Fannie Huang||IG:@fiehuang

Fish & Chips TreeHouse terletak di dalam apartemen Park Royale. Pas masuk, bisa tanya ke security, nanti diarahkan ke lobby Utara 3. Restorannya sendiri beneran hidden, di depan lobby pun nggak ada tulisammya, jadi mesti nanya ke security lagi.

Di dalam tempatnya lumayan luas dan nyamam. Jarak antar meja pun nggak beneran berdekatan banget.

Buat menu di sini beneran super lengkap, deh. Mulai dari appetizer, Western food, Indonesian food sampai oriental food juga ada. Bahkan ada dessert dan ada light bites yang bisa dibeli dalam bentuk frozen, lho. Bahkan di sini juga menyajikan kue kering yang bisa dipesan terlebih dulu, nih.

Kali ini aku mencoba berbagai menu di sini, yakni :

x Kue Kering :

1. Almond Tuile (IDR 155k)

Dalam bahasa Prancis, tuile sendiri bermakna renda. Bentuk kue keringnya pun mirip renda dengan potongan kacang almond yang renyah di setiap gigitan.

Untuk rasa cookiesnya sendiri pas manisnya. Selain itu cookiesnya juga wangi dan gurih karena menggunakan Wysman.

2. Cashew Tuile (IDR 155k)

Berbeda dengan Almond Tuille, kalau yang ini menggunakan kacang cashew. Dibandingkan dengan Almond, yang ini rasanya sedikit lebih manis karena adonannya lebih berasa.

Kalau yang Almond rasanya kacang banget karena ukurannya besar dan butiran utuh, kalau kacang cashew lebih kecil-kecil namun nggak kalah enak. Rasanya tetap gurih dan wangi.

x Appetizer :

1. Croquette (IDR 75k)

Sekilas, harganya memang terkesan tinggi untuk ukuran seporsi kroket. Namun sebenarnya ini masih worth it dibandingkan rasa dan bahan baku yang digunakan.

Rasa kroketnya beneran enak banget. Perpaduan manis dan gurihnya sangat pas. Selain itu teksturnya juga renyah dan sama sekali tidak oily dengan isiam daging sapi yang empuk. Isinya beneran full daging, nggak campur sayur, namun malah jadinya bisa menikmati tekstur adonannya yang gurih tanpa keberadaan sayur yang teksturnya agak mengsnggu dan mungkin mempengaruhi rasa gurihnya.

Selain itu kroket ini juga dilapisi dengan mentega Wysman yang harganya di atas 50 ribu per 200 gram.

2. Cran Ragoon (IDR 75k)

Merupakan kulit pangsit yang digoreng hingga renyah dengan isian kepiting serta cream cheese. Ukuran kulit pangsit yang digunakan pas, nggak terlalu besar atau kecil.

Selain itu teksturnya juga pas. Kulit pangsitmya renyah, namun tidak terlalu kering hingga menjadi tasteless atau bahkan agak pahit.

Rasanya beneran cheesy banget karena isiannya banyak dan gurih. Buat yang suka cheese harus banget cobain ini.

× Main Course :

1. Claypot Seafood Vermicelli (IDR 54.5k)

Ini merupakan salah satu hidangan oriental yang surprisingly lebih enak dari ekspektasiku. Menu ini merupakan vermicelli yang disajikan dalam sapo.

Untuk bahan bakunya menggunakam serai, bawang putih dan bumbu lainnya. Di bagian atas terdaapt seafood dan dibalur tepung serta digoreng. Seafoodnya segar dengan tepung yang renyah dan gurihnya pas.

Bumbunya juga meresap ke dalam vermicellinya dan nggak jadi kering meskipun aku menunggu lebih dari 10 menit karena foto dulu.. Layaknya hidangan oriental pada umumnya, rasa dan aroma bawang putihnya strong sehingga wangi dan gurih.

