Gregorius Bayu | ig: exploresto

Untuk pertama kalinya, aku menjajal warung makan malam di jalan nasution pasca Cicaheum (maksudnya yang ke arah Ujung Berung setelah Terminal Cicaheum). Aku memilih ini karena ini warung pertama yang posternya memikat hati .. (padahal biasa aja sih tapi yang paling bagus aja kerapihan posternya)
Aku memesan nasgor biasa. Harganya 14K, sedikit lebih mahal dibanding nasgor kosan. Mungkin karena posisinya bukan di kosan ... ?
Rasanya juga standar sih. Memang tidak mengecewakan tapi tidak "enak banget" gitu. Cukup pantas untuk sebuah bintang 4.
Overall, sejujurnya rasa dan suasananya seperti warung pinggir jalan biasa. Cuma menurutku warung ini lebih rapi dibanding warung pinggir jalan sekitarnya. Selamat mencoba!

Jadi, karena berdasarkan review di pergikuliner bapao ini punya rating tinggi, aku pun mengunjunginya pagi ini.
Di awal2 aku bingung banget nyari tempat ini. Karena kalo biasanya bakpao itu dijual di sebuah warung yang lokasinya pinggir jalan, bapao disini dijual di rumah (yang bener2 kayak rumah biasa) dengan plang A4 warna merah bertuliskan "BAPAU" dengan tulisan warna putih. Udah ...
Akhirnya, dengan penuh keheranan aku pun masuk ke garasinya, ditanya mau pesan apa. Aku pun menanyakan harganya berapa, lalu dijawab "15K mas.." ... "What??" jujur aja aku kaget banget. Karena bapau gerejaku biasanya dijual 8K. Ini 2x nya. (mungkin karena isinya babi?). Rencanaku beli 2 buah pun batal. Aku pun membeli 1, dan dibungkus (karena di dalem sepertinya ngga ada tempat makan).
Aku bawa ke kamar kos, aku makan disana. Emm ... Oke, aku mengakui rasanya enak. Rotinya empuk banget, dagingnya juga tebal dan kerasa. Okelah, kalau ternyata isinya memang babi, aku pun mengakui mengapa harganya mencapai 15K.
Overall, ya ... kalau anda hanya orang yang memikirkan rasa, aku bakal sangat merekomendasikan bapau ini. Tapi kalau ada juga mempedulikan fasilitas, aku pikir lebih baik anda pesan via ojek online saja. Mengapa? Silahkan menuju jl. kalipah apo no. 65 .. Selamat mencoba!

    Lagi dalam perjalanan ke atas, tiba - tiba badanku lapar. Untungnya, tiba - tiba juga aku menemukan Lomie ini. Lomie kecil namun terlihat ramai sehingga aku pun penasaran akan rasanya ...

    Karena ternyata ada yg memesan hingga 20 mie (dibungkus sih), aku pun -terpaksa- menunggu lama. Namun aku tidak menyalahkan penjualnya kok, sans ... Btw, fasilitas yang ada di sini juga standar rumah makan mie ayam biasanya. Meja agak tinggi, dan kursi .. 
    Setelah menunggu, Yamin manisku pun tiba. Btw, harganya sekitar 20K. Aku agak kaget dengan harganya tapi aku cukup kagum akan lengkapnya yaminku. Mie, ayam, sayur, bakso, pangsit, kerupuk, semuanya ada. Mantap.. 
     Namun mengenai rasa, sejujurnya dengan harga segitu, aku berekspektasi lebih sih. Tapi setidaknya udah cocok untuk bintang 4. Tidak mengecewakan 
     Overall, sebagai seorang mahasiswa, sejujurnya dengan rasa dan tempat seperti itu aku merasa harga 20K itu kemahalan. Namun mungkin itu disebabkan karena porsiku yang lengkap, sehingga ... Aku pikir Lomie ini tetap lomie yang pantas dikunjungi, kalau pengen lebih murah, tinggal bilang, "Mas, ngga pake bakso", atau "mas, ngga pake pangsit, yaa .... " Selesai

Selamat mencoba!

Saat itu aku sedang menginap di sebuah villa, karena kebetulan aku (dan beberapa temanku) tidak mendapat makan malam, kami pun mencari makan diluar villa. Kebetulan di depan villa kami terdapat warteg yang hampir tutup (katanya tutup abis isya). Yasudahlah, aku dan kawan2 pun makan disana.
Karena sedang ingin makan dikit, aku pun hanya memesan nasi dan tempe, dan ibunya (yang punya warteg), sambil tersenyum keheranan dan berkata, "kok makannya cuma segitu, mas?", pun menghargai Rp5000 untuk makanan itu
Jujur saja, hal utama yang aku sukai adalah keramahan ibu wartegnya terhadap kami. Penuh senyum, penuh perhatian dan keramahan. Kerenn!!
Overall, meskipun begitu, aku pikir aku tidak merekomendasikan ini untuk kalian. Ini hanya warteg biasa, jadi tidak perlu jalan jauh dari Bandung kota untuk hanya makan disini. Namun apabila anda sedang nginap di Villa Ziko, aku pikir tak salah untuk mencoba makan malam di sini .. Selamat mencoba!

