Ika Nurhayati

Sudah lama juga enggak mampir, kebetulan mau mengetik di luar kantor dan bisanya mampir di Kuncit. Cabang di Kuncit ini lumayan nyaman, banyak sofanya dan ada juga area smoking di paling belakang. Stafnya sigap, hidangan cepat tersaji, tidak sampai 10 menit. Sayang ternyata WiFi-nya lemot.

Saya pesan avocado coffee (60 ribu belum tax) yang katanya recommended dan dory en oats (78.500 belum tax). Saya pernah beberapa kali makan dori di Excelso termasuk yang pakai saus lemon, meski sudah lama, dan cocok. Begitu pula dori berbalut tepung oat ini, matangnya bagus, renyah luarnya dan lembut dalamnya. Kentang gorengnya juga banyak tapi standarlah.

Avocado coffee, hmmm, mungkin kopi kayak begini bukan selera saya. Enak sih kalau tersedot atau tersendok bagian yang ada es krim vanilanya--bisa juga pilih es krim moka--tapi selebihnya biasa saja. Saya pesan ini karena malas lihat harga latte dan cappuccino di kisaran 47 ribu rupiah (minus tax), soalnya seingat saya rasanya biasa.

Ada lagi kafe yang bergaya kekinian di Bogor, dengan permainan kaca, tanaman, dan perabot kayu plus sofa nyaman, termasuk di area smoking. Belum sepenuhnya jadi saja sudah ada sekelompok orang foto-foto OOTD. Letaknya enggak jauh dari beberapa kafe populer di Bogor termasuk Popolo.

Saya dan teman pesan iced latte, iced mocha, dan pancake banana. Harga sudah termasuk tax-service tapi sedikit di atas rata-rata kafe di Bogor. Iced latte (35 ribu), pakai house blend campuran kopi Brasil, Kolombia, dan Ethiopia sebetulnya enak, berasa mantap kopinya, cuma latte ini masih sedikit watery. Sebaliknya iced mocha, mungkin karena kopinya mantap itu, malah kurang terasa cokelatnya.

Pancake banana menurut kami kemahalan untuk 60 ribu. Kurang tahu sih ya apakah bahan yang dipakai premium, tapi rasanya biasa dan pisangnya juga tidak dikaramelisasi dulu jadi kurang istimewa.

Ini kali pertama saya mencicipi pisang nugget, lantaran outlet pisang nugget menumpuknya di Jakarta Utara-Timur-Barat dan enggak tega minta abang ojek online mengantar ke Selatan. Eh pas depan Kaleyo, mata langsung berbinar-binar baca tulisan The Banaboo di dekatnya. Yes mampir!

The Banaboo ini hanya berupa kios kecil, dengan bagian kassa dan pengemasan di depan dan pengolahan di belakangnya. Pembeli antre bersaing dengan abang ojek tapi untungnya antreannya enggak panjang. Cukup menunggu 15 menitan saja. Tadinya ingin pesan dua rasa (24 ribu) matcha oreo, eh tapi oreo stoknya lagi habis. Akhirnya pesan rasa strawberry almond.

Karena saya penggemar pisgor, pisang nugget ini ya enaklah buat saya. Cuma ukurannya kecil-kecil, tapi karena saya belum punya perbandingan lain, belum bisa komen lebih lanjut.

Baru buka hari ini, pantas baru lihat. Tempatnya di lantai GF, di balik panggung utama. Cukup luas, bangkunya kebanyakan kayu tapi ada juga beberapa sofa.

Stafnya ramah dan memahami produk. Karena baru buka, ada promo free upsize kalau follow Instagram Caribou, sampai akhir bulan depan. Lagi ingin latte dengan flavor tapi yang tidak terlalu manis--soalnya dulu di cabang lain pernah coba latte rasa caramel apa deh lupa, kemanisan. Saya disarankan pesan creme brulee dengan tingkat manis yang dikurangi. Pesan iced creme brulee ukuran small (60 ribu), disuguhkan ukuran medium, wow saya lupa kalau medium-nya Caribou itu sama dengan large-nya kafe lain ya.

Lumayan deh si creme brulee ini. Kopinya memang cuma terasa sedikit--buat saya yang terbiasa dengan latte 2 shot--tapi yang penting enggak kemanisan. Kayaknya creme brulee ini bakal jadi kopi favorit saya di Caribou. Next time mau sekalian beli makanannya, soalnya tadi sudah kemalaman pas mampir.

Ternyata Maxx Corner ini menempati areanya eks Dunkin. Interiornya kekinian, dengan adanya tembok bata, lantai semen, dan perabot kayu.

Harga minuman termasuk kopi di bawah Maxx Coffee, variasinya banyak yang beda. Yang juga beda adalah di meja bar kopi tersedia jajanan pasar kayak risol dan lupis yang harganya di bawah 10 ribu rupiah.

Ada pula camilan lain yang harus diolah atau dipanaskan lebih dulu seperti aneka sandwich manis, makaroni, hot dog sampai singkong goreng. Pastry juga ada tapi harganya sama kayaknya dengan di Maxx Coffee, atau cuma beda sedikit.

Pas datang setelah jam maksi, Maxx Corner ini dipadati orang kantoran dan anak kuliah. Saya ingin pesan lasagna tapi stok kosong, akhirnya ganti dengan macaroni schotel (29 ribu). Saya juga ambil risol ragout (7 ribu) dan stafnya merekomendasikan iced melaka latte (24 ribu), ketika saya bertanya tentang kopi andalan Maxx Corner.

Melaka latte, yang menggunakan campuran brown sugar syrup, yay! Suka banget rasa brown sugar syrup-nya. Bahkan lebih enak daripada latte manis lain di grup Maxx satunya, kecuali yang rasa roasted almond. Positif demi melaka latte ini, Maxx Corner bakal jadi salah satu tempat ngopi favorit dekat kantor.

Macaroni schotel lumayan enak dan mengenyangkan, padat meski terlihat kecil. Risol ragoutnya sih biasa, mungkin karena bukan gorengan baru jadi kulitnya agak alot. Kunjungan berikut, saya mau coba singkong goreng, dan melaka latte lagi ya.

Ini review hanya untuk bakery-nya saja, karena belum sempat makan di sini. Saya mampir weekend tujuannya buat beli bolu mocca nougat, eh sudah habis padahal belum masuk jam maksi. Kata stafnya masih dalam proses dibuat lagi.

Akhirnya saya bungkus 2 bolu mocca meses (satunya 29 ribu, sudah termasuk tax), 1 bolu cheese slice (29 ribu), dan 2 donat nutella (18 ribu). Kata ibu saya yang penggemar bolu jadul, baik mocca meses maupun cheese slice enak. Kalau dia bilang enak berarti benaran enak, soalnya picky banget kalau soal cake. Donat nutellanya juga enak, enak banget banget malah. Meski ada bagian dari isinya luber di dalam kemasan, yang masih di dalam donat lebih banyak lagi! Jadiii meski harga cake dan donat ini di atas rata-rata, terbayarlah dengan rasanya.

Brood-en-boter ini sendiri tempatnya asyik buat hang out atau buat arisan. Weekend dari pagi kayaknya sudah penuh rombongan keluarga, tapi bisa reservasi tempat kok sebelumnya biar enggak kecewa. Saya masih ingin mencicipi makanan beratnya nanti juga kopinya, tergiur lihat pesanan latte orang lain.