Mungkin ini tergantung selera. Kalau kalian suka vermicelli yang agak soft mungkin malah bakal suka. Namun vermicellinya sedikit terlalu soft untuk preferensiku.

2. Salmon Butter + Nasi (IDR 120k)

Sumpah aku beneran suka banget sama menu ini! Ikan salmonnya empuk dan lembut. Dimakan pakai saus butternya jadi beneran nikmat maksimal.

Salmonmya sendiri juga nggak amis dengan saus butter yang rasanya asin gurih. Namun saus butternya pas, nggak.keasinan meski dimakan begitu aja tanpa nasi.

Tekstur nasinya juga pulen dan ternyata cocok juga dimakan pakai daging salmonnya. Kalau misalnya kalian pengen pakai mashed potato juga bisa.

3. Fish Burger & Chips (IDR 54.5k)

Ini salah satu menu yang recommended untuk dicoba kalau kepengen nyobain menu yang affordable. Satu porsi burger ukurannya cukup besar, bahkan bisa sharing juga kalau porsi makanmu nggak terlalu besar.

Bunnya enak. Teksturnya lembut namun bukan jenis yang auto kempes & nempel saat digigit. Saus tartar yang digunakan pun terasa asam segar sekaligus gurih.

Untuk ikannya sendiri menggunakan ikan dori berkualitas dengan kadar air yang rendah, jadi teksturnya lembut namun padat dan nggak berair sehingga bisa menghasilkan ikan yang renyah, di luar dan lembut di dalam.

Ikan dorinya juga sama sekali tidak berbau amis dan well marinated sehingga dagingnya terasa sedikit asin, nggak sekedar plain.

Tekstur kentang gorengnya pun empuk di dalam dan renyah di luar. Satu hal yang aku suka, saus sambal yang digunakan di sini bukan menggunakan saus sambal merk tertentu yang harganya cenderung terjangkau namun kurang dari segi taste. Jadi rasa sambalnya pun enak dan kerasa pedas sekaligus sedikit gurih dari bawang putih. Kentang goremgnya pun jadi terasa lebih nikmat dengan sambal yang juga enak.

4. Dory Grill Sambal Matah + Mashed Potato (IDR 100k)

Ikan dory yang digunakan cukup besar dan segar dengan tekstur sedikit renyah di permukaan karema digrill. Selain itu sambal matahnya cukup banyak dengan rasa yang gurih dan pedasnya masih oke.

Namun mungkin ini persoalan selera. Salah satu kenalanku yang makan bareng merasa suka dengan tekstur mashed potato yang begini. Namun kalau menurutku, rasanya mungkin akan lebih enak kalai sedikit lebih gurih dan teksturnya lebih creamy.

× Minuman :

1. Blackforest Ice Blend (IDR 30k)

Ketika meminum minuman ini, rasanya beneran kayak lagi makan kue Blackforest. Di dalamnya ada potongam buah ceri yang segar.

Namun sesudah kumakan buah cerinya, di minumannya sendiri masih ada rasa ceri yang manis sekaligus asam dan wangi yang berpadu dengan rasa coklat yang cenderung agak pahit.

Meskipun ini minuman coklat, nggak perlu khawatir bakal oversweet karena manisnya beneran pas.

2. Taro Hazelnut Ice Blended (IDR 30k)

Sesuai namanya, minuman ini merupakan perpaduan bunuk taro dengan susu dan potongan kacang hazelnut.

Jarang banget nemu minuman taro yang rasanya nggak manis berlebih kayak minuman di sini. Manisnya pas dan kacangnya menambah cita rasa gurih sehingga menetralisir manisnya.

× Dessert :

1. Green Tea Jelly (IDR 18k)

Merupakan jelly dengan tekstur yang lembut dan seolah meleleh di mulut dengan rasa green tea.

Green teanya cukup wangi dan lumayan terasa. Buat kalian yang kurang suka green tea yang terlalu pahit harus banget mencoba jelly yang satu ini karena rasanya nggak terlalu pahit.

