Angie Katarina

Xiao La Guo
Tempat nongkrong dan ngemil satay ala china serta mala bowl.
Menurutku perfect datang di sore menjelang malam hari, supaya kena semilir angin dan belum terlalu ramai.

Untuk harga, ya standard sate ala china ya, ga murah dan tipe yang kalau mau makan kenyang, ya kamu pesannya harus banyak dan ya ratusan ribu totalnya hahaha.

Untuk satay nya dibakar dengan bumbu khas yang rasanya gurih asin paprika nendang gitu.
Aku juga pesan salted egg pork belly for share, ini oily dan menurutku kurang gurih yang balance. Berasa telur asin doang.

Overall tempatnya lumayan.
Bir nya ga murah.
Cocok buat nongkrong dengan teman-teman sih.

Aku masih penasaran dengan mala nya hehe.

Baru pertama kali cobain padahal aku currently tinggal sekitaran sini hehehe.

Rumah makan yang nuansa nya kayak kantin, bisa pilih dari menu yang tertulis atau tunjuk-tunjuk ala prasmanan.

Baru cobain 1 menu yaitu lontong sayur ala medan gitu. Isinya lontong, kuah, tauco, orek tempe (enak!!), keripik kentang balado (aduh enak!!).
Dan aku beli sate kerang sebagai additional lauk.
Seporsi cukup mengenyangkan. Dan ga termasuk mahal, tapi ya ga murah juga.

Good thing mereka sediakan air panas untuk sterilkan alat makan (jarang nih liat yang begini).

Next time mau cobain menu lain.

Love-Hate karena tempat makan kayak gini tuh somehow menguntungkan, somehow merugikan 🤣

Harga lauk yang mereka jual menurutku mahal sih. Aku pesan sate ati (10rb) dan sepotong ayam kampung bakar (27rb) kaget banget ayamnya hampir 30rb walaupun aku paham kok ini ayam kampung 🤣 tapi tetap overprice.

Nah yang menguntungkan adalah disini nasi nya free flow, jadi kalau kamu kelaparan dan ga bisa makan lauk tanpa nasi, happy deh nasi nya bebas ambil sepuasnya dengan harga 9rb.

Tapi kalau kamu ga makan nasi, kamu tetap dikenain 9rb karena mereka hitung jumlah orang yang makan 🤣 aku ambil nasi sedikit karena cut carbo pun tetap dihitung 9rb ya rugi banget hahahahaha.

Sambal disediakan di meja, sambalnya ada beberapa macam, mantap. Oh ya mereka juga punya bumbu kacang gitu.
Since aku doyan kuah sayur asem tapi ga makan isian sayur asem, disini juga bisa ambil kuahnya saja for free.

Mereka juga punya lauk-lauk ala rumahan seperti telur semur, cumi dan lain-lain.

Overall menurutku tetap overprice, tapi aku bakal tetap balik terutama kalau lagi pengen makan nasi yang banyak 😂😂

By the way, lauknya enak kok.

Kesini karena lihat di social media ada yang suka banget dengan bakmi ini. Aku yang tinggal dekat sini saja ga pernah tau ada tempat makan bakmi di tengah-tengah perumahan begini hahahaha.

Ga recommended untuk bawa kendaraan roda 4. Ga ada lahan parkir. Kalau problem dengan ini, better delivery saja kalau tinggal ga jauh dari sini, karena banyak kok yang delivery.
Untuk dine in juga hanya tersedia 2 meja besar menurutku cuma muat buat total 10 orang.

Pesan yang standard saja, bakmi bangka pangsit.
Menurutku rasanya standard banget, nothing special, rasa rumahan yang ga unik. Pangsit nya pun standard banget, kuahnya ga gurih.
Still worth to consider untuk bakmi pangsit dibawah 30rb tapi kalau dibilang enak sampai nagih sampai belain jauh-jauh kesini, sama sekali engga menurutku.

Yang jual om-om sudah berumur, so mungkin yang “dijual” rasa orisinil nya bakmi bangka saja kali ya. Don’t expect something specta here.

Tapi aku baca review-review lain sih katanya uyen mereka enak banget. Maybe akan coba next time.

Kesini karena bakso ini terkenal banget ga sih? Sudah banyak yang review di social media juga.

Kalau ga ramai-ramai perginya, aku lebih suggest naik kendaraan roda 2. Asli repot parkirnya, ditambah itu lokasinya kayak di jalan perumahan gitu, jadi ya bikin crowd di jalan saking ramainya padahal aku datang di weekdays dan jam kantoran.

Jujur punya ekspektasi tinggi banget, apakah rasanya enak banget dengan harga murah banget?
I swear seramai itu, sampai ga nyaman makannya hahaha. Tempatnya panas gerah kalau di siang hari.

