Pertama kali dalam hidup nih mencoba si martabak hits Bandung yang satu ini. Saya tergoda karena menunya cukup unik dan jarang ditemui di Bandung. Yang saya coba namanya Middle East Murtabak, jadi martabak telur dengan bumbu rempah khas timur tengah gitu dan disajikannya juga bukan dengan sambal tapi dengan semacam saus kecap cuka gitu. Rasanya sih b aja, agak berminyak dan sedikit overcook malah. Ya namanya juga mencoba lah ya.
Sebagai sebuah restoran, cafe, resto, or entah apapun namanya; menurut saya sih hal terpenting yang harus menjadi bahan jualannya adalah citarasa. Karena tempat yang instagramable, suasana nyaman, pelayanan baik pun kalau makanannya so-so susah deh.
Sewaktu saya mencoba kembali makan ke Skyline ini, menurut saya sih makanannya B aja. Ga sampai zonk, tapi beberapa kurang worth it untuk harga yang ditawarkan. Kalau dari segi tempat dll sih memang sudah OK punya tidak diragukan lagi. Paling kurang sih tofunya, 40rb untuk 10 potong tahu dengan sambal yang agak kurang match gitu.
Menu yang dipesan: Protein shake, dragon mule, Blue Sky, basil pesto pasta, madam michelle pizza, chicken cordon bleu, skyline tofu
Balik lagi ke masalah preferensi masing-masing orang nih kalau bicara soal sebuah tempat makan: Worth it ga kalau datang bukan mengincar makanannya tapi cuma buat foto-foto narsis eksis dengan citarasa yang kurang? Kalau buat saya pribadi sih engga ya.
Di salah satu cafe milik foodblogger tenar Bandung ini saya agak kecewa dengan citarasa makanannya, tidak ada yang spesial, banyak menu yang sold-out pula. Tempat juga kalau dibilang nyaman ga nyaman-nyaman amat sih. Udah jauh-jauh datang dari Bandung kalau buat begini doang sih pikir 2x degh.
Menu yang dipesan: Tape Krispi, Crispy Enoki, Popcorn chicken, Creme Brulee, Iced Cappuccino, Susu Jahe
Bicara soal bubur enak nih, disantap dikala kondisi badan tidak fit dan udara cukup dingin. Dari sekian banyak bubur di Bandung, yang paling jadi favorit saya itu ya bubur Duti. Walaupun saya juga suka dengan roti bakarnya, tapi buburnya juara sih, apalagi ditambah taburan tongcay, merica, dan sambal yang tersedia di meja. Uuh! Syurga.
Menu yang dipesan: Bubur ayam suwir, cappuccino cingcao
Penasaran coba minuman dari brand ini karena liat promonya seliweran disana-sini gitu loh di linimasa media sosial. Dari sisi tempat tidak begitu nyaman untuk nongkrong lebih ke untuk beli bawa pulang gitu. Dari segi rasa, cokelatnya lumayan enak, foam macchiatonya juga pas. Nah kalau untuk kopi susunya ini yang problem buat saya. Kopinya cenderung asam dan somehow tidak ngeblend aja sama susunya.
Menu yang dipesan: Es kopi gluck gluck, chocomacchi
Entah kenapa hati saya serasa sudah kepincut mati sama yang namanya Gulu-Gulu ini. Sejak pertama minum sampai detik ini belum bosan rasanya, walaupun sudah hampir semua menu saya coba (sudah semua malahan sepertinya). Favorit saya ada sweet cornnya yang manis unik, cheese coffeenya yang tidak terlalu strong, dan pastinya sih black sakuranya yang ada asamnya tapi unik banget. Yang pasti harus dicoba tuh cheese layernya yang keju banget serta brown bobbanya yang kenyal soft.
Menu yang dipesan: Taiwanese Sweet Corn Coffee, cheese black sakura tea with bobba
Biasanya sih aku ga gitu suka sama yang namanya lomie, karena selain terlalu mengenyangkan, rasa kuahnya juga ga gitu cocok sama lidahku, tapi kalau disodorin lomie satu ini sih ga nolak deh, suka banget sama citarasa kuahnya yang tidak terlalu lekoh (apalagi setelah ditambah perasan jeruk dan sambal), mienya juga ga kematengan, dan sayurnya bisa minta ekstra!
Walaupun nama Two Cents sudah lama melanglangbuana di perkopian Bandung, saya baru pernah kesana sekali saja, karena selain tempatnya yang sering penuh dan susah cari parkir, harganya juga diatas rata-rata coffee shop lain. Setelah akhirnya mereka buka cabang di Suju dan mengeluarkan menu es kopi, tertariklah saya untuk mencoba. Sempat kecewa sih karena menu yang saya incar sold out (Kopi Opini Jahe dan Avo), sehingga akhirnya coba yang original. Rasanya tidak terlalu istimewa, agak watery juga. Yah ga lagi deh kesini, mendingan beli es kopi susu langganan aja.
Asiknya bisa kembali makan makanan favorit saya yaitu Nasi Goreng. Apalagi dengan citarasa rempah yang kuat dari Nasi Goreng Mafia. Enak banget sumpah. Favorit saya yang triad karena ada aroma ebi yang dipadukan dengan cabai merah. Seporsi rata-rata dibanderol 25 ribu termasuk dengan kerupuk dan telur dadar/ceplok.
Atas rekomendasi seorang teman foodie saya mencoba makan disini, katanya sih enak karena masaknya pakai arang. Saya pesan menu favorit saya kalau ke tukang nasi goreng tektek yaitu mie nyemek (kuah sedikit). Aroma arangnya lumayan kuat, dan asapnya lumayan sih mengganggu kenikmatan; tapi kalau soal rasa menurut saya tidak ada yang istimewa. Apalagi harganya cukup mahal yaitu 18 ribu.