Namun aku sendiri prefer green tea yang cenderung pahit sehingga buatku ini masih sedikit manis untuk ukuran green tea meski masih bisa kunikmati.

2. Coffee Jelly (IDR 18k)

Teksturnya juga lembut dan disajikan dengan susu cair. Rasa kopinya cukup strong menurutku dan rasa jellynya bahkan cenderung pahit.

Berhubung aku kurang suka manis, aku lebih menyukai jelly yang satu ini karena rasanya yang cenderung pahit. Agak jarang menemukan dessert yang rasanya malah pahit seolah minum kopi sungguhan dan aku sangat merekomendasikan ini, terutama buat kalian yang bahkan nggak suka manis namun ingin menikmati dessert.

3. Chocolate Jelly (IDR 18k)

Dessert yang satu ini disajikan demgan susu coklat dan potongan oreo crumble.

Jelly ini juga nggak kalah enak, rasanya cenderung bittersweet ala dsrk chocolate. Pas banget buat dijadikan pencuci mulut karena memang 'membersihkan' after taste yang tersisa dari main course.

4. Lychee Pudding (IDR 29k)

Pudding yang satu ini menggunakan bahan baku yang diimport dari Jepang. Tekstur puddingnya mirip konnyaku, lembut dan padat.

Potongan lycheenya cukup banyak dan rasanya manis sekaligus asam segar.

Hanamasa merupakan salah satu restoran AYCE yang sudah beroperasi selama lebih dari satu dekade. Dulu saya lumayan sering makan di sini karena paling dekat rumah. Namun belakangan mulai jarang.

Kali ini saya berkunjung saat weekdays untuk lunch menggunakan voucher hadiah giveaway & pelayanan cukup ramah meski saya pakai voucher. Dibanding kunjungan terakhir saya lebih dari setahun yang lalu, terdapat perubahan.

Kalau dulu rasa supnya cuma ada beef and chicken, sekarang ada 2 opsi tambahan baru, yakni konbu dan spicy miso. Kalau di AYCE biasanya adanya miso, yang ini spicy miso. Saya sendiri akhirnya mencoba yang spicy miso dan sesuai namanya rasanya juga agak pedas namun misonya cukup strong. Jadi rasanya cenderung gurih pedas.

Untuk opsi daging yakiniku dan robatayakinya tidak banyak berubah. Namun untuk kesegaran daging termasuk seafood tetap terjaga.

Di saat pandemi tempat ini tetap memperhatikan protokol kesehatan. Pengunjung wajib memakai masker di area pengambilan makanan dan disediakan sarung tangan plastik untuk pengambilan.

Untuk side dishmya ada salad, pudding, tempura, chicken wings, dsb. Saya mencoba :

1. Pudding

Sebenarnya puddingnya ada beberapa rasa. Namun saya penasaran dengan pudding pisang berwarna hijau yang belum pernah saya temukan saat makan di Hanamasa dulu.

Selain itu saya juga mencoba pudding coklat yang selalu menjadi favorit saya kalau ke Hanamasa. Seperti biasa, pudding cokkatnya enak. Rasa coklatnya berasa dan manisnya pas. Dimakan begitu aja sudah enak, namun kalau pakai flanya jadi semakin enak.

Untuk pudding pisangnya juga lumayan. Pisangnya nggak sepat dan puddingnya cukup lembut. Dibanding yang coklat, ini nggak terlalu manis.

2. Tempura

Tempura ini disajikan by request. Saya sendiri mesen seporsi karena saya makan sendiri & disajikan 3 potong.

Dari dulu saya suka banget sama tempuranya Hanamasa. Udangnya selalu segar dan renyah dengan tepung yang renyah dan gurih namun tidak oily..

