Ditraktir bos jadi soal harga merem, tinggal menikmati makanan. Book tempat untuk 25 orang dadakan jelang jam maksi, untung masih ada bangku kosong sederet, karena deretan lain sudah dipesan pihak lain. Imperial Kitchen ini termasuk luas dibanding beberapa lain yang pernah saya datangi, tapi berhubung lokasi dekat perkantoran, tetap ya pas jam makan penuh. Pas buka buku menu sebenarnya mengincar dim sum baru, siew mai dori. Eh tapi katanya lagi enggak ada, kecewaaa.
Saya akhirnya (buat sharing dengan teman-teman juga ya) pesan siew mai rumput laut, lumpia kulit tahu goreng, tim pangsit scallop, kepiting soka lada garam, jamur enoki goreng lada garam, kailan dua rasa, dan tumis buncis sapi cincang. Teman-teman pesan dim sum yang sama, kemudian cakwe udang mayonaise, tim udang jamur shimeji, la mian daging sapi, cumi goreng pedas, nasi goreng buntut, sup jagung dengan daging ayam, kwetiaw goreng pedas, kwetiaw siram sapi, tahu almond, dan macam-macam minuman. Dan entah apa yang dipesan beberapa teman lain yang duduknya agak jauh dari posisi saya.
Berdasar yang saya pesan, yang konsisten rasanya siew mai rumput laut, lumpia kulit tahu goreng, tim pangsit scallop, dan kailan dua rasa. Tumis buncis sedikit keasinan, kepiting soka dan jamur enoki kurang renyah, masih lebih enak di beberapa resto lain. Lalu saya ikut mencicipi beberapa pesanan teman, cumi goreng pedas enak walau penampakannya pucat, sementara nasi goreng buntut biasa saja.
Sayang satu pesanan bersama kami, tumis brokoli dengan udang, terlupakan, dan promo dim sum fiesta tidak tersedia lengkap. Di luar itu staf cekatan dan tanggap, makanan rata-rata cepat terhidang meski suasana resto sangat ramai.