Micwengeneral B

Nama Kimu Katsu sih imut. Sayangnya tidak untuk tempat dan servisnya yang di Grand Indonesia.

Tempatnya yang di cabang Grand Indonesia itu agak berantakan walau bisa dilewati troli. Terus, katsunya juga keluarnya lama bisa setengah jam.

Katsunya juga biasa nggak ada yang spesial. Katsudonnya enakan Go! Katsu di foodcourt sama Sushi Go! di PIK Avenue. Yang unik dari katsunya paling cuma tekstur katsunya yang kayak irisan tipis daging yang ditumpuk dan dipanir, makanya tidak keras.

Sama paling yang kayak scotch egg begitu, lapisan daging ayam di scotchnya gurih. Harganya juga untung nggak seberapa mahal, katsunya 50 - 60 ribuan. Dan tax & servis cuma 16.6 persen plus ATM wireless walau juga lama pas bayarnya.

Ya, lambat nih.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Saya sebetulnya sedang tidak begitu mau makan di Sushi Tei karena belakangan lagi nggak begitu sreg rasanya. Namun karena pagi - pagi lagi di Puri Indah Mall dan belum sarapan, plus tahu ada Sushi Tei di sana, akhirnya breakfast di sana.
Breakfast dengan sushi?
Nggak juga, walau saya memang memesan crunchy lobster rollnya yang krispi di bagian dalam rollnya. Saya memesan juga karaage curry ricenya juga, duh masih tidak cukup warm currynya. Currynya juga sekarang biasa padahal karaagenya masih lumayan gurih.
Yah mendingan lah daripada waktu saya makan di Lotte Shopping Avenue. Oh ya, saya pesan juga telur ceplok tambahan (10 ribu) di sana, saya campuri saja ke currynya.
Berdua 250 ribu. Interiornya sih lumayan khas jepang, kayak pakai bambu begitu, dan ramah troli.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Cimory Riverside pernah saya kunjungi juga, dia kalau kita ngarah ke Puncak nanti disebelah kanan.
Makanan disini biasa saja. Susunya yang menurut saya lebih enak dari Momo Milk Bogor pun sebetulnya sekarang masih belum bisa melampaui susunya Greenfields.
Tempatnyalah yang agak gila. Banyak seat, ada yang terbuka viewnya langsung di pinggir sungainya (sesuai namanya, riverside hehehe).
Oh ya, kita juga bisa foto - foto langsung di pinggir sungai, jadi mesti turun tangga dulu kesana. Namun, jangan turun ke pinggir sungai diatas jam 6an, mulai banyak serangga waktu saya kesana jam segitu.
Sayang sungainya juga agak kurang terawat. All in all, areanya lebih cocok dibangun resor ketimbang Cimory itu sendiri berkat viewnya.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Saya lupa kalau di galeri saya tersimpan data mengenai D’Crepes cabang Mall Taman Anggrek. Namun, yang jelas crepes-nya sih memang crunchy, dan cocok dikombinasikan dengan es krimnya. Walau es krimnya enakan Grom, tentu.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Big Burger di Pancious cabang Taman Anggrek sebetulnya lumayan enak, namun dagingnya sedikit kurang gurih. Burger-nya juga tidak sebongsor namanya. Topping-nyalah yang menambah poin : mozzarella, onion, jamur, bacon, dan telur goreng. Burgern-nya 98 ribu.
Balsamic chicken risotto-nya sendiri gurih untuk seharga 83 ribu. Sayangnya porsinya juga kecil. Pelayanannya juga kurang, burger saya diselesaikan dalam 30 menit. Tempatnya sih lebar dan kasual, dan ramah troli, namun agak gelap.
Tax & servis Pancious di sana yaitu 10 dan 6 persen. Bayar dengan ATM sudah wireless. Walaupun demikian, juga dengan burger-nya yang lumayan delicious, all in all, saya tidak begitu memahami penyajian burgernya yang lambat.
Mungkin perlu turbocharger.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

The People's Cafe di Mall Taman Anggrek menunya banyak pilihan, mengejutkan. Namun, saya ke sana hanya ingin nge-snack dulu. Tempatnya colorful mirip Fook Yew dan ramah troli
Saya pesan pizza funghi-nya dan roti bakarnya. Roti bakarnya biasa saja namun pizza-nya ternyata crunchy. Keju mozzarella-nya juga cukup banyak. Pizzanya 55 ribu, tax & servisnya 18.25 persen.
Ini pertama kalinya sih saya ke People's Cafe. Menu yang lainnyalah yang menggoda.
Menu-nya massal.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Di Central Park ada Momoiro juga, dekat sang Java Kitchen. Kali ini saya beli kuenya yang biasa, ada cheesenya tapi saya lupa namanya. Kuenya sih sekali lagi ok saja, mirip bolu kuning yang dijual di sekolahan gitu.

Walau tetap saya lebih demen model yang kayak Fuwa Fuwa begitu ya.

Tak perlu panjang lebar, popcorn milik Chef Tony’s di Neo SOHO ini menurut saya terlalu manis, dan tidak terlalu merata karena ada juga yang berasa asin. Namun, popcorn-nya sejauh yang saya gigit, tidak ada satupun yang keras sih.

Beli sekotak, isi popcorn-nya lumayan banyak.

Saya pernah dibawakan nasi goreng dari Bakmi Gang Kelinci. Nasi gorengnya lumayan, walau tidak sampai memorabel. Dan yang penting, nasi gorengnya banyak sekali, bisa untuk 2 kali makan mungkin hehehe.

Rasa nasinya sendiri manis sedang. Kalau sambalnya saya nggak begitu suka.