Tempura ini disajikan pas masih hangat dan rasanya masih nikmat. Saya iseng coba merendam sebentar ke kuah spicy miso dan rasanya mantul. Masih ada tekstur renyahnya sedikit dan ada gurih khas miso.

3. Chicken Wings

Merupakan chicken wings yang empuk dengan bumbu sedikit manis namun juga gurih yang cukup meresap. Rasanya juga strong dan dimakan pakai nasi hangat jadi semakin enak.

Potongan ayamnya lumayan besar dan saya juga order seporsi berisi 3 sayap ayam. Ayamnya cukup mengenyangkan & dagingnya lumayan banyak.

Pertama kali nemu nasi kari yang satu ini di aplikasi ojek online & langsung tertarik mau beli sesudah baca review.

Untuk satu porsi Nasi Kari ala Bagan dibanderol dengan harga IDR39k (mungkin lebih murah kalau beli di tempat) dengan daging babi kecap, babi charsiu, telur rebus dan kuah kari khas Bagan.

Kari khas Bagan berbeda dengan kari ala Pontianak maupun Medan yang pernah saya coba. Kuah kari khas Bagan cenderung kental dengan warna kekuningan serta rasa yang lumayan gurih meski tanp isian berup kentang. Selain itu saus karinya cukup banyak sehingga bisa membasahi nasi & lauk.

Saya tidak menyangka telurmya bakal disajika satu bulat utuh, padahal harganya affordable. Telurnya sendiri cukup enak, dimakan begitu saja terasa manisnya.

Sedangkan untuk daging babinya sendiri sama sekali tidak berbau. Sebenarnya saya kurang suka babi kecap, namun saya mencoba babi ini sebelum memakan dengan kuah. Ternyata rasanya enak, babinya nggak bau dan nggak berminyak. Teksturnya empuk dengan bumbu kecap yang manis sekaligus gurih dan meresap ke dalam daging.

Untuk charsiunya pun ada sedikit rasa manis dan nggak alot sama sekali. Nggak cuma itu, porsinya juga cukup besar dan mengenyangkan.

Jin Mu merupakan restoran chineae food yang saat ini telah memiliki 3 cabang. Untuk cabang Pluit Village sendiri terletak dari lantai satu, tidak begitu jauh dari eskalator dekat pintu utama yang memang di area restaurant.

Untuk menunya sendiri tidak hanya sekedar main dishes, bahkan ada juga dimsum hingga la mian. Beberapa menu yang tersedia pun bukan menu mainstream di restoran chinese food pada umumnya.

Condiment yang tersedia di setiap meja juga cukup lengkap. Saya bahkan menemukan minyak cabai yang agak jarang ditemukan di resto chinese food yang.biasa saya kunjungi. Sebagai penikmat minyak cabai, saya sangat senang dengan keberadaan minyak cabai di atas meja. Saat main dishes dihidangkan disajikan sejenis saus sambal dengan rasa pedas sekaligus sedikit manis serta potongan cabai.

Saya mencoba :

1. Tahu Siram Kepiting (IDR 85k)

Seporsi berisi beberapa potong tahu sutra goreng dengan saus kepiting di atasnya serta taburan gojiberry dan sejenis kerupuk babi (?) yang asin gurih.

Tekstur tahunya sangat lembut dan cita rasa kedelainya terasa dan digoreng hingga renyah namun tidak oily maupun terlalu kering. Tingkat kekentalan sausnya pun pas dengan potongan daging kepiting yang cukup banyak.

Sebenarnya sih sausnya merupakan sup asparagus kepiting, namun tanpa asparagusnya. Dan meskipun dimakan begitu saja rasa sausnya gurih dan lezat. Untuk krupuk renyahnya pun terasa gurih dan menambah cita rasa dari hidangan secara keseluruhan.