Aku sangat bersyukur menemukan restoran 24 jam ini ketika aku dalam perjalanan pulang. Kala itu jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan aku lapar.
Aku pun akhirnya mampir ke sini, suasananya ya biasa aja sih. Tidak ada hiasan artsy apapun. Sehingga ya, aku yakin orang akan ke sini karena ... Ya karena laper aja, hehe
Namun menurutku, pudingnya enak banget... Harga pudingnya 5000, jadi aku beli 2. Dan memang klau beli 1 menurutku ngga bakal puas sih. Pantes banget diapresiasi pudingnya... Good job!
Overall, kalau anda sedang lapar malam2, akhir bulan, dan ada bensin (atau gojek) rasanya tempat ini pas banget buat dikunjungi. Selamat mencoba!

Note : itu aku mesennya bungkus ya hehe ... karena udah malem

"Kantin" ini adalah sebuah Warung Tegal (mungkin itulah yang menyebabkan namanya Tegal Abadi?) yang ada di sebelah Borma Dago.
Secara umum sih ngga ada bedanya dengan warteg pada umumnya. Namun yang membuatku sedikit terkesan adalah mejanya yang bagus banget ... Membuat foto pertama saya seperti makan di restoran. Bagus deh usahanya ..
Secara rasa sih juga cukup enak. Tidak bisa dibilang enak banget sih tapi ya minimal untuk mengenyangkan perut dan menyenangkan lidah sudah pas lah ..
Secara harga ... Total pengeluaran saya adalah 8K. Sehingga, memang standar sih (maksudnya ngga jauh beda dengan warteg yang lain) namun dibandingkan rumah makan yang lain sepertinya jauh lebih murah, dan itu memang keunggulan kantin ini
Overall, secara umum lagi, aku rasa kantin tegal abadi cukup pantas direkomendasikan bagi pembaca yang ingin kenyang dengan dompet tenang dan lidah senang .. Selamat mencoba!

Serba biasa ... Itu lah yang aku rasakan saat makan di sini. Untungnya, biasa bukan berarti mengecewakan. Jadi, secara umum, tidak ada rasa tidak suka dariku untuk warteg ini.
Menunya standar, pelayanannya standar, kebersihannya juga standar .. Harganya (meskipun bisa dibilang murah) adalah harga standar warteg, jari ya .. Normal, I think.
Overall, aku rasa, kalau misalkan kalian lapar, tidak salah untuk mengunjungi warteg ini .. Selamat mencoba!

     Restoran (atau kafe?) ini dari luar memang terlihat menggoda, apalagi jika malam hari. Suasana outdoornya terasa menyejukkan, menyenangkan, membuat kita ingin untuk ngobrol bersama di sana tiap pekan.
     Ketika aku masuk ke dalam, melihat - lihat sejenak, lalu memesan, gambaran itu memang belum pergi dari pikiran. Namun gambaranku mulai berubah saat aku berjalan menuju toiletnya.
     Toiletnya jauh. Sehingga kalau bagian belakangnya lagi sepi dan kamu ke toilet sendiri, rasanya akan sedikit menyeramkan. Namun hal utama yang ingin aku bicarakan adalah banyak sarang laba - laba di langit - langit toiletnya. Iuh :(
     Setelah dari toilet, aku pun mencari kursi tempatku duduk. Namun, saat itu aku tidak menemukan satupun meja kursi yang rapi (secara bentuk), sehingga awal - awal aku juga kebingungan menentukan tempat duduk. Ditambah, adanya binatang seperti kucing (bahkan aku sempat  2 kali melihat tikus!) yang ada disekitarku ... 
       Tak lama, minumanku pun datang. Dan .... Rasanya minuman itu telah menjadi obat bagi semua pandangan burukku terhadap tempat ini. Begitu enak, begitu menyegarkan. Rasanya seperti Milkshake. Tapi, apabila milkshake pada umumnya rasa enaknya akan terasa hanya hingga 4 atau 5 kali tegukan (karena setelah itu kita cuma minum es), banana moo ini tetap enak bahkan hingga akhir tegukan. Perfect kind of milkshake! 
        Mengenai suasananya, itu tadi, aku menyayangkan kurang bersihnya tempat ini karena ... Secara tata ruang sebenarnya tempat ini bagus. Bagus banget. Cuma hal - hal seperti adanya nyamuk yang menggigit kakiku berulang kali itu mengurangi kenyamananku disini. Sayang sekali :(
          Overall, emm ... Menurutku apabila restoran ini ingin berbenah (menambah kebersihannya) aku yakin restoran ini bakal jadi salah satu Milkbar terbaik di kota Bandung. Semangat!!!