temen ngopi bareng temen-temen…

Martbak Kubang Hayuda ini salah satu martabak yang bisa dibilang udah legend di daerah ibukota dan sekitarnya. Menu andalannya sudah pasti martabak telor yang kaya akan rempah. Seporsi Martabak Telur Special mereka seharga Rp.80.000,- yang terdiri dari 20 potongan. Tidak seperti di tempat lain, kotak bawa pulang disini dilapisi daun pisang sebagai alas.

Rasio adonan kulit, telur dan dagingnya 1:1:3, jadi lebih banyak potongan daging. Aroma serta cita rasa rempahnya lebih kuat dari martabak telor di tempat lain. Irisan daun bawang yang banyak menambah harum sajian ini. Tekstur kulit cukup renyah dan tipis, kontras dengan isian yang empuk pas digigit. Kalo kamu tipe penyuka martabak telor yang lebih ringan, pasti ga akan suka karena yang ini sangatlah beraroma dan kaya rempah…

Suatu siang di pertengahan bulan Juni lalu, saya bersama seorang teman berkunjung ke Freja Coffee. Katanya sih coffeeshop ini merupakan definisi dari hidden gem yang sebenarnya. Karena penasaran saya pun mengikuti ajakannya untuk pergi kesana. Ternyata lokasinya beneran sengumpet itu. Berada di kawasan pertokoan di Jalan Soepomo, Tebet, akses menuju Freja harus melalui sebuah jalan kolong mirip underpass yang mengarah ke belakang. Freja sendiri menghuni lantai 2, jadi pengunjung harus menaiki beberapa anak tangga yang lumayan estetik buat foto-foto terlebih dahulu.

Interior dibuat cukup feminim dengan permainan warna-warna pucat mulai dari abu-abu, hijau dan merah jambu. Sebuah sofa di sudut ruang menemani barista area di ruang non smoking yang meski mungil tapi cukup nyaman. Disebelahnya terdapat ruangan smoking indoor yang lebih luas memanjang ke belakang yang dibatasi dinding kaca dan barisan pohon bambu artifisial. Disini meja kursi lebih berwarna dan beragam, jadi tampak tidak monoton. Ornamen-ornamen ruang seperti artifisial floral, anyaman, cermin dan lukisan bertema tumbuh-tumbuhan menambah kesan estetik.

Sayang pada saat saya mampir kafe ini sepertinya belum siap sepenuhnya, karena beberapa menu tidak dapat dipesan. Akhirnya saya pun memilih menikmati Freja Milky Coffee (Rp.22.000,-) yaitu palm sugar coffee versi mereka. Rasa kopinya cukup lembut hanya memang kombinasinya belum masuk kedalam daftar es kopsus favorit saya. Kalau teman saya memesan Cloudy Sunset (Rp.28.000,-) yaitu racikan antara orange & coffee. Rasanya cukup menyegarkan, ringan dan sensasi asem manis pekatnya pas dilidah…