2. Iga Babi ala Jin Mu (IDR 97k)

Saya sendiri sebenarnya kurang suka iga babi. Berhubung kebetulan nyokap kepengen coba, saya akhirnya ngikut. Dalam persepsi saya, iga babi rasanya tidak enak karena cenderung alot dan hampir tidak ada dagingnya. Kebetulan saya pernah mencoba yang begitu di salah satu restoran yang saya kunjungi dan sejak itu saya tidak berniat mencoba iga babi di manapun.

Waiternya meyakinkan kalau iga babinya empuk. Ketika disajikan , saya memutuskan satu potong. Surprisingly rasanya memang sesuai ucaoan si mas waiter.

Saya yang kurang suka iga babi langsung jatuh cinta dengan hidangan ini pada gigitan pertama. Iga babinya renyah dan sama sekali tidak berbau dengan daging yang empuk. Sekali gigit langsung terasa tekstur dagingnya dan dagingnya juga cukup banyak. Ketika saya makan sepotong, saya tidak sekedar cuma menggerogoti tulang.

Untuk bumbunya menggunakan bawang putih goreng dan potonfan cabaiyang cukupbanyak sehingga terasa gurih namun juga pedas di saat yang sama.

Saya begitu puas dengan cita rasanya hingga berakhir dengan menghabiskan potongan ketiga. Porsinya bahkam cukup besar dan bisa share 3-4 orang.

3. Cumi Goreng Jala (IDR 65k)

Merupakan cumi goreng dengan saus sejenis mayonaisse namun rasanya tidak seasam mayonaisse biasa.

Cuminya pun cukup segar. Padahal tidak dipotong ring, namun cuminya tidak alot, melainkan cenderung crunchy. Tepungmya pun renyah dan sama sekali tidak oily.

Dimakan begitu saja sudah cukup enak, namun kalau mau dimakan pakai saus pedas manis atau minyak cabai juga tetap enak.

4. Nasi Putih

Mungkin ini terkesan absurd. Nasi putih kok direview?

Namun saya sendiri menganggap nasi putih justru sangat memengaruhi cita rasa. Seenak apapun main dishes, jika dimakan bersama nasi putih yang rasanya tidak enak, saya tidak bisa menikmati makanan.

Saya sendiri kurang suka nasi putih yang agak keras, apalagi yang pera hingga seperti butiran. Saya juga kurang suka nasi putih yang sedikit kuning karena baunya cukup tajam buat saya.

Saya menikmati nasi putih di sini dengan rasa yang pulen dan disajikan dengan temperatur yang pas, tidak dingin maupun tidak terlalu panas sehingga bisa langsung dinikmati saat dihidangkan. Temperaturnya tidak terlalu berbeda jauh dengan main dishesnya sehingga menunjang kelezatan hidangan secara keseluruhan.

Nasinya juga tidak kekuningan dan tingkat kematangannya pas, tidak terlalu keras maupun lembek.

Kalau boleh jujur, saya sangat jarang mencoba beberapa menu di restaurant dan seluruhnya sungguhan enak. Biasanya, ada yang biasa aja atau bahkan fail.

Pelayana pun sangat ramah dan responsif. Ketika saya datang, pelayan sigap langsung mengantarkan saya ke meja dan memberikan menu.

Bahkam pelayan sigap. Ketika ada menu yang tidak ada, saya langsung diinformasikan sehingga bisa langsung ganti. Saya nggak di-PHP nunggu lama ternyata menunya nggak ada. Bahkan saat saya berfoto, saya menyingkirkan sendoknya. Salah satu waitress langsung sigap mengambilkan sendok lagi karena mengira menunya disajikan ke meja tetapi belum diberikan sendok.

Begitupun saat saya meminta bungkus sisa makanan karena nggak habis, pelayan begitu sigap.

Overall, restoran ini beneran sangat recommended untuk dicoba.

Coffeegasm merupakan kedai kopi yang terletak tepat bersebelahan dengan lobby 8 Mall of Indonesia. Seating areanya sendiri terdiri dari sekitar 8 atau 9 meja dan terdapat socket outlet di dinding yang berdekatan dengan beberapa meja.

