yudistira ishak abrar

From Depok to Jakarta, Hanggar Kopi mencoba hadir melengkapi dunia perkopian ibukota. Mulai berkiprah sejak awal tahun 2018, Hanggar Kopi menurut saya mampu menyuguhkan minuman kopi yang enak. Outlet terbarunya mengisi salah satu sisi jalan di bilangan Condet. Menempati area depan sebuah bangunan unik dengan halaman cukup luas, membuat Hanggar tampak seperti sebuah kastil dengan dominasi seating area outdoor berpayungkan lampu-lampu bohlam.

Ruang indoor-nya sangat mungil, yang sekaligus menjadi akses masuk ke sebuah usaha barbershop. Disini hanya ada barista area dan sebuah meja mini bar yang menempel ke jendela depan. Kebetulan saat mampir ada paket promo nih, yaitu Es Kopi Setia dan Pisang Goreng hanya seharga Rp.33.000,-. Es kopsusnya masih enak, paduan kopi, susu dan gula arennya kentel banget. Sekali seruput langsung bahagia gitu.

Nah kalo pisang gorengnya jangan ditanya deh, soalnya enak parah sih. Pisangnya sendiri matang pohon, jadi udah manis alami dan berkaramel. Udah gitu ada tambahan gula bubuk yang ditaburin diatasnya, jadi tambah manis. Kulit luar pisang begitu crispy, jadi kontras dengan tekstur bagian dalam yang lembut. Selain itu juga saya mencoba Japanese Cold Brew (Rp.20.000,-) beans dari Simalungun. Rasanya seger, kaya akan sensasi fruity dan acidity...

Kultusan Coffee kedai kopi yang berada di bilangan Tanjung Barat ini cocok banget buat kamu para smokers. Pasalnya semua area disini dibuat khusus untuk smoking, baik di lantai bawah maupun lantai atas. Bagi saya sih engga nyaman, karena saya bukan perokok aktif, jadi rugi aja kalo harus berlama-lama nongkrong disini. Padahal di beberapa dinding diberi hiasan mural yang artistik lho, tapi ya itu balik lagi, smoking area semua guys. Segi pelayanan cukup ramah dan berusaha untuk komunikatif dengan pengunjung.

Minuman yang saya pesen Es Kopi Susu Pandan (Rp.23.000,-) dan Cotton Candy (Rp.23.000,-) soal rasa minuman mereka lumayan nyegerin. Es Kopi Susu menonjolkan kesan manis baru diikuti dengan unsur kopi yang dibangun oleh karakter asam dengan sedikit nuansa bitter di belakang. Kalo Cotton Candy sih ini minuman girly berwarna biru ngejreng yang rasanya mirip permen karet yang manis gitu. Jadi buat kamu para perokok aktif, monggo mampir kesini, pasti bakalan betah...

Jaya Kopi and Living Space berada di sebuah daerah perumahan di bilangan Gandaria, tepat di Jalan Radio II No. 3. Bentuknya berupa kafe simple memanjang dengan gaya yang cukup maskulin. Engga banyak ornamen yang mereka pajang, menambah kesan minimalis dari kafe ini. Bangunan terdiri dari 2 lantai dan di tiap lantai terdapat ruang indoor serta outdoor.

Es Kopi Jaya tak luput dari perhatian saya kali ini. Minuman ini disajikan dalam wadah yang bisa dibawa pergi berbahan dasar kertas dengan motif logo tempat yang cukup unik. Bicara rasa, Jaya menampilkan es kopsus bercita rasa mirip permen. Kopi susunya lembut, manis, tapi engga ninggalin sensasi kopinya. Pesanan teman saya seperti biasa adalah kopi Manual Brew, beans berasal dari daerah Pantan Musara, Gayo. Rasanya sedikit ringan, tapi komposisi asamnya asyik dan nyegerin.

Beruntung saat mampir kami diberi sepotong Classic Custard Tart secara cuma-cuma. Menurut deteksi lidah dan penciuman saya, custard disini aromanya harum dan engga bau amis. Tekstur pie sebagai adonan dasarnya renyah dengan olahan custard yang lembut. Rasa manisnya engga berlebihan, berpadu cantik dengan olahan telur juga krim...

Dari Depok untuk ibukota Jakarta, Nyambi Kopi hadir. Memilih lokasi bersebrangan dengan Stasiun Kebayoran Lama, Nyambi tampil nyentrik menyatu dengan lingkungan sekitar yang memang terkenal dengan pasar barang bekasnya. Muka kedai kopi terlihat sederhana dengan unsur kayu yang dominan. Jendela slide menjadi satu-satunya akses memesan disini.

Meski didepan hanya tersedia 2 kursi saja, tetapi di belakang mereka masih menyediakan kursi untuk duduk-duduk. Kalau saja bagian dalam ditata lebih rapi, mungkin akan terasa lebih nyaman. Kali ini saya nyicipin menu Japanese Ice Coffee (Rp.15.000,-) menggunakan beans Ethiopia Sidamo yang rasanya seger dengan varian sensasi floral dan nutty yang mengisi silih berganti...

Elud engga cuma jual roti, aneka bolu dan cake ulang tahun saja, tapi juga pisang bolen dua rasa yang merupakan salah satu cemilan favorit saya. Pas ngeliat harganya yang engga gitu mahal, hanya Rp.35.500,- saja, langsung deh saya comot sekotak. Dalam satu kotak berisi 10 buah yang terdiri dari dua rasa, yaitu 5 rasa coklat dan 5 rasa keju. Tekstur pastry-nya empuk, isian pisangnya pun manis dan lembut. Meski menurut saya agak salty, tapi masih oke kok. Coklat dan kejunya pas...

Jadwal terbang belum tiba, akhirnya saya memutuskan untuk makan siang di Imperial Kitchen Bandara Soetta Terminal 2. Desainnya sama dengan gerai-gerainya di mall, menampilkan gaya yang nyaman, modern dan bikin nikmat suasana makan.

Tahu Goreng Lada Garam (Rp.36.900,-) tahunya digoreng lalu disajikan dengan taburan lada, garam, daun bawang dan bawang putih. Teksturnya lembut banget, tapi agak basah, mungkin karena si tahu belum terlalu kering.

Sup Jagung dengan Daging Ayam (Rp.33.900,-) disajikan dalam mangkuk kecil, sup ini memiliki tekstur creamy. Isian ayam, jagung dan kocokan telurnya melimpah, sehingga mengeluarkan sensasi rasa gurih, kentel, dan sedikit manis.

Mie Goreng Udang dengan Saus Spesial (Rp.51.900,-) perbandingan mie dan isiannya seimbang. Udang, telur dan sayurannya membuat menu ini berasa gurih. Saya tambahkan chili oil supaya ada sensasi pedasnya.

Mochi dalam Sup Jahe (Rp.27.900,-) menu yang belom pernah saya icip sama sekali ini ternyata rasanya enak, mirip banget wedang ronde. Kuah jahenya hangat dan manis. Isian mochi langsung buyar saat dikunyah dan mengeluarkan tumbukan kacang tanah yang nikmat...