Aku pesan seporsi bihun bakso + minta tetelan harganya 38rb. Aku akui baksonya betul-betul daging, dan berasa meaty gitu. Kuahnya kurang spesial, gurih penyedap rasa bukan gurih sari-sari daging.

Worth the hype? Engga 🤣 apalagi considered harganya yang (menurutku) ga murah, rasanya ya just nice ga sampai mind blowing, tempatnya, dan lain-lain.

Disini susah pesan kalau request nya banyak, karena ramai banget. Kalau dine in harus dapat duduk dulu baru pesan. Kebayang ga, saat kita makan, orang-orang pada tongkrongin meja kita biar setelah selesai mereka bisa langsung duduk, ga nyaman.

Must try? Boleh, biar ga penasaran, again menurutku lumayan enak khususnya kalau kamu pecinta bakso daging ya, bukan bakso tepungan kaki lima.

Oh ya disini wajib racik pakai sambal yang di meja, pedas menggigit, menurutku ini yang bikin enak.

My 2nd time makan di Fogo, yang sebelumnya di cabang Alam Sutera, kali ini cobain salah satu cabang pertama mereka di awal-awal beberapa tahun lalu.

Despite rasanya, quality wise, menurutku overall masih worth it asalkan kamu makannya banyak sih.
Definitely not the best all you can eat place, tapi kalau fokus kamu pengen makan daging ya Fogo worth to consider. Minusnya 1 sih beberapa jenis daging menurutku banyak lemaknya, dan lemaknya agak annoying gitu. Aku pecinta lemak tapi kalau kebanyakan ya cepet enek kan haha.

Aku datang saat weekend, mereka sih ramai terus ya.
Penyajian dagingnya menurutku somehow agak lama, kayak ready nya lama terus sekalinya ready habisnya juga cepat, jadi ada saat dimana saya ga kebagian daging dan harus menunggu kloter berikutnya daging ready. Sekali ready juga ga banyak, jadi 60 menit terasa agak pendek ya hehe.

Beberapa daging juga ada yang too much fat, kayak lemak doang. Di bagian side dish mereka kebetulan punya soto betawi, ini juga isiannya lemak doang aduh.

Kalau kesini I suggest you to focus ke daging Brazilian nya saja yang keliling (yang lemaknya sedikit) + sosis berlumur honey mustard + ayam madu mereka, ini enak-enak. Grilled pineapple di akhir juga enak, justru ini part yang ditunggu orang-orang kalau ke Fogo kayaknya hahaha.

Dessert mereka saat aku datang sih pudding mangga dengan vla gitu, menurutku ini juga lumayan enak.

Oh ya 1 lagi, agak aneh menurutku mereka ga sediakan minuman yang tawar seperti es teh tawar, infused water atau mineral water, minuman yang disediakan tuh yang manis tapi ga terlalu manis, entah apa maksudnya 🤣😅 they served lemon tea tapi agak hambar, dan blackcurrant tea yang juga agak hambar, ga paham aku 😅 kalau mau air mineral harus pesan lagi, padahal menurutku kayak kenapa sih ga sediain aja!? Imo, kalau makan yang begini, kita kayak butuh minuman yang netral saja, karena makanannya sudah berat.

But still, ga sampai 150rb makan daging sepuasnya, masih akan datang lagi.
Oh ya one more thing, staff yang escort di depan agak jutek.

Gile sih suka banget sama Cabe Ijo secara rasa dan kualitasnya ya. Kalau untuk pelayanan dan food serving time buatku standard saja.

Ordered some of their menus such as: udang cereal, kerang bambu lada hitam, cumi bakar cabe ijo, kepiting saos singapore dan kailan dua rasa.

Selain cumi cabe ijo, the rest yang aku pesan menurutku enak-enak banget! Bumbunya medok, rasanya ga nanggung. Bener-bener tipikal rasa hidangan seafood seleraku hahaha.

Kalau makanan enak tuh ga perlu banyak deskripsi, just go try yourself lah.

Tempat makan khas medan yang menurutku terkenal di kalangannya.
Aku datang di malam hari ramai lho!

Konsepnya kayak pilih lauk, mirip warteg cuma ala medan.
Yang aku coba cuma keripik kentang, sayur nangka, sate kerang dan es markisa, semuanya enak sih.

Jangan lupa cobain ayam ketumbar nya, keliatan enak.

Untuk harga, menurutku cenderung mahal ya. Cuma ga tau apakah memang standar harga makanan khas chinese medan segitu ya 🤣
Secara rasa worth a try kok.
Penyajiannya juga cepat.