Saya sendiri mampir ke sini setelah hang out bareng temen & terlalu malas buat langsung pulang sehingga memutuskan #metime di sini. Sepertinya tempat ini memang lebih cocok buat #metime atau hang out dalam jumlah kecil, bukan beramai-ramai. Personally saya merasa nyaman, terlebih dapet meja di dekat jendela yang letaknya agak jauh dari meha lain.

Untuk pelayanan cukup ramah & pemabayaran juga bisa pakai debit card maupun e-wallet.

Saya mencoba :

1. Magic (IDR 35k)

Hampir setiap ke coffee shop saya bakal mesen latte karena ngincer latte artnya buat di foto meski di beberapa tempat saya merasa kecewa karena lattenya kurang sesuai selera, entah terlalu foamy atau terlalu banyak susu.

Di sini, kopi yang ada latte art nggak cuma latte. Ada 3 variasi, yakni latte, magic dan satu minuman lagi (lupa namanya) di menu. Semakin banyak gambar gelas kopinya makin strong kopinya.

Nah, saya sengaja pilih magic karena ini minuman kopi dengan latte art yang paling strong. Begitu datang, saya terkejut karena menurut saya latte artnya cantik dari segi bentuk dan gradasi warna. Selain itu latte artnya juga nggak cepet hilang.

Rasa kopinya sendiri memang cenderung strong, bahkan lebih dominan ketimbang susunya. Buat saya, saya prefer kopi yang strong ketimbang rasa susu yang terlalu strong.

Setelah diminum pun tidak meninggalkan rasa kesat di lidah maupun after taste kurang rnak seperti yang saya rasakan kalau minum latte yang kebanyakan susu.

Menurut saya, kalau pengen minum kopi dengan latte art namun kurang suka rasa yang terlalu milky, ini recommended banget.

2. Red Velvet Croissant (IDR 35k)

Croissantnya disajikan hangat dan warnanya cantik dengan taburan kacang di atasnya. Ukuran croissantnya sendiri besar dan bahkan bisa sharing kalau kamu makannya sendikit.

Croissantnya jenis yang renyah di kuar namun bagian dalamnya nggak terasa kering. Di bagian dalamnya ada isian cream cheese yang rasanya merupakan perpaduan manis sekaligus gurih.

Kuantitas cream cheesenya pun pas, nggak terlalu sedikit sampai nggak berasa maupun terlalu banyak sampai sulit merasakan rasa si croissant itu sendiri.

Dengan kuantitas makanan maupun minuman, cita rasa yang ditawarkan dan pelayanan, menurut saya harga yang ditawarkan sangat worth it. Harga di menu pun nett tanpa additional tax, service tax, maupun rounding ke atas yang menurut saya berlebihan (misalnya 59.540 dibulatkan menjadi 60 ribu meski bayar pakai debit card). Padahal sistemnya makanan diserve ke meja customer.

Coffee shop ini beneran recommended banget menurut saya.

Tertarik mencoba cake yang satu ini setelah berkali-kali liat bannernya di Jakarta Dessert Week. Saya auto beli pas lagi harga promo, jadinya cuma IDR20k aja.

Saya mencoba :

1. Yume Ichigo

Aroma kuenya sudah tercium bahkan sebelum saya buka boksnya, super wangi banget.

Di dalamnya terdapat cake yang ukurannya besar, bisa dishare 4-5 orang. Ternyata rasa kuenya beneran seenak wanginya.

Kuenya sendiri lembut dan moist dengan selai strawberry yang menambah cita rasa manis sekaligus sedikit asam. Selainya juga banyak dan kerasa di setiap gigitan.

Untuk bagian atasnya terdapat oats kering yang menambah tekstur renyah. Di bagian bawahnya sedikit gurih.

Sayang banget cake ini cuma tersedia sampai kemarin. Padahal rasanya enakk ❤️